Bisnis
Indosat Ooredoo Hutchison Ajak Anak Muda Produksi Konten Positif di Media Sosial
Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) berkolaborasi dengan CGV meluncurkan program literasi digital Save Our Socmed (S.O.S). Melalui kolaborasi tersebut, dirilis kompetisi film pendek, yang membidik para pelajar, mahasiswa, dan umum dengan total hadiah Rp100 juta. Program S.O.S. juga dilengkapi dengan pelatihan pembuatan film gratis di bioskop-bioskop CGV di 10 kota Indonesia.
Sebelumnya, Literasi Digital S.O.S telah digelar pada 2021 lalu. Lewat kegiatan CSR pilar pendidikan digital itu, IOH membuat kompetisi dan webinar terkait cyber bullying, hoaks, dan kekerasan berbasis gender online (KBGO). Hasilnya, seluruh karya dari peserta kompetisi tersebut telah disaksikan oleh 2,3 juta penonton.
Melalui S.O.S, IOH berharap dapat menginspirasi anak muda Indonesia agar menggunakan internet untuk hal-hal produktif, kreatif, dan positif. Hal ini sejalan dengan misi perusahaan untuk menghadirkan pengalaman digital kelas dunia, menghubungkan, dan memberdayakan masyarakat Indonesia. Peresmian program literasi digital S.O.S turut mengundang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Riset Teknologi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta melibatkan berbagai universitas dan komunitas.
Diungkapkan Director & Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison Muhammad Buldansyah, “Lewat program ini, kami ingin memberikan keterampilan digital dan mengajak anak muda untuk memanfaatkan media sosial (medsos) sebagai sarana meningkatkan kreativitas dengan membuat konten positif. Dengan demikian, anak muda yang jadi pengguna terbesar internet bisa memamerkan kreativitas mereka alih-alih terbawa flex culture.”
Sementara itu, merujuk data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), dari total 210 juta pengguna internet Indonesia periode 2021–2022, sebanyak 99,16% pengguna ada di kelompok usia 13-18 tahun. Meski pengguna internet di kalangan anak muda sangat besar, namun data Digital Civility Index (DCI) Microsoft menunjukkan terdapat peningkatan konten dan perilaku negatif di media sosial. Berdasarkan survei tersebut, 30% responden menyebut kesopanan di sosial media memburuk selama pandemi, tolong-menolong berkurang 11%, sikap tidak saling mendukung berkurang 8%, rasa kebersamaan juga menurun 11%. Dampaknya, flex culture menjadi kontributor yang menyebabkan lebih dari 19 juta anak-anak Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami depresi (Riskesdas, 2018).
Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis, Kebudayaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Fadjar Hutomo menuturkan, “Kami berharap pelatihan dan kompetisi film pendek S.O.S ini bisa menjadi media pembelajaran bagi anak muda Indonesia untuk memamerkan kreativitas. Sehingga, media sosial bisa menjadi wadah untuk membuat konten positif.”
Ditambahkan Direktur CGV, Haryani Suwirman, “Kami sangat mendukung kegiatan yang mengeksplorasi kreativitas anak muda sekarang. Kami berharap lewat ajang ini bisa mengangkat bakat-bakat terpendam untuk memajukan dunia perfilman Indonesia. Kami percaya anak muda Indonesia punya banyak ide-ide luar biasa.”
(rls/MC)