Nasional

Cek Fakta: [SALAH] “Data di Mabes TNI berdasarkan Formulir C1”

Nama TNI dicatut agar post terlihat valid, padahal sumber data bukan dari TNI. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

======

KATEGORI

Konten Palsu.

Advertisement

======

SUMBER

http://bit.ly/2GqeR1N, akun “Wiewie Malita” (facebook.com/wiewie.algamar), sudah dibagikan 154 kali per tangkapan layar dibuat.

======

Advertisement

NARASI

Cek tangkapan layar.

======

PENJELASAN

Advertisement

(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten Palsu

Konten baru yang 100% salah dan didesain untuk menipu serta merugikan”.

Pesan SUMBER mencatut TNI untuk membangun premis yang salah agar pesan terlihat berasal dari sumber terpercaya.

——

Advertisement

(2) Klaim “Mabes TNI”, “Babinsa – Koramil” dan “sumber A1” tidak valid karena tidak menyertakan informasi ke sumber referensi yang jelas (misalnya: tautan), ciri khas dari teknik “Appeal to Authority”. Selengkapnya di bagian REFERENSI.

======

REFERENSI

(1) http://bit.ly/2C6EF1U Wikipedia: “Argumen dari otoritas

Advertisement

dari Wikipedia, ensiklopedia gratis

Argumen dari otoritas ( argumentum ab anuctoritate ), juga disebut banding ke otoritas , atau argumentum ad verecundiam , adalah bentuk argumen yang tidak bisa ditolerir [1] di mana dukungan otoritas yang diklaim digunakan sebagai bukti untuk kesimpulan argumen. Ini dikenal sebagai kekeliruan , meskipun beberapa menganggap bahwa itu digunakan dalam bentuk yang meyakinkan ketika semua sisi diskusi sepakat tentang keandalan otoritas dalam konteks yang diberikan. [2] [3] . Penulis lain menganggap itu salah untuk mengutip otoritas pada topik yang dibahas sebagai sarana utama untuk mendukung argumen. [4] …”

(Google Translate, selengkapnya di http://bit.ly/2NFYJMT).

——

Advertisement

(2) REMOTIVI: “Teknik Keempat: Kebenaran ada di Mulut Narasumber

Terkadang untuk memperkuat “make believe” jurnalistik pesan kebencian, media penebar kebencian menambahkan embel-embel seperti “sumber A1”, “orang dalam istana”, dan lain-lain. …

Dalam kerja jurnalistik pernyataan narasumber lazimnya diverifikasi terlebih dahulu dan diberi penjelasan dalam kapasitas apa narasumber memberikan pernyataannya. Pernyataan tersebut mestinya diuji dengan pertanyaan-pertanyaan seperti, apa bukti dari pernyataan tersebut? …”, selengkapnya di http://bit.ly/2XEkuRO.

——

Advertisement

(3) http://bit.ly/2vdlxeO, tautan ke situs arsip untuk keperluan cadangan.

======

Sumber: https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/876271082705428/

Copyright ©

Advertisement

Populer

View Non AMP Version
Exit mobile version