Politik
Pilkada Tangsel, Ada Kompromi Politik Antara Ikhsan Modjo dan Arsid?
Pasangan Calon (paslon) Walikota-Wakil Walikota Tangsel petahana, Airin-Benyamin harus diakui sebagai lawan yang berat bagi paslon lainnya, Ikhsan-Li Claudia dan Arsid-Elvier.
Dengan demikian sangat dimungkinkan antara pasangan Ikhsan dan Arsid melakukan kompromi politik (politik dagang sapi) untuk melawan Airin yang popularitasnya masih tinggi. Penjelasan itu disampaikan A. Syarif penggiat Pusat Studi Nusantara (Pusara) UIN Ciputat.
Ia menganalisa, dari serangkaian serangan bertubi-tubi yang dilakukan timses Ikhsan-Li Claudia dengan menggunakan laporan dugaan pelanggaran kampanye paslon Airin-Ben, hal ini secara tersurat justru memberikan ruang kepada timses Arsid-Elvier bergerak bersosialisasi tanpa menggubris kegaduhan politik akibat serangan tim Ikhsan.
“Dalam analisis politik yang tersurat juga harus diamati. Saya melihat timses Ikhsan sangat serius menggempur pasangan calon Airin dan Benyamin. Dalam banyak rentetan pemberitaan belum pernah terjadi timses ini melaporkan dugaan pelanggaran pasangan calon Arsid-Elvier, demikian sebaliknya,” ujarnya, Jumat (11/9/2015).
Dengan asumsi itu saja sebenarnya sangat dimungkinkan apa yang dilakukan Ikhsan-Li Claudia tengah melakukan pembacaan dengan pihak siapa dimungkinkan politik dagang sapi.
“Makanya tim Ikhsan Modjo lebih mengandalkan permainan isu di media. Saya melihatnya justru jaringan di bawah belum bergerak.” Ini sekaligus, kata Syarif, semakin menegaskan bahwa timses Ikhsan-Li Claudia belum siap dalam hal infrastruktur, “Terlebih lagi soal logistik,” ia menuturkan.
Ia menyontohkan, pecahnya Partai Gerindra Tangsel dalam soal dukungan dengan munculnya kader akar rumput Gerindra yang membuat PAGARIN (Pasukan Garuda Dukung Airin).
Kondisi tersebut, lanjut Syarif, dari sisi infrastruktur Airin-Benyamin lebih siap. Sedangkan Ikhsan Modjo-Li Claudia dan Arsid-Elvier masih gundah gulana menyelesaikan perpecahan di internal partai pengusung. Kemudian Partai Demokrat yang masih terlihat adem ayem.
Di luar itu, ada skenario lain yang lebih besar yang ikut mewarnai Pilkada Tangsel ini, yakni persiapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Banten yang kemungkinan digelar 2017-2018 mendatang. Ia yakin para pihak yang ingin maju menjadi calon gubernur Banten “cawe-cawe” di Pilkada Tangsel, lantaran Tangsel menjadi tolak ukur. (dt/kts)