Serba-Serbi
Huawei: 6G Baru Wacana, 5G akan Digunakan hingga 2030 Mendatang
Ilustrasi: jaringan seluler generasi kelima alias 5G. (DigitalTrends)
Kabartangsel.com – Pengembangan teknologi 5G dimulai 2016. Pemanfaatan jaringan generasi kelima itu pun dinilai bakal berlangsung lama hingga 2030 mendatang. Pernyataan tersebut datang dari Huawei guna menjawab mulai munculnya wacana penerus 5G, yakni 6G.
Sebagaimana dikutip dari Gizchina, Jumat (29/3), ihwal 5G hingga 2030 disampaikan Yang Chaobin, presiden lini produk 5G Huawei. Prediksinya itu disampaikan saat pertemuan tahunan, Forum Boao for Asia 2019 yang diadakan di Boao, Hainan, Tiongkok.
Chaobin yang menghadiri subforum ‘5G: IoT Achievements’ dan berpartisipasi dalam diskusi tersebut mengatakan, meskipun kini sudah mulai ada wacana 6G, namun teknologi itu akan hadir tidak lebih awal dari 2030. Artinya, dari sekarang hingga tahun 2030 mendatang adalah eranya 5G.
Chaobin percaya bahwa industri ini telah mencapai konsensus tertentu tentang kemampuan seperti apa yang telah dicapai jaringan 5G. Keamanan juga merupakan masalah utama bagi 5G dalam proses pengaturan standar. Dekade berikutnya akan menjadi dekade 5G di industri seluler.
Menurutnya, banyak orang melihat perspektif 5G tidak dengan cara yang sama. Jadi sangat penting bagi semua lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dalam perumusan standar 5G.
Saat ini, standar 5G pada dasarnya harus ditentukan. Sehingga, operator di berbagai negara menginvestasikan sejumlah besar modal dan teknologi ke dalam operasi komersial 5G. Kendati begitu, dia tak menampik bahwa kedatangan 5G juga akan mempercepat pengembangan 6G masa depan.
Diketahui, baru-baru ini soal 6G mencuat lantaran Amerika Serikat (AS) dikabarkan telah memulai penelitian 6G. Langkah pertama sudah dilakukan. Komisi Komunikasi Federal AS (FCC) telah mulai mempersiapkan penelitian dan pengembangan 6G dan memberikan ‘suara bulat’ untuk membuka segmen frekuensi THz wave untuk layanan 6G.
Frekuensi berada dalam kisaran 95 GHz (GHz) hingga 3 terahertz (THz) dan akan terbuka untuk digunakan dalam percobaan 6G. Meskipun AS melakukan yang terbaik untuk menjadi negara pertama di dunia yang menggunakan 6G, namun tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi dan bagaimana industri seluler akan berubah dalam dekade berikutnya.
Masih terlalu dini memang. Pasalnya, implementasi 5G saja saat ini masih jauh dari kata ‘merata’ di seluruh dunia. Eksekusinya sampai kepada end user pun diprediksi masih akan panjang. Untuk Indonesia sendiri, seperti telah kami ulas sebelumnya, implementasi teknologi 5Gdiprediksi baru bisa dimulai setidaknya pada 2025 mendatang.
(JPC)