Ciputat
Melirik Bank Sampah Ala Benny Harkamto di Kelurahan Ciputat
Pada awalnya, program Bank Sampah ini pertama kali diadakan oleh warga RW 06 Kelurahan Ciputat. Namun, karena kegiatan ini memiliki nilai positif yang lebih untuk penanggulangan sampah, maka pihak kelurahan mulai mengembangkan program ini.
Bank sampah tersebut berawal dari gagasan Benny Harkamto yang juga seorang pensiunan pegawai salah satu bank nasional ini. Ia rupanya tak habis ide untuk mengelola sampah. Di tangan dia, sampah-sampah tersebut dapat menghasilkan uang.
“Masyarakat disini berperan sebagai nasabah, dari sampah-sampah tersebut akan menghasilkan uang yang berguna bagi nasabah sendiri,” jelas Benny.
Sampah tersebut yang dikumpulkan warga berperan sebagai tabungan yang nantinya akan dikumpulkan oleh teller atau kasir. Sampah juga memiliki nalai masing-masing. Sebelum ditabung, sampah non organik yang sudah dipilah dan tampak bersih, maka nilai jualnya akan lebih tinggi. Misalnya, sampah bekas gelas air mineral.
“Jika nasabah mengumpulkannya sudah dalam bentuk rapi maka akan mendapat harga jual sebesar 5.500 rupiah per kilogram,” tutur Benny.
Uang yang terkumpul akan masuk ke dalam rekening. Jadi setiap nasabah memiliki rekening dan buku tabungan layaknya nasabah pada bank-bank umumnya. Selain tabungan, bank sampah ini juga memiliki program koperasi. Nasabah juga dapat meminjam uang dari bank sampah yang pembayarannya akan diambil melalui rekening si nasabah sendiri.
Bank sampah diberi nama Bank Sampah Karya Bakti ini lahir sejak 10 Oktober 2010. Hingga saat ini sudah ada tiga RW yang mengembangkan bank sampah ini, yaitu RW 06 RW 07 dan RW 13.
Benny menambahkan, program bank sampah ini sedang digarap oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah untuk dibuat perda. “Hingga saat ini, kami masih menunggu perda tersebut turun. Karena dari perda tersebut nantinya setiap RW di seluruh kecamatan ciputat akan membuka bank sampah,” tuturnya.***
Sumber : Tangsel Pos/ Halaman 5/ Rabu, 23 Januari 2013.