Resensi
Bersaing Dalam Kancah Global dengan Bonus Demografi
Oleh: Kang Utay
Adalah Dede Yusuf kala menjabat sebagai Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat, terbiasa mengunjungi warganya. Dia bermalam di Garut di rumah pengayuh becak bernama Robet, yang umurnya jauh lebih muda dibandingkan dirinya. Tapi, dia harus menanggung hidup berat sebagai tulang punggung keluarga membiayai ibunda dan adik-adiknya.
Robet menyampaikan niat bersaing hidup dengan usaha membuka warung kepada Dede Yusuf. Akhinrya Dede Yusuf mengucurkan modal Rp 5 juta, untuk memulai usaha warung kecil-kecilan dengan harapan ada pemasukan dan meningkatkan ketahanan ekonomi rumah tangga. Usaha Robet gulung tikar dan kembali menjalankan profesinya sebagai pengayuh becak. Robet akhirnya tenggalam, bukan meniti jalan persaingan.
Kisah Robet inilah yang akhirnya menginspirasi Dede Yusuf menulis buku ini dengan judul; “Bersaing Atau Tenggelam, Indonesia Bukan Bangsa Kuli”. Penulis buku meyakini perekonomian kita tidak dapat dipisahkan dari isu kemiskinan dan pengangguran. Kedua isu tersebut bukanlah hal yang asing bagi Dede, karena pernah menduduki Kursi Komisi IX DPR RI yang membidangi ketenagakerjaan, kependudukan, dan kesehatan. Ini juga menjadi konsen Dede Yusuf selama jabat Wagub Jawa Barat periode 2008-2013.
Dalam buku ini Dede menyayangkan, karena minim kompetensi masyarakat mengambil jalan pintas dengan menjadi seorang TKI, bahkan TKI illegal dengan pekerjaan informal seperti pembantu rumah tangga, buruh kasar, buruh pabrik dan lain sebagainya. Tak sedikit dari mereka yang menjadi korban penipuan agen, human traffiking ataupun menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh sang majikan akibat minimnya pengawasan dan perlindungan pada mereka.
Padahal, dalam pandangan Ketua Komisi IX DPR RI ini, Indonesia bisa membalikkan keadaan menjadi negara yang maju dan sejahtera, dengan mengoptimalkan potensi “Bonus Demografi”. Fenomena langka ini merupakan momentum yang tepat bagi Indonesia untuk melakukan perbaikan dan berbenah mengakselerasi kemampuan. Apalagi saat ini Indonesia dihadapkan pada era persaingan global, sejak 2015 kita telah memasuki era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).
Perlu bagi SDM produktif kita untuk mengembangkan kemampuan, kompetensi yang sesuai dengan standarisasi; baik yang berskala nasional maupun internasional. Di sinilah peran pemerintah sangat diperlukan, agar tidak terulang kisah Robet di Garut yang gagal menjadi wirausaha karena tidak memiliki kompetensi sebagai wirausaha.
Selain itu, Dede menegaskan cara membangun ketahanan ekonomi nasional yang dimulai dari ketahanan ekonomi rumah tangga dengan berbasis kepada kompetensi kerja agar rakyat kita produktif dan berdaya saing. Secara taktis, buku ini memberikan lima langkah biar rakyat lebih produktif; (1) pemberian beasiswa vokasional, (2) sekolah binaan industri, (3) sertifikasi kompetensi, (4) rangsangan ekonomi kreatif dan (5) gerakan pencerahan.
Penulis meyakini problem kemiskinan yang terlihat di depan mata, bisa diselesaikan dengan “gerakan pencerahan nasional” atas potensi bonus demografi itu.. Nantinya, “Rakyat yang menyaksikan tentu akan bangga dan percaya diri tidak merasa minder kepada bangsa lain”. Bahwa Indonesia adalah bangsa terhormat, bukan bangsa kuli!. Semoga.***
Judul Buku : Bersaing Atau Tenggelam; Indonesia Bukan Bangsa Kuli
Penulis : Dede Yusuf
Halaman : xxii + 178
Tahun : 2017
Penerbit : RMBOOKS jakarta
Ukuran : 14 X 21