Politik

Aldrin Ramadian, Fahd Pahdepie, dan Suhendar Beradu Gagasan di Tangsel Bicara ke-3 Edisi Khusus “Hari Sumpah Pemuda”

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kembali menggelar Tangsel Bicara ke-3 Edisi Khusus “Hari Sumpah Pemuda”. Konsep diskusi yang diusung kali ini berbeda dari diskusi sebelumnya.

Tiga Bakal Calon (Bacalon) Walikota Tangsel yang hadir sebagai narasumber dalam diskusi kali ini ialah, Aldrin Ramadian, Fahd Pahdepie, dan Suhendar. Ketiga Bacalon ini diuji gagasan dan wawasannya oleh beberapa panelis. Yaitu, Djaka Badranaya selaku akademisi, Athari Fahrhani ketua Permahi Tangerang (Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangsel), Chavcay Saifullah dari perwakilan budayawan, Ahmad Jumaedi Ketua SMSI Tangsel, dan perwakilan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Tangsel Asep Solahudin.

Ketiga Bacalon ini dicecar beberapa pertanyaan oleh para penulis, untuk mengetahui seperti apa gagasan dan wawasan para Bacalon terkait persoalan kaum milenial yang ada di Kota Tangsel. Seperti diketahui, jumlah pemilih milineal pada Pilkada 2020 nanti diperkirakan lebih dari 60 persen.

Bahkan tidak hanya seputar persoalan pemuda saja. Tetapi panelis juga menyinggung soal pertumbuhan Kota Tangsel yang disebut Auto Pilot. Djaka Badranaya, menanyakan bagaimana para Bacalon tersebut menyelesaikan persoalan ketimpangan yang masih ada. Disisi lain wilayah Tangsel berkembang akibat adanya pembangunan besar dari beberapa perusahaan pengembang besar, sementara di sisi lain masih ada wilayah yang masih tertinggal.

Advertisement

Sementara perwakilan dari Permahi, Athari Fahrhani, mencecar para Bacalon dengan menanyakan bagaimana para para Bacalon tersebut mampu menempatkan ilmu, teknologi, dan hukum menjadi landasan dan pembangunan untuk mewujudkan SDM pemuda yang berkualitas.

Ahmad Jumaedi, yang mewakili insan pers mencecar para bacalon mengenai kebijakan yang akan dilakukan untuk pemuda, jika nantinya menjadi Walikota.

Menanggapi pertanyaan itu, Suhendar menjawab bahwa dirinya akan membangun kebijakan anggaran yang pro pemuda. Dia mengatakan, dirinya akan membuka akses seluas-luasnya untuk pemuda dalam terlibat langsung dalam pembangunan di Tangsel ke depannya.

“Tentunya kami sudah memiliki program pembangunan kepemudaan. Dimana dalam pemrogram ini kami berupaya bagaimana integrasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Tangsel ini memiliki tanggungjawab yang sama terhadap pemuda. Sehingga pembangunan pemuda di Tangsel ini tidak hanya menjadi tugas satu OPD saja, tetapi akan kami dorong kebijakan anggaran dimana tanggungjawab pembangunan pemuda menjadi tanggungjawab lintas OPD,” papar dosen Unpam ini.

Advertisement

Sementara Aldrin Ramadian dalam kesempatan itu mengatakan, bahwa dirinya sudah memikirkan mengenai pembangunan pemuda tersebut. Dimana Aldrin akan menyerap aspirasi para pemuda di Tangsel.

“Jadi saya akan lebih banyak menyerap dan mendengar ide segar dan gagasan anak-anak muda Tangsel. Karena kalau kita yang menawarkan gagasan dan ide belum tentu cocok dengan mereka. Sehingga kami akan lebih banyak mendengar. Dari gagasan dan ide mereka lah kami akan menyusun program-program kepemudaan. Sehingga kerjasama antara pemerintah dengan pemuda akan berjalan seimbang dengan baik,” beber Aldrin yang juga Ketua DPD LPM Kota Tangsel.

Sedangkan Fahd Pahdepie, ditanya mengenai kebijakan apa yang akan dibuatnya jika menjadi Walikota. Fahd mengklaim telah menyusun 18 program. Beberapa diantaranya ialah program terkait pembangunan pemuda di Kota Tangsel yang diketahui memiliki populasi lebih besar.

“Seperti program muda berdaya. Dimana dalam program ini saya akan membuat pendidikan tambahan bagi pemuda yang memiliki keahlian khusus. Sehingga kita tidak lagi berbicara menciptakan kelompok muda yang hanya memiliki jiwa wirausaha, tetapi juga memiliki kemampuan berdaya saing. Artinya kami akan menciptakan program kepemudaan agar menjadi pemuda yang memiliki daya saing yang kuat. Dengan kebijakan anggaran inilah kita susun program Muda Berdaya,” paparnya. (jr/fid)

Advertisement

Populer

View Non AMP Version
Exit mobile version