Nasional
Dzikir Kebangsaan Buka Ruang Kesadaran Hidup Berbangsa dan Bernegara
Dzikir Kebangsaan bertujuan untuk membuka ruang kesadaran hidup berbangsa dan bernegara, agar dapat bersikap lapang dada dan toleran, dalam menyikapi berbagai perbedaan yang menjadi kenyataan bangsa. Hal itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) KH Musthofa Aqil Siradj sebagai salah satu tujuan dihelatnya Dzikir Kebangsaan.
Selain tujuan tersebut, Dzikir Kebangsaan dengan tema “Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan Indonesia” yang digelar di Istana Negara, 1 Agustus 2017 tersebut menjadi wadah silaturahmi segenap elemen bangsa dalam rangka menyambut Kemerdekaan RI ke-72.
Dzikir Kebangsaan bertujuan untuk membuka ruang kesadaran hidup berbangsa dan bernegara, agar dapat bersikap lapang dada dan toleran, dalam menyikapi berbagai perbedaan yang menjadi kenyataan bangsa. Hal itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) KH Musthofa Aqil Siradj sebagai salah satu tujuan dihelatnya Dzikir Kebangsaan.
Selain tujuan tersebut, Dzikir Kebangsaan dengan tema “Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan Indonesia” yang digelar di Istana Negara, 1 Agustus 2017 tersebut menjadi wadah silaturahmi segenap elemen bangsa dalam rangka menyambut Kemerdekaan RI ke-72. “Harapannya kita bisa memupuk tali persaudaraan sesama anak bangsa,” kata KH Musthofa.
Ditambahkannya, Dzikir Kebangsaan sebagai bentuk mensyukuri nikmat Indonesia dari berbagai capaian yang telah diraih, mulai dari memperjuangkan kemerdekaan hingga mengisi kemerdekaan saat ini. Jika dulu para pejuang dan pendiri bangsa membuktikan cintanya kepada Tanah Air dengan angkat senjata, kini, lanjut Pengasuh Pondok Pesantren Kempek Cirebon, bisa melalui dzikir dan mendoakan agar Indonesia menjadi negara tentram dan damai. Ini sekaligus bentuk ikhtiar kita, dalam mencintai Tanah Air, kata dia.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar MDHW, Hery Haryanto Azumi menambahkan, Dzikir Kebangsaan bisa menjadi jalan mengatasi masalah kebangsaan. Karena dzikir kata Hery, merupakan bahasa spiritual dimana orang masuk ke dalam upaya menyelesaikan persoalan dari dalam dirinya sendiri. “Kita perlu menghayati nilai-nilai Pancasila yang merupakan rumusan para pendiri bangsa. Nilai-nilai dalam Pancasila merupakan saripati dari nilai-nilai agama (Islam).
Dzikir Kebangsaan untuk menghayati nilai-nilai Pancasila itu,” tandasnya seraya menambahkan, kalau dzikir kebangsaan yang dihadiri 2.000 seluruh elemen bangsa ini dimaksudka untuk selalu ingat kepada jasa-jasa para pahlawan dan pendiri bangsa, sehingga dengan sendirinya bisa berfungsi sebagai muhasabah kebangsaan, merenungkan sejauh mana cita-cita para pejuang kemerdekaan dan pendiri bangsa diimplementasikan. (sm/fid)