Tangerang Selatan
MUI Tangsel Gelar Peningkatan Dai dan Maulid Nabi Muhammad SAW
MUI Kota Tangsel menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, berlangsung di Yayasan Darul Hikmah Pamulang Barat, Sabtu (25/12/2021). Dihadiri Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie.
Selain memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW juga diisi dengan kegiatan peningkatan kompetensi dai serta memperingati hari jadi Yayasan Darul Hikmah ke 41. Pada acara tersebut juga diberikan santunan yatim piatu.
Ketua Umum MUI Kota Tangsel KH Saidih yang juga pendiri Yayasan Darul Hikmah, menyampaikan dalam kegiatan ini ada tiga agenda. Dalam peningkatan dai, maka ada tiga dai dari MUI mengisi ceramah secara bergantian.
“Dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW semoga kita terus meneladani sosok dan ajarannya. Perbanyak shalawat agar kelak bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Tanamkan rasa cinta kepada Rasulullah,” pesannya.
Dalam kesempatan itu di hadapan ratusan jamaah, dirinya menceritakan sejarah Yayasan Darul Hikmah. Sejak semula murid hanya 30 siswa setingkat MTs. Perjuangan penuh luka liku, bahkan saat membangun sekolah, atap bangunan berasal dari bantuan lingkungan. Tentu ini perjuangan yang tidak mudah.
“Dulu genteng minta ke masyarakat. Kayu dan bambu minta ke masyarakat. Alhamdulillah kini murid terus bertambah, bahkan sudah punya gedung BLK saat ada kunjungan Bapak Presiden Jokowi,” kenangnya.
Di tengah prosesi pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW juga dilakukan pelantikan pengurus MUI antar masa mengantikan pengurus sebelumnya. Ada empat ulama yang diambil sumpah oleh Sekretaris Umum MUI Tangsel KH Abdul Rojak.
Para da’i yang mengisi ceramah yaitu KH. Abdul Rojak, KH. Sofyan Mastas, KH M. Sobron Zayyan dan KHm Cholisudin Yusa serta dimeriahkan oleh Ustad Agus Annabawi.
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie dalam kesempatan itu mengapresiasi kegiatan peningkatan kompetensi dai. Menurutnya di tengah derasnya arus teknologi kehadiran pengajian dengan tatap muka harus terus dilakukan.
“Hadirkan dai di tengah masyarakat. Ada kitab dan murid serta tanya jawab. Sebab jika ngaji hanya sepotong bisa bahaya, seperti ngaji di YouTube. Dengan teknologi, peradaban Islam dikuasai, sehingga nilai toleransi dan keIndonesiaan akan hilang. Kendati jumlah penduduk terbesar, ekonomi 5,2 persen cukup kuat dan negara Islam terbesar. Tapi jika silaturahmi serta keguyuban hilang maka ini akan berbahaya. Mari rawat bersama-sama,” tutupnya.
Acara ditutup dengan pembacaan rawi bersama seluruh jamaah. (afm/fid)