Lifestyle
Autofagi, Proses Detoks Saat Puasa yang Bikin Panjang Umur
Tubuh Anda mengalami banyak perubahan saat berpuasa. Otot dan hati mengeluarkan cadangan energinya, laju metabolisme melambat, dan sel-sel tubuh pun mengalami proses yang disebut autofagi. Autofagi adalah mekanisme pembersihan diri yang terjadi ketika tubuh dilatih untuk puasa selama kurun waktu tertentu.
Autofagi yang dipicu oleh puasa memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan. Proses ini juga dapat bertambah cepat sesuai jenis makanan yang Anda konsumsi saat sahur dan berbuka puasa.
Simak informasi berikut untuk mengenal lebih jauh tentang autofagi dan pengaruhnya bagi tubuh Anda.
Apa itu autofagi?
Ada triliunan sel yang menyusun tubuh manusia. Seiring waktu, molekul-molekul sisa yang terbentuk dari metabolisme sel dapat menumpuk di dalam sel dan menyebabkan kerusakan. Sel yang sudah rusak tidak lagi dibutuhkan dan perlu dibuang.
Autofagi merupakan cara tubuh untuk membersihkan diri dari sel-sel yang sudah tua dan rusak sehingga dapat membentuk sel-sel baru yang lebih sehat. ‘Auto’ artinya ‘diri’ dan ‘phagy’ (fagi) artinya makan. Secara harfiah, autofagi berarti memakan diri sendiri.
Sel yang mengalami autofagi memang ‘memakan’ dirinya sendiri. Ini mungkin terdengar seperti sesuatu yang tidak lazim, tapi proses ini sebetulnya amat bermanfaat. Pasalnya, autofagi adalah proses alamiah yang dapat meremajakan tubuh Anda.
Selama proses autofagi, sel-sel tubuh membuang molekul sampah dan bagian sel yang sudah rusak. Terkadang, autofagi juga menghancurkan molekul dan bagian-bagian sel tersebut, lalu mendaur ulangnya menjadi bagian sel yang baru.
Autofagi ibarat tombol reset pada tubuh. Proses ini membersihkan sekaligus mendaur ulang sel-sel tubuh Anda. Selain itu, autofagi juga meningkatkan kemampuan sel untuk beradaptasi melawan racun dan pemicu kerusakan lain yang menumpuk di dalamnya.
Puasa bisa memicu autofagi
Autofagi merupakan mekanisme yang terjadi secara alamiah dalam tubuh makhluk hidup. Walau demikian, sejumlah faktor diyakini dapat memicu atau mempercepat prosesnya. Salah satu faktor tersebut adalah berpuasa.
Saat berpuasa, tubuh Anda tidak mendapatkan asupan makanan selama belasan jam. Hal ini terus berlangsung selama berhari-hari sehingga tubuh Anda lambat laun terbiasa dengan asupan kalori dan nutrisi yang menurun.
Penurunan asupan kalori ketika puasa membuat sel tubuh mengalami stres. Padahal, sel tubuh memerlukan kalori untuk berfungsi dengan normal. Sel tubuh pun beradaptasi dengan cara mengurangi kalori yang digunakannya untuk menjalani fungsi tersebut.
Pada kondisi minimnya energi, sel tubuh harus bekerja dengan lebih efisien. Caranya, sel-sel tubuh membuang molekul sampah dan bagian sel yang sudah rusak, atau mendaur ulang zat-zat tersebut menjadi bagian sel yang masih berfungsi dengan baik.
Dengan cara ini, sel tubuh dapat bekerja dengan normal walaupun tidak mendapatkan asupan energi yang cukup. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti mengapa sel-sel tubuh bereaksi demikian, tapi yang jelas, proses ini membantu tubuh bertahan hidup.
Manfaat autofagi saat puasa
Beberapa penelitian telah membahas manfaat autofagi bagi kesehatan. Autofagi adalah proses dalam sel yang sangat rumit sehingga manfaatnya mungkin tidak bisa dirasakan secara langsung.
Meski demikian, berikut sejumlah manfaat yang telah dirangkum dari berbagai studi:
1. Mencegah penuaan dini dan membuat panjang umur
Manfaat utama autofagi adalah meremajakan sel tubuh dan mencegah penuaan dini. Selain itu, sel-sel baru yang terbentuk dari proses autofagi juga melindungi tubuh Anda dan secara teknis, membuat Anda lebih panjang umur.
2. Menjaga fungsi tubuh dalam kondisi minim energi
Autofagi menjaga fungsi tubuh tetap normal sekalipun Anda kekurangan sumber energi ketika puasa. Proses ini memang tidak bisa berlangsung selamanya, tapi tubuh Anda setidaknya mendapatkan waktu lebih untuk mendapatkan asupan energi kembali.
3. Mencegah pertumbuhan sel kanker
Pembentukan sel kanker berawal dari adanya sel-sel yang rusak atau bermutasi. Tubuh mengenali sel-sel yang tidak beres ini dan membuangnya melalui proses autofagi. Ini sebabnya autofagi mungkin dapat membantu mengurangi risiko kanker.
4. Menjaga kesehatan hati
Autofagi kerap dihubungkan dengan kesehatan hati. Sebuah studi dalam jurnal Food and Chemical Toxicology menyebutkan bahwa proses ini berpotensi melindungi sel hati dari kerusakan akibat konsumsi obat-obatan dan alkohol.
Tidak hanya itu, autofagi pun diyakini dapat menghambat keparahan beberapa penyakit hati, antara lain:
- Penyakit Wilson
- Gagal hati akut
- Penyakit hati terkait konsumsi alkohol jangka panjang
- Perlemakan hati non-alkoholik
5. Manfaat bagi sel
Selain manfaat yang telah disebutkan, autofagi ketika puasa juga memberikan manfaat lainnya bagi sel-sel tubuh. Beragam manfaat berikut mungkin hanya berpengaruh pada tingkat seluler, tapi tetap tidak dapat dianggap sebelah mata.
Berikut di antaranya:
- Mendaur ulang protein sisa yang sudah tidak terpakai.
- Membuang zat racun yang meningkatkan risiko penyakit saraf seperti penyakit Parkinson atau Alzheimer.
- Menyuplai energi dan sisa zat yang bisa dirombak menjadi sel baru.
- Merangsang regenerasi dan pembaruan sel.
Autofagi merupakan satu dari banyak mekanisme penting yang terjadi ketika seseorang menjalani puasa. Mekanisme ini berfungsi membuang molekul sisa dan bagian sel yang sudah tidak diperlukan sehingga tubuh dapat berfungsi secara efektif.
Meski bermanfaat, autofagi yang berlebihan juga berdampak buruk bagi sel jantung bila berlangsung secara besar-besaran. Jadi, pastikan Anda menjalani puasa dengan wajar tanpa mengurangi asupan kalori secara drastis.
Kabartangsel.com