Bisnis
AstraZeneca Operasionalkan 500 Kendaraan Listrik
Perusahaan biofarmasi AstraZeneca berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) serta mitra lokal meluncurkan 500 kendaraan listrik dalam rangka transisi armada operasional AstraZeneca.
Transisi armada kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) berperan besar dalam mewujudkan ambisi nol karbon AstraZeneca untuk mengurangi dampak perusahaan pada lingkungan dan memimpin gerakan dekarbonisasi sektor kesehatan.
Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Se Whan Chon menyampaikan transisi armada ke kendaraan listrik ini merupakan inisiatif keberlanjutan AstraZeneca terhadap Janji Sustainable Healthcare, yang berdampak pada pengurangan hingga 900 ton metrik emisi karbon dari kendaraan operasional perusahaan.
“Kami mendukung inisiatif pemerintah untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik dengan bermitra bersama produsen kendaraan listrik lokal,” ujarnya kepada media dalam acara peluncuran, Selasa (31/10), di Jakarta.
Untuk mencapai target pengurangan emisi berdasarkan Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC) Indonesia, transisi ke sepeda motor listrik atau kendaraan roda dua harus mencapai 1,8 juta pada tahun 2025 dan 13 juta pada tahun 2030, sedangkan kendaraan roda empat harus mencapai 0,4 juta pada tahun 2025 dan 2 juta pada tahun 2030.
“Upaya ini selaras dengan visi pemerintah untuk mengurangi emisi karbon demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Saya berharap hal ini enjadi teladan bagi pelaku sektor kesehatan lainnya untuk peduli pada lingkungan dan diharapkan ini dapat menjadi contoh,” timpal Nani Hendiarti, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves.
Tonggak penting ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT AstraZeneca Indonesia, PT Volta Indonesia Semesta, dan PT Arthaasia Finance.
Iwan Suryaputra, Direktur Volta menegaskan sinergi Volta dengan AstraZeneca merupakan langkah besar dalam ranah mobilitas berkelanjutan.
“Integrasi yang mulus antara sepeda motor listrik Volta ke dalam bisnis kesehatan, menjanjikan dampak yang mendalam dan bermanfaat untuk keberlanjutan lingkungan maupun efisiensi operasional AstraZeneca,” ungkapnya.
Menurut Hoerry Satrio, Head of Corporate Affairs AstraZeneca Indonesia, proses transisi ini akan berlangsung secara bertahap hingga akhir tahun 2024 dan distribusi akan bergantung pada produksi kendaraan listrik dan kesiapan internal.
“Kami akan memulai dengan mengubah armada operasional kami dengan 214 sepeda motor listrik dan 100 mobil listrik, yang akan mengurangi dampak emisi karbon dari aktivitas terkait mobilitas pekerjaan secara signifikan,” jelas Hoerry.
Komitmen keberlangsungan AstraZeneca Indonesia tidak hanya terbatas pada transisi armada operasional menjadi kendaraan listrik saja, namun juga program penanaman pohon di sepanjang sungai Citarum.
Bahkan, AstraZeneca dan Kemenko Marves telah menandatangani nota kesepahaman untuk menanam 10 juta pohon hingga 2025 di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
(rls/MC)