Nasional
Majelis Dzikir Hubbul Wathon Padukan Nasionalisme dan Islam
Munculnya gerakan radikalisme, terorisme, serta kondisi intoleransi lain yang dialami kelompok minoritas baik suku, agama, ras atau golongan memicu rasa takut di masyarakat. Kondisi ini sudah barang tentu memberikan pengaruh terhadap situasi dan kondisi nasional negara. Banyak kelompok-kelompok yang ingin menggantikan Pancasila sebagai ideologi, hal itu berujung pada terancamnya NKRI, demikian dikemukakan Hery Haryanto Azumi, Sekjen Presidium Nasional Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW).
Berdirinya MDHW lanjut Hery, demikian ia akrab disapa, berangkat dari situasi tersebut, dimana MDHW akan berperan mengoptimalkan implementasi dari pengamalan nilai-nilai Pancasila.
Tujuan strategis MDHW adalah memadukan kekuatan nasionalisme dan Islam. Ia mensinyalir ada upaya-upaya pihak-pihak tertentu yang ingin membenturkan kelompok nasionalis dan Islam.
Hery, yang juga Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menambahkan, sejarah di Indonesia telah membuktikan terjadinya proses integrasi bangsa dan negara. Menurutnya ada peran para ulama dan kelompok nasionalis. Dimana ulama menyebarkan nasionalisme.
“Pancasila tak lepas dari ajaran-ajaran Islam itu sendiri,” tegasnya.
Ini artinya Islam sudah diterima oleh semua elemen bangsa. Ulama merupakan elemen penting yang tidak bisa dipisahkan dari lahirnya bangsa Indonesia. Para ulama telah bersepakat untuk mempertahankan NKRI adalah dengan ke-Bhinekaan. Semangatnya adalah melarang permusuhan antar elemen bangsa. (sm/fid)