Banten
Herdian Koosnadi: Mari Bangun Mimpi yang Realistis
Membangun infrastruktur kota, sudah sepatutnya berpijak pada nilai-nilai keadaban. Nilai-nilai keadaban itu bertumpu pada entitas lokal yang tumbuh dan berkembang dalam relung-relung masyarakat kota itu sendiri. Dan semua itu harus bersandar pada kearifan lokal.
Pikiran di atas dilansir Herdian Koosnadi Caleg DPR RI PDIP dari daerah pemilihan Banten III di BSD, Tangerang Selatan, Senin (3/3).
“Demi terciptanya masa depan Banten yang maju dan sejahtera, mari kita memulainya dengan mimpi yang lebih realistis, yakni bagaimana membenahi wajah kota menjadi the future city, kota masa depan, “ ungkap lelaki kelahiran Bandung, 7 September 1970.
Dalam pikiran Herdian, selain membuat kota-kota bertambah molek, sikap realistis membenahi kota-kota Banten ini, sebagai satu cara menjadikan kota-kota besar di Banten sebagai pusat pertumbuhan, pendulum ekonomi dan juga pusat peradaban.
“Untuk membuat sebuah kota menjadi modern, beridentitas dan benar-benar kota masa depan, perencanaan yang matang dan inovatif adalah langkah yang paling strategis,” tegas Calon Legislatif bernomor urut satu itu.
Herdian mengenal betul daerah pemilihannya yang meliputi Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan. Maka sangat wajar, ia memberi beberapa cara untuk melakukan pembenahan Tangerang agar menjadi kota yang berwibawa.
“Ke depan, saya berharap Tangerang akan menjadi kota yang mencerminkan pembangunan secara terintegrasi. Di sini akan dibangun berbagai fasilitas dengan konsep pembangunan terpadu, seperti perkantoran, pusat-pusat hiburan, perumahan, dan lian-lain. Perwajahan kota pasti akan lebih menarik,” tukas Herdian sambil menata letak kaca matanya.
Impian Herdian ini bersandar pada fakta-fakta wajah kota yang karut-marut masih merupakan hal yang jamak. Banjir, kemacetan, polusi karbon, minimnya ruang publik atau ruang terbuka hijau (RTH) hanyalah beberpa persoalan yang menghadang sebuah kota ramah penghuni. Sebuah tatanan chaotic yang bisa membuat penghuninya putus asa.
“Utopia tentang kota yang ramah terhadap warganya harus tetap dipelihara. Berutopia atau bermimpi kota idaman nan nyaman bisa jadi dorongan bagi kita untuk mewujudkannya. Kota-kota di Tangerang perlahan-lahan sudah mulai melangkah menuju ke sana,” tuturnya mengakhiri perbincangan. (KL/red)