Nasional

Kiai Ma’ruf Amin Dorong Islam Wasathiyah Sebagai Landasan Kerja MUI

Wakil Presiden RI Kiai Ma’ruf Amin resmi terpilih sebagai Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) masa bakti 2020-2025. Ia terpilih berdasarkan musyawarah yang dilakukan oleh 17 Tim Formatur yang dipilih oleh peserta Munas X MUI yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (26/11) malam.

Penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Munas) X MUI kali ini berbeda dengan penyelenggaraan Munas tahun-tahun sebelumnya karena digelar di tengah pandemi virus Corona. Kali ini, Munas menggunakan protokol kesehatan pencegahan corona yang ketat. Para peserta Munas diselenggarakan dengan dua cara dengan melalui online dan offline.

“Alhamdulillah, Musyawarah Nasional (Munas) Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-10 resmi dilaksanakan di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, 25-27 November 2020,” tulis Kiai Ma’ruf pada cuitan akun Twitter resminya @Kiyai_MarufAmin, Jumat (27/11) dini hari.

Munas bertemakan “Meluruskan Arah Bangsa dengan Wasathiyatul Islam, Pancasila, serta UUD RI 1945 secara Murni dan Konsekuen” ini diikuti 130 peserta luring dan 300–peserta daring yang berasal dari 34 MUI provinsi, komisi dan lembaga MUI Pusat, para ormas pendiri, serta perwakilan dari perguruan tinggi dan pesantren.

Advertisement

Adapun agenda Munas MUI tahun 2020 antara lain pemilihan Ketua Umum MUI dan Dewan Pimpinan MUI periode 2020-2025, serta pemilihan Ketua Dewan Pertimbangan MUI periode 2020-2025. Munas juga membahas beberapa hal terkait dengan fatwa serta vaksin untuk mengatasi pandemi covid-19.

Kiai Ma’ruf menjadi Ketua Wantim MUI ke-2 sejak struktur ini dibuat berdasarkan hasil Munas 9 MUI di Surabaya tahun 2015 lalu. Ia menggantikan posisi Din Syamsuddin yang terlebih dulu menjabat posisi ini periode 2015-2020. Kiai Ma’ruf sendiri saat ini masih menjabat sebagai Wakil Presiden RI ke-13. Ia sempat menjabat sebagai Ketua Umum MUI periode 2015-2020.

Sebelum menjadi Ketua Umum MUI, Kiai Ma’ruf sudah berpengalaman di struktur kepengurusan MUI. Ia pernah menjadi Ketua Komisi Fatwa MUI yang bertanggung jawab soal pelbagai penerbitan fatwa MUI. Sementara itu masa bakti 2020-2025, Kiai Miftachul Akhyar yang terpilih sebagai Ketum MUI, saat ini masih menjabat sebagai Rais Aam PBNU.

“Sebagai Ketua Umum MUI non aktif saya mengingatkan kembali bahwa pada Munas MUI ke-9, telah ditetapkan Islam Wasathiyah (moderat) sebagai landasan kerja para pengurus MUI yang sangat relevan dengan kondisi Indonesia yang majemuk,” tutur Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini.

Advertisement

“Karena itu saya menegaskan bahwa semangat dan komitmen Islam Wasathiyah harus terus dibawa dan dijaga sebagai pedoman cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam setiap kiprah MUI di masa depan,” sambungnya.

MUI juga harus terus melakukan pembenahan dan adaptasi terhadap tantangan zaman. Ini harus dilakukan untuk memberikan pelayanan dan pengayoman yang optimal kepada umat. MUI diharapkan dapat mendorong diterapkannya digitalisasi dalam tata kelola. Program yang dijalankan MUI sudah harus disesuaikan dengan tuntutan tren digital. tulis Kiai Ma’ruf pada akun Twitternya. (dakwahnu)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer

View Non AMP Version
Exit mobile version