Connect with us

Presiden Joko Widodo menyampaikan tugas Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) adalah bagaimana membumikan Pancasila, terutama target anak-anak muda di bawah 39 tahun yang memerlukan sebuah injeksi tentang Pancasila dalam keseharian.

“Kita harapkan dengan diangkatnya Pak Yudian, Prof. Yudian itu bisa lebih dipercepat lagi,” ujar Presiden Jokowi usai melantik Kepala BPIP di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta, Rabu (05/02/2020).

Berkaitan dengan tugas khusus untuk Kepala BPIP yang baru, Presiden minta langsung implementasi di lapangan. “Saya kira bahan-bahan sudah komplet semua, bahan materi-materi sudah komplet semuanya, sehingga betul-betul langsung tahapan-tahapannya tahapan ke lapangan utamakan anak muda,” tambah Presiden.

Lantik Dua Pejabat Lembaga Negara

Advertisement

Presiden melantik dua pejabat lembaga negara yaitu: Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Kepala Lembaga Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Proses pembacaan keputusan dilaksanakan dua kali, yakni Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Setya Utama, membacakan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 12/P Tahun 2020 tentang pengangkatan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila yaitu Yudian Wahyudi ditetapkan pada tanggal 23 Januari 2020.

Kedua, Keputusan yang dibacakan oleh Deputi Bidang Administrasi Sekretariat Kabinet, Farid Utomo, membacakan Keppres Nomor 29/TPA Tahun 2020 tentang pengangkatan Kepala Lembaga Badan Pengawasan Keuangan yakni Muhammad Yusuf Ateh ditetapkan pada tanggal 30 Januari 2020.

Sebelum pembacaan pengumuman, prosesi diawali dengan Lagu Indonesia Raya, pembacaan sumpah, kemudian penandatanganan berita acara, serta pemberian selamat oleh Presiden dan Wapres diikuti undangan yang lain.

Pertumbuhan Ekonomi

Advertisement

Soal pertumbuhan ekonomi yang melambat, Presiden Jokowi meminta untuk membandingkan dengan negara-negara lain, terutama di G20, Indonesia menempati nomor 2. “Alhamdulillah ini juga patut kita syukuri bahwa pertumbuhan ekonomi masih di atas 5%, 5,02%. Patut kita syukuri, yang lain-lain bukan turun, anjlok. Ya kita ini, kalo kita enggak kita syukuri artinya kufur nikmat,” tambah Kepala Negara.

Mempertahankan pada posisi yang seperti itu saja, menurut Presiden, sulit sekali, tetapi juga hal menggembirakan adalah komunikasi antara otoritas moneter, yaitu Bank Sentral dengan pemerintah baik dan OJK dengan pemerintah baik. “Saya kira kebijakan moneter oleh BI yang sangat prudent, kebijakan-kebijakan perbankan oleh OJK yang sangat prudent, itu sangat baik. Juga kebijakan fiskal kita yang sangat prudent (hati-hati) juga sangat penting sekali,” Presiden menjelaskan.

Presiden mengajak semua untuk bersyukur karena beberapa rating agency juga memberikan kenaikan, misalnya terakhir Japan Credit Rating  yang memberikan tambahan level lebih tinggi pada Indonesia. Artinya, sambung Presiden, kepercayaan (trust) dari Internasional kepada Indonesia lebih baik. Ini, tambah Presiden, optimisme yang harus disampaikan. “Jangan sampai mengambil hal-hal yang pesimis, saya enggak mau. Optimis, kepercayaan Internasional kepada kita semakin baik kita harus optimis,” tutur Kepala Negara.

Turut hadir dalam acara ini Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Ketua DPR Puan Maharani, Menko Polhukam Mahfud MD, Seskab Pramono Anung, Mensesneg Pratikno, Menaker Ida Fauziah, Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Dewayanti, Menkumham Yasonna Laoly, Menko Polhukam, Menag Fachrul Razi, dan Mendagri Tito Karnavian. (rls)

Advertisement

Populer