Lifestyle
Susu untuk Bayi dan Anak Diare: Seperti Apa yang Aman?
Orangtua tentu cemas mendapat bayi dan anak kena diare. Nah agar gejala diare yang dialami bayi dan anak bisa cepat sembuh, perawatannya di rumah harus tepat. Selain dengan obat, orangtua sangat perlu memperhatikan bagaimana cara yang tepat untuk menggantikan cairan tubuh bayi yang hilang. Salah satu caranya adalah dengan pemberian ASI atau susu formula untuk anak dan bayi yang diare.
Jenis susu yang aman untuk bayi dan anak kecil saat diare
Tidak hanya buang-buang air. Diare juga membuat bayi dan anak sering mulas serta muntah. Jika tidak segera ditangani, diare dapat menyebabkan tubuh anak kekurangan cairan alias dehidrasi. Dehidrasi pada bayi dan anak kecil dapat sangat membahayakan apabila terus berlanjut dan dapat mengancam nyawa.
Maka itu, menggantikan cairan tubuh yang hilang menjadi salah satu langkah utama dalam pengobatan diare secara umum. Pada orang dewasa, penggantian cairan tubuh bisa lewat konsumsi air putih, larutan oralit, dan makanan berkuah.
Pada bayi dan anak-anak balita kebanyakan, susu tetap menjadi pilihan cairan terbaik untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh saat diare. Namun, susu seperti apa yang baik untuk mereka?
1. ASI
Bayi di bawah usia 6 bulan belum boleh minum air putih karena risiko keracunan akibat kontaminasi air masih tinggi. Hal ini tentu dapat memperparah diare mereka.
Ibu cukup terus susui si kecil di rumah seperti biasa, dan kalau bisa lebih sering. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun merekomendasikan demikian. Sekalipun bayi diare, ia harus mendapatkan ASI secara eksklusif setidaknya dalam 6 bulan pertama kehidupannya.
Mengacu pada laporan Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, air susu ibu merupakan sumber energi dan cairan bagi anak di usia 6-23 bulan; memenuhi setengah kebutuhan energi anak usia 6-12 bulan dan sepertiga kebutuhan energi anak usia 12-24 bulan.
Air susu ibu (ASI) juga disebut sebagai sumber nutrisi dan antibodi penting untuk memperkuat daya tahan tubuh serta mempercepat penyembuhan dari penyakit.
2. Susu formula
ASI adalah pilihan susu yang utama untuk mengatasi gejala diare pada bayi dan anak-anak kecil. Sayangnya di sisi lain, tidak semua anak bisa mendapatkannya.
Oleh karenanya, pemberian susu formula akan disarankan bagi beberapa bayi yang tidak bisa minum ASI. Sebagai contoh bayi yang lahir prematur dengan usia kurang dari 32 minggu dan berat kurang dari 1,5 kg.
Melansir dari situs About Kids Health, susu formula tetap perlu diberikan untuk bayi dan anak kecil yang diare dengan takaran serta jadwal seperti biasanya.
Kendati demikian, pemberian susu formula pada bayi dan anak sebaiknya mengikuti saran dari dokter untuk memastikan tumbuh kembangnya tetap optimal.
Satu hal yang penting untuk diingat: jangan melebihkan takaran air saat menyeduh susu formula bayi. Meski mungkin tujuannya untuk memperbanyak asupan cairan, tambahan air tersebut justru dapat mengurangi nutrisi susu. Alhasil, susu malah tidak memberikan manfaat yang maksimal.
3. Susu alternatif
Susu formula berasal dari susu sapi. Sebagian besar bayi dapat minum susu ini ketika diare, tapi tidak untuk anak yang memiliki intoleransi laktosa maupun alergi susu sapi.
Intoleransi laktosa adalah kondisi yang membuat bayi tidak bisa mencerna laktosa karena tubuhnya tidak memiliki enzim khusus untuk proses tersebut. Laktosa adalah gula alami yang terdapat dalam susu sapi.
Maka untuk meredakan diare pada bayi karena ini, berikanlah anak susu formula yang bebas laktosa. Jika anak sudah mulai makan makanan padat, batasi juga berbagai olahan makanan yang mengandung laktosa, seperti keju, yogurt, dan es krim.
Berbeda dengan intoleransi laktosa, alergi susu terjadi karena sistem imun bereaksi berlebihan terhadap protein susu sapi. Bila susu sapi diberikan untuk bayi yang alergi, diare akan semakin bertambah parah.
Menurut situs Pregnancy Birth and Baby, pilihan susu formula terbaik untuk bayi dan anak yang diare akibat alergi antara lain:
Selain susu sapi, bayi yang alergi dan sedang mengalami diare tidak boleh diberi susu kambing, susu domba, susu sapi bebas laktosa, dan produk yang mengandung susu sapi.
Memberikan susu alternatif mungkin akan memengaruhi asupan kalsium harian anak. Maka itu, konsultasikan pada ahli gizi atau dokter agar si kecil tidak terganggu pertumbuhannya karena kekurangan kalsium.
Jangan berikan susu mentah untuk bayi dan anak diare
Susu mentah adalah susu yang tidak dipasteurisasi. Artinya, susu mentah tidak melewati proses pemanasan makanan yang bertujuan untuk membunuh bakteri.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) menyebutkan, daya tahan tubuh bayi dan anak-anak umumnya masih cukup lemah sehingga sangat berisiko jika diberi susu mentah.
Diare pada anak justru bisa menjadi lebih parah sehabis minum susu mentah.
Pasalnya, susu mentah yang berasal dari hewan mengandung bakteri, seperti Brucella, E. coli, Campylobacter, Cryptosporidium, Listeria, dan Salmonella. Salmonella dan E. coli adalah bakteri yang jadi penyebab diare.
Jadi, jangan berikan susu mentah untuk bayi maupun anak yang diare.
Konsultasi ke dokter untuk info lebih lanjut
Banyak ibu yang masih bingung bagaimana mencukupi kebutuhan cairan untuk bayi dan anak yang diare lewat susu. Jika ragu dan bingung, jangan sungkan untuk konsultasi ke dokter maupun ahli gizi mengenai masalah pemberian susu dan diare.
Bayi dan anak bisa mendapatkan asupan cairan dari larutan oralit. Namun, pemberian dosis obat diare ini harus disesuaikan dengan kondisi dan usia anak. Konsultasikan lebih lanjut pada dokter untuk menentukan dosis oralit yang tepat.
Kabartangsel.com