Kota Tangerang

Ini Tanggapan Kabag Humas Pemkot Tangerang Atas Tudingan Ramon Papana

Ramon Papana, seorang Stand Up Comedian dan juga penulis buku Stand Up Comedy Indonesia mengaku ditipu Pejabat Pemerintah Kota Tangerang. Ramon mengaku honor dan royalti atas penulisan buku “Lucunya Sang Walikota” yang ditulisnya senilai Rp.100 juta tidak dibayarkan.

Melalui email manager Ramon, dodikhamster@yahoo.com yang dikirimkan kepada wartawan, Ramon menjelaskan, sebelumnya pada Januari 2013, dia diminta untuk membuat buku tentang kelucuan Wali Kota Tangerang Wahidin Halim oleh Plt Kepala Bagian (Kagab) Humas dan Protokol Pemkot Tangerang Amal Herawan. Buku tersebut diluncurkan saat Peringatan HUT Kota Tangerang ke 20, pada 28 Februari 2013,

“Saya dijanjikan menerima honor sebesar Rp 100 juta untuk membuat buku istimewa itu dalam waktu 1 bulan dan juga dijanjikan bagi hasil penjualan buku yang katanya akan dicetak dengan dana APBD sebanyak 1 juta eksemplar,” kata Ramon.

Namun, lebih dari 8 bulan setelah peluncuran buku tersebut, Ramon Papana yang juga ayahanda almarhum komedian Ade Namnung itu tak kunjung menerima honor, apalagi pembagian keuntungan atas penjualan buku tersebut.

Advertisement

Dia merasa sangat kecewa dan dibohongi oleh Amal Herwan yang telah memberinya order untuk membuat buku, yang rencananya akan jadi kenang kenangan menyambut berakhirnya masa jabatan Wahidin Halim.

“Pejabat dari Humas Pemkot Tangerang yang juga pemilik perusahaan yang melakukan Penjualan dan Distribusi Buku “Lucunya Sang WAlikota” (CV Duta Communications) ternyata tidak menepati janji, bahkan terus menghindar bahkan sampai sekarang ketika Wahidin Halim sudah lengser,” katanya.

Sementara Plt Kabag Humas dan Protokol Pemkot Tangerang Amal Herawan ketika dikonfrimasi membantah semua tudingan Ramon. Dia mengaku tidak pernah menjanjikan apapun kepada Ramon, apalagi buku berjudul “Lucunya Sang Walikota” adalah buku gagasan Ramon sendiri yang merupakan rangkaian buku Lucunya Indonesia, dimana sebelumnya Ramon juga sudah menerbitkan buku Lucunya Hambalang.

“Inikan proyeknya dia, justru dia yang menawarkan untuk membuat buku ini karena rasa ketertarikan dia kepada WH. Masa minta honor dari saya, lagi juga saya tidak pernah menjanjikan apa-apa,” tegasnya, Rabu (20/11).

Menurutnya, buku tersebut tidak didanai oleh APBD. Pasalnya Ramon menawarkan proyek tersebut pada bulan November 2012, dimana waktu itu sudah masuk pembahasan RAPBD 2013, sehingga tidak bisa lagi mengajukan anggaran. Justru dirinya meminjamkan modal untuk pencetakan awal 1000 buah.

Advertisement

“Jadi tidak didanai APBD. Dia juga tidak punya modal, jadi pakai uang saya sekitar Rp 50 juta. Tapi saat buku lounching, ternyata tidak ada yang mau beli, balik modal saja tidak. Tapi saya tidak mau komplain hal itu lah,” katanya kesal.

Tak terima dengan tudingan tersebut, Amal berencana akan melayangkan surat somasi dan menuntut yang bersangkutan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya di meja hijau. Dia juga telah menunjuk pengacara yang akan mengkaji pasal yang akan disangkakan kepada Ramon.

“Ini ada da unsur memberikan opini negatif pada diri saya, saya dibilang tukang tipu. Dia juga menyebutkan angka fantastis, Rp 100 juta, padahal tidak pernah menjanjikan. Ini sudah pencemaran nama baik. saya akan segera melayangkan surat somasi dan tututan yang berisi pasal sangkaan dugaan pelanggaran undang-undan ITE,” ujarnya. (TN/kt)

Advertisement

Populer

View Non AMP Version
Exit mobile version