Banten
Pilihan Politik TB Ace Hasan Syadzily
Lantai 12 Gedung Nusantara 1 terlihat sepi. Tidak terlihat aktivitas seperti biasanya, hanya ada satu Pamdal yang mempersilahkan awak redaksi rmbiografi.com; menanyakan prihal mau bertemu siapa. Dan mengantar kami langsung ke ruangan yang dituju. Yaitu ruangan Tb Ace Hasan Syadzily, politisi muda Partai Golkar diangkat jadi anggota DPR RI melalui mekanisme PAW, menggantikan Mamat Rahayu yang loncat pagar ke Partai Nasdem.
Kami disambut hangat oleh Tb Ace (panggilan Tb Ace Hasan Syadzily) yang ditemani seorang ajudan. “Silahkan masuk kang, santai ajja” katanya, sambil mengajak ke ruang utama kerjanya. Ruang utama ini masih terlihat kosong, hanya terlihat beberapa dokumen risalah sidang. Buku-buku, majalah dan koran seadanya. Tidak ketinggalan di ujung ruangan terdapat sajadah dan sandal jepit.
“Inilah ruangan saya, masih seadanya. Yang penting bisa membantu saya untuk mengemban amanah masyarakat Banten”, ujar Mantan Presiden BEM IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini memulai. Pembicaraan terus mengalir pada kenangan masa kuliahnya yang diwarnai oleh pelbagai aktifitas. Dari mulai merintis sebuah gerakan ekstra kampumsamapi jadi presiden dari Badan Eksekutif Mahasiswa yang baru pertama dibentuk.
Akatifis 98 ini pernah menjabat sebagai Ketua HMI bidang PTKP cabang Ciputat, aktif di Forum Mahasiswa Ciputat (FORMACI), forum studi yang dibina oleh Saiful Mujani, Ihsan Ali Fauzidan lain-lain. Bersama Ray Rangkuti (Lingkar Madani) mendirikan Lingkar-Studi Aksi untuk Demokrasi Indonesia (LSADI). Lulus dari IAIN Jakarta, diberikan mandat memegang kendali lembaga riset dan penguatan masyarakat, INCIS (Indonesian Institute for Civil Society) sebagai sekretaris eksekutif (1999-2001), Direktur Eksekutif (2001-2006) dan Ketua Yayasan INCIS (2006- sekarang). Pernah mengikuti Youth Islamic Leader Program di Ohio University, USA, tahun 2004.
Dari tahun 2004 terlibat aktif di Partai GOLKAR sebagai staf khusus Ketua bidang hubungan luar negeri & Pertahanan Keamanan yang juga Ketua Korwil VI Jabar Banten DPP Partai GOLKAR, H. Agus Gumiwang Kartasasmita. Tahun 2006, paska pilkada provinsi Banten, diangkat menjadi Pengurus DPP Partai GOLKAR bidang Keagamaan sekaligus Koordinator Wilayah Jabar Banten DPP Partai GOLKAR.
Pria kelahiran Pandeglang 19 September 1976 ini, mengingat kawan-kawannya tidak mempertanyakan tentang aktivitas di Partai Golkar. ‘Mungkin mereka sepenuhnya mendukung komitmen saya sehingga tidak perlu lagi mempertanyakan dan sangat mafhum dengan pilihan politik yang saya ambil dengan berbagai alasan. Tapi, boleh jadi mungkin mereka tidak peduli”, kata suami dari Rita Fitria sambil menahan senyum.
TB Ace dikenal sebagai mahasiswa yang kritis. Bukan hanya kebijakan orde baru yang tidak luput dari kritiknya, tetapi berbagai kebijakan internal kampus pun selalu dkritik. Mengikuti kajian, disamping untuk memperkuat kapasitas intelektual, juga bagian untuk mencari basis argumentasi menyikapi berbagai kebijakan sosial politik pada saat itu.
Semasa manjadi mahasiswa di Ciputat, TB Ace membangun, dari mulai PIJAR, ALDERA, kawan-kawan gerakan mahasiswa di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan lain-lain. “Itu semua bagian dari meruntuhkan bangungan sendi-sendi otoritarianisme dan Golkar merupakan partai politik yang bertanggungjawab terhadap bangunan politik itu. Gerakan mahasiswa 98 pada saat itu mampu mendobrak otoritarianisme dan hegemoni Orde Baru, dimana mahasiswa Ciputat menjadi salah satu elemen paling depan menduduki gedung DPR”, kata anggota Komis VIII DPR RI ini..
