Nasional

Cek Fakta: [SALAH] Kaesang Pangarep (Anak Ketiga Jokowi) Komisaris Perusahaan Batu Bara yang Lagi ‘Nyamar’ Jadi Penjual Pisang & Kopi

Unggahan dari akun Facebook Viral Sejagat ini terbukti keliru. Unggahan berbentuk meme tersebut diangkat dari film “Sexy Killers” yang dibuat oleh Watchdoc. Faktanya, Kaesang Pangerap bukan Komisaris Perusahaan Batu Bara, melainkan Komisaris dari PT. Rakabu Sejahtera. Perusahaan itu pada prinsipnya bergerak di bidang mebel dan furniture. Perusahaan yang dimiliki oleh Jokowi ini juga bergerak di berbagai bidang meliputi pembangunan atau konstruksi, pembebasan lahan, real estate, properti, pengerjaan beton, instalasi mesin, jaringan telekomunikasi, multimedia, reklame dan periklanan, bahkan pengembangan wilayah transmigrasi.

======

Kategori : DISINFORMASI / Misleading Content

======

Advertisement

Sumber : Media Sosial Facebook dan Pertanyaan Anggota Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH)

======

Penjelasan :

Sejak beredarnya film “Sexy Killer” di kanal Youtube akun Watchdoc Image per tanggal 13 April 2018, menjadi bahan perbincangan yang hangat di media sosial.

Advertisement

Bahkan, salah satu akun Facebook bernama Viral Sejagat yang menyalahgunakan momen viralnya film tersebut dengan mengunggah meme berkonten disinformasi.

Akun Viral Sejagat mengunggah meme bertuliskan, “Kaesang Pangarep (anak ketiga Jokowi) Komisaris Perusahaan Batu Bara yang lg ‘nyamar’ jadi penjual Pisang & Kopi” yang disertai foto wajah Kaesang.

Faktanya, Kaesang Pangerap bukan Komisaris Perusahaan Batu Bara, melainkan Komisaris dari PT. Rakabu Sejahtera. Perusahaan itu pada prinsipnya bergerak di bidang mebel dan furniture.

Perusahaan yang dimiliki oleh Jokowi ini tercatat dalam Dokumen Tentang Kepemilikan Perusahaan di Departemen Hukum dan HAM dengan nama PT Rakabu Sejahtera.

Advertisement

Putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka disebut pernah tercatat sebagai pemegang saham dan komisaris perusahaan tersebut. Namun saat ini, posisi Gibran digantikan oleh adiknya, Kaesang Pengarep.

Film tersebut menyoroti dampak buruk pertambangan batu bara terhadap lingkungan, kehidupan dan masyarakat yang ada di sekitar lokasi pertambangan. Tak hanya itu, film ini juga mengungkap para ‘pemain’ dalam perusahaan tambang batu bara tersebut, yang salah satunya adalah Jokowi.

Disebutkan, PT Rakabu Sejahtera pada prinsipnya bergerak di bidang mebel dan furniture. Namun ternyata, saham perusahaan itu juga dimiliki oleh PT Toba Sejahtera milik Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, yang salah satu anak perusahaannya bergerak di bidang tambang dan batu bara.

“Tapi apa kepentingan perusahaan induk PT Toba Sejahtera dengan perusahaan mebel asal Solo?” ujar narator dalam film tersebut.

Advertisement

Ternyata, dalam dokumen PT Rakabu Sejahtera disebutkan, perusahaan ini juga bergerak di berbagai bidang meliputi pembangunan atau konstruksi, pembebasan lahan, real estate, properti, pengerjaan beton, instalasi mesin, jaringan telekomunikasi, multimedia, reklame dan periklanan, bahkan pengembangan wilayah transmigrasi.

“Mebel dan furniture, hanyalah salah satu dari bidang usaha terkait kehutanan. PT Rakabu Sejahtera juga bergerak di bidang pengolahan kayu, pengangkutan hingga industri kebutuhan rumah tangga, yang semua terkait produk turunan kelapa sawit atau kayu,” imbuhnya.

Perusahaan milik keluarga Jokowi itu didirikan pada tahun 2009. Modal awal yang diperlukan untuk mendirikan perusahaan itu cukup besar, mengingat banyaknya cakupan usaha, yaitu sebesar Rp 31 Miliar.

Watchdoc adalah rumah produksi audio visual yang berdiri sejak 2009. Sejumlah karya video dokumenter, komersial dan nonkomersial telah berhasil diproduksi, dan meraih sejumlah penghargaan.

Advertisement

Sexy Killers merupakan bagian terakhir dari rangkaian dokumenter hasil Ekspedisi Indonesia Biru. Ini hasil perjalanan dua jurnalis videografer, Dandhy Dwi Laksono dan Ucok Suparta, keliling Indonesia pada 2015.

Dari perjalanan itu mereka menghasilkan 12 film dokumenter tentang isu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dua di antaranya adalah Kala Benoa, tentang gerakan Bali tolak reklamasi Teluk Benoa; dan (A)simetris, tentang industri kelapa sawit.

Menurut Dandhy yang bertindak sebagai sutradara, bagian inti Sexy Killers dikerjakan selama Ekspedisi Indonesia Biru dengan mengambil lokasi Kalimantan Timur (Kaltim). Pengembangan cerita dilakukan di beberapa daerah seperti Jawa, Bali, dan Sulawesi dengan melibatkan videografer lain di daerah-daerah itu.

Selain nama Jokowi dan Luhut yang disebutkan, juga terdapat nama Prabowo dan Sandiaga di dalam film Sexy Killers.

Advertisement

Referensi :

https://politik.rmol.co/…/watchdoc-jokowi-dan-luhut-tak-han…

https://beritagar.id/…/sexy-killers-mengungkap-sisi-kelam-e…

https://ceknricek.com/a/sexy-killers-menguak-hulu-hilir-…/34

Advertisement

https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/881025245563345/

Copyright ©

Populer

View Non AMP Version
Exit mobile version