Pamulang
Antusiasme Berzakat di Bulan Suci
Bagi sebagian besar umat Islam Ramadhan menjadi momentum tersendiri dan istimewa untuk pembayaran zakat.
“Sebenarnya bisa di bulan lain, tapi Ramadhan tetap memiliki magnet tersendiri,” ujar Direktur Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZIS-NU) Amir Makruf , Selasa (23/7).
Penerimaan zakat selama Ramadhan diakuinya meningkat tajam. “Lebih dari 50 persen dibandingkan bulan lain,” kata Amir.
Pihaknya menggunakan kesempatan ini semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan pembayar zakat atau muzaki. Amir menyatakan, ada yang membayar zakat dengan transfer ke rekening LAZIS-NU.
Ada juga yang minta dijemput. Biasanya, Amir mengatakan, yang minta dijemput adalah muzaki yang melakukan acara seremonial. Mereka secara simbolik menyerahkan zakat kepada amil dalam forum resmi.
Permintaan ini sejalan dengan prinsip akuntabilitas. Para muzaki menghendaki agar dana mereka diterima langsung disertai penjelasan soal program-program pemberdayaannya. “Semua kita layani dengan baik,” ujar Amir.
Terkait akuntabilitas dan transparansi, muzaki bisa mengakses laporan penerimaan dan penyaluran itu secara transparan dan akuntabel. Ini bisa diperoleh melalui laman resmi NU Online atau lewat media resmi LAZIS-NU per triwulan.
Koordinator Promosi dan Komunikasi Lazis Muhammadiyah Adi Rosadi menyatakan, penerimaan zakat pada Ramadhan meningkat sangat drastis. “Di bulan biasa, misalnya, hanya seratus juta rupiah. Di Ramadhan mencapai miliaran rupiah,” katanya.
Ramadhan, menurut Adi, adalah musim panen zakat. Pihaknya tidak menyiakan kesempatan ini. LAZIS Muhammadiyah akan membuka gerai di sejumlah tempat belanja. “Gajah Mada Plaza akan jadi titik gerai kami,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga akan membuka gerai keliling yang berpindah-pindah. Targetnya adalah perkantoran. “Sementara, kami fokus di kalangan Thamrin dan Sudirman,” kata Adi. Pihaknya ingin mempermudah karyawan yang bekerja di sekitar daerah itu membayar zakat.
Direktur Lembaga Zakat Infak dan Sedekah Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (LAZIS-DDII) Ustaz Ade Salamun menyatakan, pelayanan LAZIS semakin inovatif. Mereka tidak hanya menunggu muzaki datang ke kantor untuk membayar zakat, tapi juga menjemput para muzaki.
“Ada yang membayar via transfer, ada yang menjemput,” ujar Ade. Semua itu berkaitan dengan pelayanan LAZIS kepada muzaki. Intinya memberikan kemudahan.
Cara seperti itu dinilainya efektif untuk memaksimalkan penerimaan zakat, infak, dan sedekah. “Kami mengalami peningkatan di infak,” katanya. Penerimaan akan disalurkan untuk kegiatan dakwah di pelosok-pelosok Indonesia.
Pimpinan Pondok Pesantren Sinar Islam KH Veri Muhlis Arifuzaman menyatakan, Ramadhan terasa hambar jika tidak diisi dengan zakat. “Ingat, zakat fitrah harus ditunaikan pada Ramadhan,” ujar Veri.
Pihaknya menyatakan, zakat dapat ditunaikan melalui amil-amil yang ada. Amil, menurutnya, harus memberikan kemudahan kepada para muzaki dalam menunaikan zakatnya.
Sumber: Republika