Setu
Rangsang Ilmuwan Lakukan Penelitian, Kemenristekdikti Sediakan Anggaran Rp 50 Miliar
Merangsang para ilmuan untuk melakukan penelitian, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI menyediakan anggaran mencapai Rp. 50 miliar. Upaya itu untuk meningkatkan mutu ilmuan dan pengembangan pengetahuan teknologi di Indonesia.
Hal tersebut dikatakan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhamad Nasir dalam Kuliah Umum di kampus Intstitut Teknologi Indonesia (ITI), Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan pada Rabu, 13 April 2016. Turut hadir dalam Kuliah Umum tersebut, Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, Kepala Puspiptek, Rektor ITI dan ratusan mahasiswa.
Menristekdikti M. Nasir mengatakan untuk tahap awal 2016 dana tersebut disediakan bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Kemenristekdikti.
“Sekarang sertifikat peneliti yang sudah dipantenkan dan layak mempunyai nilai untuk skala industri bisa dijadikan jaminan ke pihak bank. Jika peneliti meninggal dunia bisa diwariskan. Penelitinya dapat royalti dari hasil riset,” kata Menteri Nasir.
Menurutnya, masih banyak keluhan dari peneliti Indonesia dengan alasan biaya yang bisa menghambat. Biaya riset jika dipertanggungjawabkan ke Ristek sangat berat. Lebih sulit dari pada menelitinya.
“Saya usulkan ke Menkeu untuk biaya riset berbasis output. Jadi peneliti tidak usah memikirkan uangnya. Tetapi pekerjaanya. Supaya fokus dan berkembang menelurkan inovasi baru,” ujarnya.
Perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia masing-masing terdiri dari 134 PTN dan 4350 PTS. Dari jumlah tersebut hanya 500 an yang menghasilan publikasi penelitian.
Berbeda jauh dengan negara tetangga. Di Malaysia, jumlah penelitian bisa lima kali lipat padahal perguruan tingginya tidak banyak kurang dari 100.
“Jika 100 juta diberikan kepada peneliti yang mumpuni untuk satu orang, berarti setahun hasilnya bisa banyak,” ungkapnya.
Kondisi saat ini, kata dia untuk hak Paten 2010-2014 di Kemenristekdikti sudah 701 penelitian yang sudah layak. “Sayangnya inovasi yang marketable, bernilai jual untuk skala industri bisa dihitung dengan jari,” terangnya.
Dijelaskannya, di Indonesia masih banyak tenaga kerja yang berlatar belakang insinyur tetapi jadi pegawai bank.”Apa hubunganya,” kata Nasir. Padahal, pergerakan ekonomi yang baik dimulai dari satu-satunya dari profesi insyiur.
Menteri Nasir menambahkan, peta Indonesia memiliki kepulauan sebanyak 17 ribuan. 13.400 yang sudah diberikan nama. Dari barat hingga timur garis pantainya 5400 km. Jakarta Narita itu 2000 KM. Artinya masih jauh luas pantai Indonesia.
Ratio Darat dan laut terdiri dari 2/3 laut. Indonesia memiliki kekayaan laut nomor dua di dunia.
“Tetapi hanya nomor tiga di Asia Tenggara hasil eksplorasinya. Berarti ada yang salah. Sumberdaya alam dan manusianya tidak maksimal,” ungkapnya.
Penduduk di dunia 40 persennya ada di Indonesia. Dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) negara tetangga juga merasakan persaingan sangat berat.
“Orang Singapura dan Malaysia kuatir orang Indonesia berbondong-bondong menuju kedua negara itu. Karena SDM Indonesia bisa dibayar murah. Jangan jadi penonton, Indonesia harus jadi pemain,” pesan Menteri Nasir.
Sementara itu, Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mengatakan pada intinya Tangsel punya potensi yang sangat luar biasa yaitu adanya puspiptek.
“Apalagi dengan adanya konsep perguruan tinggi, biasanya jika terdapat STP pasti ada juga perguruan tingginya. Nah dengan lahan 460 hektar yang dimiliki puspiptek bisa dimanfaatkan untuk STP,” jelas Airin.
Mudah-mudahan kata Walikota, dengan dibangkitkan kembali puspiptek akan ada inovasi-inovasi baru. Tujuan akhirnya tetap untuk mensejahterakan masyarakat.
Walikota Airin mengatakan keberadaan perguruan tinggi turut mendukung pemerintah. Makanya banyak kerjasama yang dilakukan perguruan tinggi bersama pemerintah kota Tangsel.
“Misalnya kami dengan ITI kerjasama untuk riset tentang Anggrek. Kita saling mendukung untuk mengembangkan kawasan technopark di Tangsel,” kata Walikota Airin.
Menurut Walikota Airin, Tangsel sudah memiliki Puspitek yang menjadi pusat pengembangan teknologi. “Apa yang bisa Pemkot lakukan untuk mendukung IPTEK, terusdiupayakan seperti pembangunan fasilitas jalan umum dan lainnya,” tegasnya. (ris/ts)