Pemerintahan
Bina PSK, Pemkot Tangsel Akan Bangun Panti Sosial Berkurikulum Pesantren
Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) merencanakan membangun panti sosial dengan menerapkan pembinaan seperti pesantren untuk membina para penjaja seks komersial (PSK). Panti sosial tersebut lokasinya di daerah terpencil pelosok Propinsi Banten.
Rencana tersebut, diungkapkan Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, Senin (5/1/2015). Menurut dia, langkah tersebut, perlu dilakukan sebagai salah satu upaya Pemkot dalam memberikan efek jera kepada PSK yang tetap membandel melakukan praktek prostitusi. Nantinya, selama di Panti Sosial tersebut, para PSK ini akan dibina dengan kurikulum pesantren.
“Cara ini perlu dilakukan untuk memberi efek jera, karena setiap petugas melakukan razia, selalu mendapatkan PSK yang itu-itu juga di warung remang-remang yang ada di daerah pinggiran Kota Tangsel,” katanya.
Wakil Wali Kota mengaku sempat kewalahan dalam membina para PSK yang tertangkap razia, karena ketika dibawa ke Panti Sosial Pasar Rebo Jakarta Timur, kondisinya terkadang penuh.
Atas kenyataan itu, dulu pihaknya sempat bekerjasama dengan salah satu pesantren di Kabupaten Serang untuk melakukan pembinaan. Para PSK yang terkena razia ditampung disana. Hasilnyaa cukup baik, tidak sedikit PSK yang mendapat pembinaan di pesantren tersebut, kemudian beralih profesi yang lebih baik. Memetik hikmah dari pengalaman itu pihaknya berencana untuk membangun panti sosial dengan kurikulum pesantren di di daerah terpencil.
“Nanti yang ditampung di panti sosial itu, bukan cuma PSK saja, tetapi anak jalanan dan pengemis juga dibawa kesana,” ujarnya. (kb/kt)