Connect with us

Sebelum memasuki masa new normal, banyak negara memilih menerapkan lockdown alias karantina wilayah sebagai upaya pertama yang diambil. Negara yang menerapkan lockdown di wilayahnya melarang warga untuk beraktivitas di luar rumah sama sekali. Demi keberhasilan karantina wilayah, beberapa negara menyediakan dan mengirimkan kebutuhan makan untuk warganya serta memantau dengan ketat pergerakan penduduk.

Namun tak semua pihak setuju dengan penerapan lockdown atau karantina wilayah tersebut. Di masa itu, banyak pihak meragukan keefektifan karantina wilayah dalam menyelamatkan nyawa masyarakat dari infeksi COVID-19. Pertimbangan selanjutnya adalah persoalan ekonomi yang akan terpukul jika lockdown diberlakukan.

Karantina Wilayah Terbukti Menyelamatkan Banyak Nyawa

Istilah karantina wilayah adalah kondisi sementara yang diberlakukan oleh pihak berwenang, salah satunya karena terjadi wabah penyakit epidemi. Kondisi karantina wilayah mengharuskan orang-orang untuk tetap berada di rumah dan membatasi aktivitas di luar rumah yang melibatkan kontak publik. Karantina wilayah juga membatasi akses keluar masuk daerah tersebut.

Karantina wilayah atau lockdown ini menjadi pilihan beberapa negara untuk pengendalian COVID-19 di masa awal pandemi. Di Indonesia, karantina wilayah total tidak menjadi pilihan karena pro kontra, ada beberapa yang menganggap lockdown tidak efektif dan malah berdampak buruk khususnya terhadap perekonomian.

Advertisement

Penelitian menunjukkan beberapa negara yang sigap melakukan karantina wilayah sebagai tindakan pengendalian berhasil menyelamatkan jutaan nyawa dan mengurangi risiko tinggi penularan COVID-19.

Tim peneliti Imperial College, London, mengatakan jumlah korban meninggal akan sangat besar tanpa lockdown. Peneliti membuat penilaian  dari hasil analisis karantina wilayah yang dilakukan 11 negara di Eropa yakni  Austria, Belgia, Denmark, Prancis, Jerman, Italia, Norwegia, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Inggris dari awal pandemi hingga awal Mei.

Peneliti menggunakan pemodelan epidemiologi untuk memprediksi berapa banyak kematian akibat COVID-19 yang terjadi jika tidak dilakukan karantina wilayah. Mereka memperkirakan 3,2 juta orang akan meninggal pada 4 Mei jika tidak ada tindakan seperti menutup bisnis dan menyuruh orang untuk tinggal di rumah.

Itu berarti lockdown menyelamatkan sekitar 3 juta nyawa lebih, termasuk 470.000 di Inggris, 690.000 di Prancis, dan 630.000 di Italia, tulis tim peneliti dalam riset yang diterbitkan di jurnal Nature tersebut.

Advertisement

Studi kedua dilakukan oleh para ilmuwan di Amerika Serikat. Mereka memperkirakan bahwa karantina wilayah yang dilakukan di China, Korea Selatan, Italia, Iran, Prancis, dan Amerika Serikat telah mencegah atau menunda penularan terhadap sekitar 530 juta COVID-19.

Khawatir akan dampak ekonomi

Italia karantina wilayah lockdown karena pandemi covid-19

Saat itu banyak negara, termasuk Indonesia yang khawatir akan dampak ekonomi yang besar jika melakukan karantina wilayah pada masa pandemi. Dana Moneter Internasional (IMF) dalam websitenya mengatakan bahwa lockdown bermanfaat bagi pemulihan ekonomi karena mengurangi penyebaran penyakit.

IMF menjelaskan bahwa lockdown yang bersifat sementara memang membebani biaya jangka pendek. Namun pemulihan ekonomi akan terjadi lebih cepat. “Demi mengendalikan penularan wabah, lockdown dapat membuka jalan terhadap pemulihan ekonomi dengan lebih cepat,” tulis IMF.

Dr. Elizabeth Stuart, profesor John Hopkins Bloomberg School of Public Health mengatakan bahwa karantina wilayah terbukti mengurangi penularan SARS-CoV-2. Ia menggarisbawahi bahwa lockdwon dengan pendekatan proporsional tak hanya dapat mengurangi risiko penularan, tapi juga menyeimbangkan kekhawatiran akan kesehatan mental dan ekonomi.

Advertisement

Sementara Dr. Stuart Ray, spesialis penyakit menular dari Johns Hopkins University School of Medicine, menegaskan bahwa pendekatan proporsional tersebut tergantung pengukuran risiko di masing-masing wilayah. Ray menggarisbawahi pentingnya pesan yang jernih dan jelas dari negara. Untuk mengurangi dampak pandemi, menurut Ray, “Kita harus membuat semua orang memahami status kondisi wilayah mereka dan lokasi penularan terdekat di sekitar mereka.”

Source

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer