Banten
Banten Amankan Kuota 11 Ribu Ton Migor Curah, Wagub Andika Hazrumy Perintahkan Pemantauan Pendistribusiannya
Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengaku telah meminta jajaran terkait di Pemprov Banten dalam hal ini OPD bidang perdagangan untuk melakukan pemantauan terhadap distribusi kuota minyak goreng curah yang diberikan pemerintah pusat sebesar 11 ribu ton untuk Provinsi Banten. Pemantauan terhadap distribusi tersebut menurutnya perlu dilakukan untuk memastikan kuota minyak goreng curah tersebut sampai kepada masyarakat Provinsi Banten secara tepat harga dan tepat waktu.
“Saya sudah perintahkan OPD terkait, dan dalam waktu dekat ini akan segera bergerak,” kata Andika kepada pers usai menghadiri sosialisasi empat pilar MPR RI yang digelar oleh anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI dari dapil Pandelang dan Lebak, Adde Rosi Khoerunnisa di Pandeglang, Sabtu (16/4).
Diungkapkan Andika, pemerintah pusat memberikan kuota migor curah dengan harga eceran tertinggi kepada setiap daerah dengan tujuan untuk mengatasi kelangkaan dan tingginya harga yang terjadi beberapa waktu belakangan ini. Pemerintah, menurut Andika, tidak ingin kelangkaan dan tingginya harga minyak goreng terus terjadi,terlebih di saat bulan Ramadan dan menjelang Lebaran Idul Fitri di mana permintaan masyarakat akan komoditas tersebut sedang tingi-tingginya.
Untuk Banten sendiri, seperti pernah diungkapkan sebelumnya, pemerintah pusat memberikan kuota tersebut untuk didistribusikan pada bulan April ini dari 6 produsen minyak goreng yang berada di Provinsi Banten dan sekitarnya. “Jadi dipastikan komoditasnya ada, hanya sekarang kan masalahnya pada distribusinya tepat tidak,” imbuhnya.
Menurut Andika, hasil pantauan pihaknya termasuk saat mendampingi Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga sidak di Pasar Lama, Kota Serang, Kamis (14/4) lalu menyebutkan harga minyak goreng curah di pasaran masih dijual kepada konsumen di atas HET yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 14.000 per liter dan Rp 15.500 per kg . Para pedagang di pasar tersebut mengaku masih menjual di angka Rp 17.000-20.000 per liter/kg-nya dikarenakan mereka sendiri masih mendapatkan harga di atas HET saat membeli komoditas tersebut.