Lifestyle
Bolehkah Bayi Disunat Jika Dilahirkan Secara Prematur?
Beberapa orangtua lebih memilih untuk menyunat anaknya ketika masih bayi, bahkan saat baru lahir. Namun bagaimana jika bayi lahir prematur, apakah tetap aman untuk disunat? Apa saja hal yang harus dipertimbangkan jika bayi disunat ketika lahir prematur?
Disunat sejak bayi ternyata baik bagi kesehatan si kecil
Sunat berarti memotong bagian kulit yang menutupi kepala penis (kulup). Tidak perlu menunggu waktu lama, tindakan ini bisa dilakukan dua atau sepuluh hari pertama setelah bayi dilahirkan.
Jika memang ingin dilakukan ketika anak masih bayi, sebaiknya lakukan di rumah sakit dengan bantuan dokter. Sebelum tindakan penyunatan, dokter akan menjelaskan prosedur dan risiko yang mungkin terjadi.
Disunat atau tidak, sebenarnya merupakan pertimbangan dan pilihan diri sendiri maupun keluarga. Dilansir dari Parents, menurut American Academy of Pediatric, terdapat beberapa manfaat bayi disunat bagi kesehatannya, seperti:
- Masalah penis, seperti iritasi, peradangan, dan infeksi
- Infeksi saluran kemih
- Kanker penis
- Fimosis (kulup penis terlalu ketat sehingga tidak dapat ditarik ke bawah saat sedang ereksi)
Bayi prematur perlu langsung disunat atau tidak? Ini yang harus dipertimbangkan
Selain pertimbangan keluarga, bayi dibolehkan disunat atau tidak, juga tergantung dari pertimbangan dokter. Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan menunda atau tidak memperbolehkan bayi untuk disunat. Terutama pada bayi yang lahir prematur dan memiliki kelainan fisik pada penisnya. Kenapa?
Punya sistem imun yang lemah
Bayi yang lahir prematur, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah dibandingkan dengan bayi normal. Bahkan, banyak di antaranya lahir dengan gangguan pernapasan, seperti apnea (napas berhenti sejenak) atau gangguan kronik pada paru. Itu sebabnya bayi dengan kondisi ini butuh perawatan lebih intensif di rumah sakit.
Bayi prematur rentan dengan berbagai infeksi karena lemahnya sistem kekebalan tubuh. Jika bayi disunat, risiko infeksi menjadi lebih besar karena karena adanya luka terbuka bekas pemotongan kulup.
Dilansir dari Kids Health, persentase terjadinya komplikasi pada bayi akibat disunat sebenarnya jarang terjadi sekitar 0,2 sampai 2 persen. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah pendarahan ringan atau infeksi lokal.
Akan tetapi, komplikasi tersebut kemungkinan bisa lebih parah jika sistem kekebalan tubuh anak masih lemah. Hal inilah menjadi pertimbangan dokter untuk menunda tindakan sunat pada bayi prematur.
Apalagi jika bayi lahir dengan kondisi yang mengkhawatirkan, dokter perlu mengetahui kemungkinan risiko yang akan terjadi; apakah prosesnya bisa berakibat fatal atau tidak pada kesehatan bayi.
Lahir dengan kelainan atau gangguan kesehatan tertentu
Kelainan atau gangguan fisik juga sering terjadi pada bayi prematur. Contohnya, kelainan fisik pada penis. Bayi dengan kondisi ini, biasanya tidak memerlukan tindakan penyunatan penis.
Sebab penis bayi perlu diperbaiki, baik bentuk maupun fungsinya lewat proses pembedahan. Pada proses pembedahan ini, akan menggunakan bagian kulup untuk merekonstruksi penis kembali.
Jadi, jika Anda memiliki bayi prematur, perlu mempertimbangan berbagai faktor jika bayi ingin disunat. Lakukan konsultasi kepada dokter lebih dahulu sebelum tindakan penyunatan dilakukan. Dokter akan membantu Anda untuk menentukan apakah bayi memerlukan sunat atau tidak, sekaligus menentukan kapan waktu terbaik bagi bayi untuk disunat.
Kabartangsel.com