Nasional
KH Said Aqil Siroj: NU Melahirkan dan Mengawal Pancasila
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menjelaskan tentang peran penting Pancasila sebagai asas tunggal bangsa dan peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam melahirkan dan mengawal Pancasila.
“Kelahiran Pancasila merupakan berkah dari andil NU, yang diwakili oleh Kiai Wahid Hasyim. Sekalipun saat itu sempat menuai perdebatan pada sila pertama, Kiai Wahid Hasyimlah yang mengusulkan “Ketuhanan yang Maha Esa”. Kemudian pada Muktamar NU 1984 di Situbondo, NU menerima Pancasila sebagai asas tunggal dalam bernegara,” jelas Buya dikutip dari media Al Tsaqafah.
Hal ini disampaikannya saat acara sosialisasi empat pilar kebangsaan dengan tajuk “menjaga keutuhan NKRI di masa pandemi” yang terselenggara atas kerja sama Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah dengan MPR RI
Sosialisasi empat pilar ini mencakup Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, UUD Tahun 1945 sebagai Konstitusi Negara serta Ketetapan MPR, NKRI sebagai Bentuk Negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara. Acara ini dilaksanakan pada Selasa (10/11) di Aula Utama Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah.
Buya Said juga menambahkan bahwa Pancasila merupakan ciri khas Indonesia dengan negara di Timur Tengah dan lainnya. Sebab menurut Kiai kelahiran Cirebon ini menjelaskan Pancasila mampu mengkompromikan unsur kerakyatan, kebangsaan, dan nasionalisme dengan aqidah dan syariah.
“Kenapa mereka terus-terusan terjebak dalam konflik berkepanjangan? Ya karena sampai saat ini mereka belum mampu mengkompromikan antara unsur sya’biyah (kerakyatan), wathoniyah (kabangsaan), dan qaumiyyah (nasionalisme) dengan syariah dan aqidah. Kalau di kita, itu semua sudah selesai dengan adanya Pancasila,” imbuh kiai yang pernah menjadi santri di Pesantren Kempek, Lirboyo, Krapyak dan 13 tahun di Ummul Qurra Mekkah (Arab Saudi) ini.
Pada kesempatan yang sama, anggota DPR RI Fraksi PPP Komisi I yang membidangi urusan intelijen, luar negeri, komunikasi, dan Informatika, Syaifullah Tamliha menjelaskan konsep trias politika dan empat pilar kebangsaan secara global. Syaifullah menyimpulkan bahwa penghayatan nilai Pancasila saat ini adalah dengan berani bersikap benar.
“Salah satu sikap yang terlihat dari pengamal pancasila adalah mereka berani menggenggam segudang kebenaran dibandingkan segenggam kekuasaan”, simpulnya.
Acara sosialisasi ini dihadiri seluruh dewan guru dan santri dan diakhiri dengan penyerahan cendramata dari Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah yang diwakili oleh Abuya KH Said Aqil Siroj kepada MPR RI, yang diwakili oleh H. Syaifullah Tamliha S. Pi, MS. (fqh/dakwahnu/red)