Lifestyle
Mencegah Bayi Lahir Dengan Bibir Sumbing Berdasarkan Faktor Risikonya
Bayi yang lahir dengan bibir sumbing, akan mengalami berbagai masalah. Mulai dari kesulitan makan dan berbicara, hingga masalah kepercayaan diri saat ia bertambah dewasa. Belum diketahui secara pasti penyebab bibir sumbing. Namun, para ahli percaya bahwa ada yang dapat dilakukan untuk mencegah bibir sumbing pada bayi.
Kunci mencegah bayi lahir dengan bibir sumbing
Bibir sumbing dapat membuat bayi sulit untuk menyusui dan menelan makanan. Ketika sudah bertambah besar, kemampuannya untuk berbicara juga akan terganggu.
Sebelum mengulas lebih dalam mengenai cara mencegah bibir sumbing pada bayi, orangtua perlu mengetahui apa saja faktor risikonya agar dapat menghindarinya.
Seorang dokter spesialis bedah plastik dan rekonstruksi, Letkol. Ckm. dr. Denny Irwansyah, SpBP-R,E menjelaskan faktor risiko sekaligus cara mencegah bayi lahir dengan bibir sumbing, ketika ditemui oleh Tim Hello Sehat di Hotel Mercure Cikini, Senin (14/5).
“Terbentuknya bibir sumbing itu multifactorial. Jadi, ada kaitan faktor risiko satu dengan yang lain. Untuk mencegah anak lahir dengan bibir sumbing, faktor-faktor tersebut harus dihindari,” tutur dr. Denny.
Tindakan pencegahan bibir sumbing pada janin
Mencegah bayi lahir dengan bibir sumbing dapat Anda lakukan dengan menghindari faktor risiko atau pemicunya. Mari kita kupa satu per satu.
1. Penuhi kebutuhan nutrisi
Kekurangan asam folat, zinc, dan vitamin selama masa kehamilan dapat mengganggu pertumbuhan janin. Akibatnya, bayi dalam kandungan Anda bisa berisiko mengalami bibir sumbing.
Untuk mencegah anak lahir dengan bibir sumbing, ibu hamil harus mencukupi kebutuhan nutrisinya. Ibu hamil bisa meningkatkan asupan makanan sehat seperti buah, sayur, kacang-kacangan, dan makanan kaya protein setiap hari.
2. Berhenti merokok
Studi menunjukkan wanita yang memiliki kebiasaan merokok berisiko lebih besar untuk melahirkan bayi dengan bibir sumbing atau kelainan bawaan lainnya.
Hal ini disebabkan karena rokok mengandung zat inflamasi yang menyebabkan peradangan pada tubuh.
Merokok juga meningkatkan risiko hipoksia, yaitu kondisi ketika jaringan tubuh kekurangan oksigen sehingga mengganggu perkembangan janin dalam kandungan.
Nah, untuk mencegah anak lahir dengan bibir sumbing, kebiasaan merokok saat hamil harus dihentikan. Selain itu, jauhi asap rokok, polusi, atau paparan bahan kimia.
3. Berhati-hati menggunakan obat-obatan tertentu
Ibu hamil sangat sensitif dengan segala hal, terutama penggunaan obat-obatan.
Menggunakan obat epilepsi, seperti topiramate atau asam valproat, selama trimester pertama kehamilan meningkatkan risiko bayi lahir dengan bibir sumbing.
“Penggunaan kosmetik juga harus diperhatikan, terutama yang mengandung air raksa atau biasa disimbolkan dengan Hg. Zat kimia ini kemungkinan bisa menyebabkan masalah pada perkembangan janin,” papar dr. Denny.
Berhati-hatilah menggunakan obat apa pun ketika Anda hamil untuk mencegah terjadinya kemungkinan bibir sumbing pada bayi.
Sebaiknya, konsultasi pada dokter sebelum obat tersebut digunakan.
Namun, tidak semua risiko dapat dicegah
Faktor risiko yang dapat dihindari umumnya berkaitan erat dengan gaya hidup. Namun, ada pemicu yang memang sama sekali tidak bisa dicegah, yaitu perubahan gen dan keturunan.
“Faktor genetik tidak dapat diubah atau dicegah. Bila salah satu orangtua memiliki kondisi ini, risikonya meningkat sebanyak 17 persen. Angka ini bisa jadi 60%, jika kedua orangtua sama-sama memiliki bibir sumbing,” jelas dr. Denny.
Untuk itu, sebaiknya hindarilah apa yang bisa dihindari demi mencegah bibir sumbing pada bayi dalam kandungan Anda.
Lakukanlah gaya hidup sehat, dengan begitu Anda bisa meminimalisir risiko bayi lahir dengan kelainan bawaan.
Kabartangsel.com