Bisnis
Investasi US$ 12,2 Juta, TikTok Siap Bantu 120.000 UMKM di Asia Tenggara
CEO TikTok Shou Chew menyambangi Indonesia. Kedatangannya ke Indonesia turut membawa angin segar, dengan mengumumkan bahwa TikTok akan berinvestasi US$ 12,2 juta untuk membantu lebih dari 120.000 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) beralih ke bisnis daring dan berpartisipasi di ekonomi digital.
Investasi tersebut terdiri dari dana hibah tunai, pelatihan keterampilan digital m dan kredit iklan untuk UMKM, termasuk bisnis mikro di wilayah pedesaan dan pinggiran kota.
Investasi itu berangkat dari sejumlah fakta bahwa TikTok telah menjadi platform pendukung para pelaku bisnis dan kreator. Merujuk hasil laporan “Efek TikTok: Menumbuhkan Bisnis, Memajukan Edukasi, dan Memberdayakan Komunitas di Asia Tenggara”, para UMKM yang disurvei mengalami peningkatan pendapatan hampir 50% melalui penjualan produk dan layanan di TikTok. Sementara itu, empat dari lima bisnis (79%) memanfaatkan TikTok untuk beralih dari kanal pemasaran luring ke daring. Selain itu, lebih dari 80% kreator TikTok yang disurvei mengalami peningkatan pendapatan melalui beragam peluang, termasuk di antaranya TikTok LIVE dan kerja sama konten bermerek.
Diungkapkan Shou Chew, hari ini (15/6), pada acara TikTok Southeast Asia Impact Forum 2023 di Jakarta, “Di Asia Tenggara, lebih dari 325 juta orang mengakses TikTok setiap bulannya dan 15 juta bisnis juga menjadi pengguna platform ini. Kami memiliki peran besar dalam memperluas berbagai peluang ekonomi, edukasi, dan pembangunan komunitas di wilayah ini dan di seluruh dunia. Kami sangat senang melihat dampak positif dari TikTok dan kami berkomitmen melanjutkan upaya kami dalam mendukung individu, komunitas, dan bisnis untuk terus tumbuh dan semakin maju.”
Lebih jauh ia menegaskan, TikTok juga memiliki komitmen untuk pasa Asia Tenggara, antara lain melalui program “Dukungan Lokal”. Dalam waktu tiga tahun ke depan, program “Dukungan Lokal” bertujuan memberdayakan bisnis mikro dan kecil, khususnya di wilayah pedesaan, yang masih awam dengan pemasaran di media sosial.
Bekerja sama dengan lebih dari 25 institusi pemerintah dan organisasi nirlaba di seluruh Asia Tenggara, program tersebut akan membuka peluang bagi bisnis untuk menjangkau konsumen digital baru melalui dana hibah tunai, pelatihan keterampilan digital dan kredit iklan.
Selain itu, di Indonesia, TikTok akan bermitra dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Asosiasi Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW), Platform Usaha Sosial (PLUS), dan Telkom untuk meluncurkan TikTok Jalin Nusantara. Inisiatif ini akan membangun konektivitas internet di pusat-pusat komunitas di sembilan desa di Nusa Tenggara Timur dan Sumatra Utara.
Selain memperkuat infrastruktur digital lokal, TikTok Jalin Nusantara akan menyediakan program pelatihan di desa-desa tersebut, serta di lima pusat kreatif di destinasi pariwisata dan ekonomi kreatif utama dan lima Telkom IndigoHubs. Program ini akan memberikan pelatihan literasi digital dan finansial kepada komunitas, dan modul keterampilan digital esensial seperti pembuatan konten, e-commerce, dan pemasaran digital, untuk mendukung mereka dalam berpartisipasi di ekonomi digital.
Masih menurut laporan ini, sembilan dari sepuluh (90%) responden yang menggunakan TikTok untuk belajar mengatakan bahwa mereka memperoleh keterampilan baru yang tidak mereka miliki sebelumnya, dan tiga dari lima (61%) responden yang disurvei percaya bahwa TikTok membuat pembelajaran digital lebih mudah diakses.
Untuk mendukung hal itu lebih lanjut, TikTok akan berkolaborasi dengan usaha sosial Kid Kid, Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, dan Bangkok Metropolitan
Administration untuk meningkatkan kesadaran dan aksi lingkungan di kalangan generasi muda di Thailand. Termasuk, lokakarya edukasi dan tantangan terkait pilihan gaya hidup berkelanjutan sehari-hari, seperti pemilahan sampah dan konsumsi energi. Program ini sejalan dengan tujuan perusahaan untuk meningkatkan konten edukasi tentang iklim dan mencapai netralitas karbon operasional pada 2030.
Selain itu, TikTok juga akan terus mengembangkan wirausaha generasi baru, khususnya generasi muda yang tidak memiliki akses setara ke peluang ekonomi. Bekerja sama dengan ASEAN Foundation, Social Enterprise Development Programme akan menyediakan pembangunan kapasitas, pendampingan, fasilitasi ke pasar, dan pendanaan awal hingga 320.000 dolar AS untuk 20 usaha sosial yang dipimpin oleh generasi muda di wilayah, untuk berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara.
Didukung lebih dari 8.000 karyawan di seluruh Asia Tenggara, TikTok juga berkomitmen untuk berinvestasi dalam mengembangkan talenta lokal. Inisiatif seperti TikTok Shop Graduate Development Programme di regional, bertujuan untuk membangun talenta di industri e-commerce, dan kamp pelatihan teknis TikTok Tech Immersion di Singapura untuk murid tingkat menengah; menyediakan peluang untuk maju bagi talenta muda di bidang teknologi.
“Dalam waktu hanya enam tahun, kami telah menciptakan berbagai peluang baru bagi kreator maupun bisnis di TikTok. Kami telah menghadirkan kanal-kanal e-commerce seperti TikTok Shop, yang membantu UMKM terhubung dengan konsumen baru dan mengembangkan bisnis,” tambah Teresa Tan, Head of Public Policy Southeast Asia TikTok.
Misi TikTok dalam menginspirasi kreativitas dan membawa kebahagiaan berakar dengan kuat pada keinginan untuk memungkinkan penemuan, pertumbuhan, dan hubungan di antara individu dan komunitas di Asia Tenggara.
“Berbagai kemitraan dan inisiatif baru yang diluncurkan hari ini akan memperluas upaya kami dalam memberdayakan bisnis mikro dan kecil yang memiliki keterbatasan akses ke sumber daya dan peluang digital. Kami berterima kasih atas dukungan yang telah kami terima di wilayah ini dan kami sangat bersemangat atas dampak yang akan kita buat bersama di masa depan,” pungkasnya.
(rls/MC)