Connect with us

Pondok Aren

Achsin Mudhofar, Pengrajin Tas Pelepah Pisang Di Tangsel

“Tas yang saya jual ukuran kecil, sedang dan besar mulai Rp 40-60 ribu,” ungkap Achsin Mudoffar, pengrajin tas pelepah pisang, di Komplek Pondok Pucung II Blok A6-13, kelurahan Pondok Pucung, kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, belum lama ini.

Pria kelahiran Lamongan, 3 Mei 1949 ini mengaku merintis usaha pembuatan tas pelepah pisang sejak tahun 1995 silam. Pelepah pisang menurutnya ada di mana-mana. Hal pertama yang menjadi perhatiannya dalam merintis yakni masalah tenaga kerja, pembelajaran, pelatihan produksi sampai melatih pasar (test market).

Achsin memaparkan, serangkaian proses membuat produk kerajinan tangan menggunakan pelepah pisang sedikitnya membutuhkan waktu sepekan. Itu pun tak semua jenis pohon pisang bisa digunakan. Hanya ada tiga jenis pelepah pisang yang biasa digunakannya untuk membuat tas. Yakni, jenis pisang batu batu,raja sereh dan pisang mas.

Proses pembuatannya berawal pelepah pisang lapisan satu sampai kelima diambil untuk kemudian dijemur selama lima hari. Setelah dijemur hasilnya kondisi pelepah pisang tidak terlalu kering tapi sedikit lembab. Maka pelepah pisang tersebut nantinya menjadi lentur mudah ditekuk serta menghasilkan tekstur warna . Dari warna hijau terus berubah menjadi warna krem.

Advertisement

Pelepah pisang yang telah dijemur lantas dibelah untuk dibentuk mal triplek berbentuk kotak sesuai dengan ukuran tas atau dompet yang diinginkan. Selanjutnya dilapisi kertas karton menggunakan bahan perekat lem agar produk tersebut tahan lama. Terakhir dibuatkan puring untuk dijahit dan dipasang resleting. “Satu tas biasanya membutuhkan antara 10-15 kelopak pelepah pisang. Dan seni menempel itulah yang dimanfaatkan untuk tata warna,” papar Achsin.

Mengenai pangsa pasar produk tas pelepah pisang buatannya, Achsin mengungkapkan, bisa didistribusikan ke sejumlah pusat-pusat perbelanjaan ternama di Jakarta. Sebut saja, Sarinah Thamrin, Pasaraya dan Blok M Plaza. Sementara bagi Anda yang bermukim di Kota Tangerang Selatan, dapat mencarinya di Bintaro Plaza, Lotte Bintaro, Matahari Mall Serpong dan lain-lain.

Ia mengaku, produknya tersebut telah ekspansi ke pasar di luar negeri. Ada eksportir asal India yang bermukim di Bintaro secara berkala mengambil tas pelepah pisang untuk dipasarkan ke Belanda dan Jamaika.

“Awalnya saya memasarkan dengan cara menitipkan tas dulu (konsinyasi), setelah laku baru dibayar oleh counter-counter dan importir. Setelah mereka tahu pangsa pasarnya baru beli tunai ke saya,” ungkap bapak bagi tiga orang anak ini.

Advertisement

Achsin tak menampik bila Pemerintah Daerah turut memberikan andil dalam usaha skala kecil yang dilakoninya. Selain telah diberikan bantuan alat produksi berupa mesin jahit, dirinya juga dibantu dalam hal pemasaran dan promosi.

Seperti mengikuti kegiatan pameran produk hasil kerajinan tangan bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM serta Kantor Kebudayaan dan Pariwisata. Seperti ke Batam, Riau dan sejumlah kota besar lainnya di Indonesia.

Ia juga merasa bersyukur usaha yang dirintisnya dengan susah-payah ini telah membuahkan hasil manis. Terbukti, hingga kini dirinya telah mampu membiayai pendidikan bagi kedua anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi. Achsin berharap, kedepannya ada pengusaha besar yang mau dan mampu bekerjasama dengan dirinya untuk membesarkan pembuatan tas dari pelepah pisang.

“Anak saya yang paling besar sudah bekerja di Bank di Jakarta, kalau yang kedua masih kuliah di UIN Ciputat. Saya juga sering diajak jadi narasumber dalam kegiatan pelatihan yang diadakan Pemkot Tangsel. Kalau ada masyarakat yang mau belajar dan produksi tas pelepah pisang dengan senang hati saya bantu,” ujar Achsin.(bpti-ts/KT)

Advertisement

Populer