Pria yang hobi main bulutangkis ini, melihat Golkar pernah menjadi tunggangan kekuasaan Soeharto untuk melegitimasi kekuasaannya, yang bisa memenangkan pertarungan politik selama Orde Baru karena Pemilu yang tidak fair. “Golkar menang karena didukung oleh kekuatan yang seharusnya tidak terlibat dalam pemerintahan demokratis, seperti militer dan birokrasi. Namun era reformasi situasi politik sama sekali berubah. Partai Golkar sama dengan partai-partai lainnya di Indonesia. Tidak ada keistimewaan politik antara satu partai dengan partai lainnya dalam konteks kekuasaan. Golkar tidak lagi didukung oleh militer dan kekuasaan birokrasi’, katanya
Ayanda TB Ace KH. Tb. Rafei Ali merupakan ulama besar dan tokoh Golkar di Banten. Dalam dirinya mengalir darah santri sekaligus politisi Golkar. Tb Ace seolah ingin mengatakan demokrasi yang hari ini kita jalankan meniscayakan semua orang untuk terlibat dan berpartisipasi secara aktif dalam politik tanpa harus ada tekanan, intimidasi, bebas untuk memilih dan dipilih. “Golkar menjadi bagian dari partai politik yang dipilih itu’, katanya.
Alasan Tb Ace adalah kesempatan pertamanya setelah lulus dari kuliah lebih banyak berinterikasi dengan para elit partai Golkar, hingga banyak difasilitasi, itu yang pertama. Kedua, partai Golkar lebih memiliki kesamaan secara ideologis-politis dengan dirinya. Hal ini bisa dilihat dari visi, misi dan platform partai, para aktivisnya sekarang ini berkiprah. “Partai Golkar tidak menjadikan agama sebagai dasar platform perjuangan, apalagi menjual-jual agama, tidak berniat sama sekali menjadikan agama sebagai basis ideologis kehidupan bernegara dan memiliki kesamaan pandangan politik dengan saya dalam hal relasi antara agama-negara”, katanya penuh antusias.
Ketiga, menurut TB Ace, partai Golkar merupakan partai yang pengelolaan konflik politiknya lebih modern dan modern, dibanding dengan partai-partai lain. Pengelolaan konflik antar faksi di Golkar tertata dalam permainan politik yang mengasyikan. Fragmentasi antar berbagai kepentingan dimanage dengan dasar kedewasaan politik. Partai Golkar tidak tertumpu pada sumbu kekuasaan yang kharismatis-deterministik.
“Keempat, bagi saya, masuk dalam partai sebesar Golkar justru memungkinkan bagi akselarasi mobilitas vertikal saya dalam panggung kekuasaan. Bukankah tujuan berpolitik adalah sarana untuk meraih kekuasaan yang lebih besar? Dengan begitu, Kiprah politik dalam lingkup yang lebih besar juga dengan sendirinya memungkinkan bagi aktualisasi dari idealisme yang lebih besar pula”, katanya.
Saat ini Tb Ace dipercaya sebagai anggotaDPR RI di daerah pemilihan Pandeglang Lebak. “Tentu kesempatan itu harus saya pergunakan sebaik-baiknya untuk mendapatkan kursi di parlemen. Apa yang selalu saya sampaikan dalam berbagai kesempatan kampanye saya yang hingga saat ini terus saya lakukan di daerah”, kata ayah dari tiga anak ini.
Menurut Tb Ace, kedua kabupaten dapil saya merupakan daerah di Banten yang masih tertinggal dibandingkan dengan kab/kota lainnya di Banten. Pendidikan, peningkatan ekonomi dan infrastruktur menjadi masalah yang dihadapi daerah ini. Saya ingin menjadi wakil rakyat yang dapat memperjuangkan masalah tersebut melalu wewenang yang dimiliki anggota parlemen di DPR RI melalui peningkatan budget untuk hal tersebut.
“Usaha saya untuk meraih dukungan masyarakat juga sebagai upaya untuk pendidikan politik untuk masyarakat di kedua daerah tersebut Terus terang sejauh pemantauan dan hasil terjun ke kampung-kampung, Pemilu merupakan ajang untuk mempertontonkan modal dan kekuasaan kepada masyarakat. Sangat memprihatinkan. Masyarakat tidak dibuat menjadi masyarakat yang cerdas”, kata Tb Ace.
Sumber: RM Biografi