Pamulang
87 Orang di Tangsel Kena DBD, 2 Meninggal
Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSU Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melonjak naik. Dari total 87 pasien yang sempat dirawat, Pamulang dan Ciputat merupakan wilayah mendominasi terjangkitnya penyakit dari nyamuk Aedes Aegypti ini.
Dari catatan yang diterima, dari 87 pasien DBD yang dirawat di RSU Kota Tangsel, dua di antaranya meninggal dunia.
“Laporan penderita DBD di Tangsel naik angkanya, jadi saya langsung ke sini. Pada Januari ada 29 pasien DBD, Februari naik menjadi 41 penderita dan hari ini ada 17 penderita, ada dua meninggal dari Tangsel, yakni satu anak dan satu dewasa dengan penyakit penyerta,” kata Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie saat menyambangi pasien DBD di RSU Tangsel, Selasa (10/3/2020).
Ia menambahkan, wilayah Pamulang dan Ciputat pada Januari ada 11 pasien dan 7 berasal dari Pamulang. Pada Februari ada 16 pasien lagi dari Pamulang, dan 9 pasien asal Ciputat 9. Lalu pada Maret, ada 5 pasien asal Pamulang dan 4 dari Serpong.
“Saat ini ada 13 pasien dari 17 yang sakit, 4 diantaranya sudah membaik dan boleh pulang. Fogging juga dilakukan untuk mengusir nyamuk dewasa yang ada di air bersih, karena kondisi lingkungan pasca banjir harus diwaspadai dari penyakit yang berasal dari hewan ataupun serangga.
Pasien yang terjangkit, ditangani terlebih dahulu di Puskesmas untuk tindakan pertama. Kemudian dilakukan rujukan ke RSU Tangsel.
“Jadi kuncinya masyarakat harus menjaga kebersihan lingkungan, para kader jumantik pun harus digalakkan. Kalau gak ada tim Jumantik mungkin angkanya akan lebih banyak dan lebih besar dibandingkan lainnya, karena musim penghujan,” tandasnya.
Diketahui, RSU Tangsel pun memiliki ruang isolasi dengan 7 dokter spesialis untuk transit beberapa jam saja. Terlebih, jika pasien mengalami demam, panas ddan sesak nafas. Namun, apabila hasilnya negatif maka akan dipulangkan.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Deden Deni tidak berkenan memberikan keterangan pasien yang meninggal dunia. Menurutnya, hal tersebut tidak perlu disampaikan.
“Yang terpenting, bagaimana agar kita fokus dalam penanganan DBD dan wabah tersebut tidak meluas,” pungkasnya. (nlr/plp)