Ciputat
Nanang Tahqiq: Perempuan Juga Mendorong Laki-Laki Bersikap Tidak Setara
Dosen Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Nanang Tahqiq mengatakan, ketidaksetaraan yang menimpa perempuan tidak selalu disebabkan oleh laki-laki, melainkan juga oleh perempuan sendiri. Tidak sedikit perempuan yang mau dimadu. Padahal, menurutnya, sikap-sikap seperti itu sebetulnya mendorong laki-laki bersikap tidak setara.
“Orang-orang seperti itu sebetulnya juga mendorong keberadaan laki-laki bersikap tidak setara,” kata dia dalam pemutaran film ‘Surga Kecil di Bondowoso’ dan diskusi bertajuk ‘Saat Laki-laki Bicara soal Kesetaraan’ yang diselenggarakan BEM Fakultas Ushuluddin dan Filsafat bekerjsama dengan KOHATI Cabang Ciputat di ruang teater Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, Rabu (5/3/2014).
Nanang mengkritisi sikap perempuan yang mau dimadu. Menurutnya, sikap itu merupakan tantangan bagi perjuangan perempuan untuk menegakkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.
“Selama masih ada perempuan yang siap diperistri, istri keempat, siap jadi harem, itu juga menjadi perjuangan plus di antara perempuan sendiri,” tambahnya.
Menurut Nanang, potret rumah tangga ustadz Nursalim yang ditampilkan dalam film ‘Surga Kecil di Bondowoso’ merupakan fenomena yang sangat langka. “laki-laki yang seperti itu sangat langka, betul-betul sangat langka,” pungkasnya. (Siarnusa)