Lifestyle

Lokasi Suntik Insulin Tidak Boleh di Tempat yang Sama Terus, Kenapa?

Kebanyakan diabetesi membutuhkan suntikan insulin untuk membantu mengendalikan gula darahnya. Namun, lokasi suntik insulin tidak bisa di sembarang tempat. Anda juga tidak boleh menyuntikkan insulin selalu di tempat yang itu-itu saja. Kenapa?

Lokasi suntik insulin menentukan efektivitasnya

Anda tidak bisa sembarangan menyuntikkan insulin pada bagian tubuh yang dikehendaki. Tempat atau lokasi penyuntikannya akan memengaruhi cara kerja insulin dalam mengatur glukosa darah dalam tubuh Anda.

Insulin harus disuntikkan ke bagian tubuh yang mengandung banyak lemak, seperti perut, lengan atas, paha bagian luar, dan pantat. Namun, dr. Mohammad Pasha, Sp. PD, spesialis penyakit dalam (internis) dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) mengatakan bahwa insulin akan bekerja paling efektif ketika disuntikkan di perut.

“Studi membuktikan bahwa perut memiliki daya penyerapan insulin yang paling maksimal karena cadangan lemaknya paling banyak di antara bagian tubuh lainnya,” ungkap dr. Pasha sewaktu ditemui tim Hello Sehat di bilangan Barito, Jakarta Selatan, Selasa (13/11) silam.

Advertisement

Kenapa tidak boleh suntik insulin di tempat yang sama?

Insulin paling ideal disuntikkan ke perut. Meski demikian, Anda sebetulnya tidak boleh mengulang suntikan di tempat yang itu-itu saja.

Titik lokasi suntik insulin harus terus digonta-ganti atau digilir dari waktu ke waktu. Ini penting untuk menghindari risiko lipodistrofi akibat terus-terusan menggunakan lokasi suntik insulin yang sama.

Lipodistrofi adalah efek samping insulin yang terjadi ketika jaringan lemak mengalami kerusakan sehingga membentuk jaringan parut berupa benjolan di bawah kulit. Benjolan tersebut dapat mengganggu penyerapan insulin, yang membuat tubuh Anda tidak mampu mengendalikan gula darahnya.

Advertisement

Buat pola suntikan yang mudah diingat

Solusinya, dr. Pasha menyarankan untuk memberi jarak minimal dua jari dari lokasi suntikan yang sebelumnya.

Misalnya, Anda mulai suntikan pertama di sisi perut pinggir kanan atas; tepat di bawah tulang rusuk. Selanjutnya Anda bisa terus bergeser ke arah kiri dalam sampai akhirnya melintasi lebar perut Anda. Kemudian, turun menyusuri pinggang sampai ke daerah pinggul dan lanjutkan sepanjang sisi perut bawah sampai kembali lagi ke sisi perut paling kanan. Selesaikan rute ini dengan kembali ke atas sehingga membentuk pola segi empat besar di perut Anda.

Selanjutnya Anda bisa terus mengulang pola segi empat yang lebih kecil di dalam sampai menuju tengah perut. Namun, sisakan jarak dua sentimeter menghindari pusar. Pusar adalah jaringan parut yang dapat menghambat penyerapan insulin.

Tergantung dari seberapa besar ukuran tubuh Anda, luas permukaan perut dapat menampung sekitar 36-72 suntikan dengan perhitungan 6-12 suntikan melintang dari kanan ke kiri dan enam baris dari atas ke bawah di antara tulang rusuk dan panggul. Bayangkan perut Anda sebagai papan catur agar lebih mudah.

Advertisement

Setelah menghabiskan “lahan” suntik di perut, pindahlah ke bagian tubuh lainnya dengan tetap menggunakan prinsip jarak dua jari. Misalnya di lengan kanan atas paling dekat bahu sampai kemudian pindah di sisi kiri.

Begitu juga seterusnya pada paha dan bokong. Saat menyuntikkan di paha, mulai dari bagian depan paha, di antara lutut dan pinggul, kemudian terus bergeser ke pinggir menuju sisi luar kaki.

Jika empat area tubuh ini masing-masing sudah komplit satu putaran, Anda boleh kembali lagi ke perut.

Lokasi suntik insulin tidak boleh di tempat yang berotot

Insulin akan bekerja paling efisien mengendalikan kadar glukosa darah jika disuntikkan pada bagian tubuh yang paling berlemak. Di sisi lain, pemilihan area ini juga bertujuan untuk menghindari risiko insulin malah terserap oleh otot.

Advertisement

“Insulin jangan disuntikkan terlalu dalam sampai masuk ke otot karena dapat menyebabkan hipoglikemia,” tandas dr. Pasha.

Jaringan otot akan mengolah insulin terlalu cepat sehingga dosisnya tidak akan bertahan lama di dalam tubuh. Ketika orang diabetesi tidak memiliki cadangan insulin yang memadai, hal ini berisiko menyebabkan gula darah merosot drastis.

Hipoglikemia adalah salah satu risiko efek samping yang paling umum dari penyuntikan insulin secara sembarangan.

Kabartangsel.com

Advertisement

Source

Populer

View Non AMP Version
Exit mobile version