Jakarta – Dari sudut perang asimetris isu anarko sindikalisme, ada pertanyaan menarik? Bahwa ditebarnya isu anarko dimana sebelumnya isu napi dibebaskan yang dihembuskan secara bersamaan di tengah pendemi corona, kemana akumulasi isu tersebut berlabuh?
Pertanyaan inilah yang menggelitik M. Arief Pranoto, Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan Global Future Institute dalam sebuah artikelnya yang dikutip Selasa (14/4).
Dalam artikelnya, Arief menyampaikan sejumlah analisanya dari diskusi terbatas lembaga kajian politik internasional tersebut. Menurutnya, anarko adalah kelompok sayap kiri yang mengasosiasikan dirinya sebagai kaum Trotzkis, penganut anarkisme ala Michail Bankunin, kelompok pseudo sosialis namun dalam kendali golongan neoliberal, proto komunis atau embrio komunis (belum komunis total secara ideologis kecuali dalam hal radikalisme saja). Menurut artikel tersebut, beberapa kelompok di atas menyatu menjadi sebuah konsorsium.
Menurut dia, kelompok anarko ini eksis akan tetapi ideologinya sumir. Oleh karenanya itu, mereka sangat rentan dijadikan alat permainan politik. Akibat kengambangan itu, kelompok ini kerap menjadi alat proxy maupun operasi bendera palsu bagi antar-komunita intelijen, baik yang intelijen yang mengabdi kepada koorporasi maupun golongan lain.
Organisasi ini kata artikel tersebut ada di Indonesia sejak 1947. Gerakan mereka kali pertama adalah mendesak agar Sutan Sjahrir dibebaskan dari penculikan. Kaum anarko dianggap sebagai simbol dari kekecauan ideologi.
Contoh di Amerika Serikat (AS) ada kelompok ultra kanan dan rasis yang menjadikan Vladimir Ulyanov Lenin sebagai rujukan. Selain Vladimir Ulyanov Lenin ultra kanan ini juga mengacu kepada figur Rosa Luxemburg, Pleckanov, Leon Trotzky dan Mao Zhedong, yang mana mereka semuanya itu merupakan pengkader sosialis sayap kiri.
Sementara kelompok sayap kiri justru banyak membaca buku-bukuMein Kampf karya Adolf Hitler atau karya-karya Benito Mussolini yang di dalamnya mengajarkan sentimen anti Yahudi dan mendukung kebijakan rasis.
Anarko sindikalisme adalah cabang dari anarkisme yang konsentrasinya pada gerakan buruh. Mereka sangat konsisten membangun prinsip dasar mereka yakni solidaritas kaum buruh, melakukan swakelola kaum pekerja dan melakukan aksi langsung yang diartikan kontra tidak langsung (lawan).
“Di Indonesia kelompok ini tersebar di Jakarta, Yogyakarta, Bandung bahkan disebut-sebut ada di Kalimantan,” demikian tulisan artikel tersebut.
Bung Karno (Presiden RI pertama) menyebut anarko sebagai kaum destruksi tanpa konstruksi. Bukan reformis, tapi bukan juga revolusioner.
Dari kacamata perang asimetris, perlu diamati di tengah pendemi corona, beredar fenomena anarko yang sebelumnya berhembus fenomena pembebasan napi. Apakah ini adalah untuk melemahkan pertumbuhan ekonomi, dengan menciptakan suasana bakal ada chaos, kerusuhan, penjarahan akibat kepanikan. Raca kecemasan, pengangguran, ancaman kelaparan akan mencuat naik di tengah masyarakat. (k9)
-
Serba-Serbi2 hari ago
Kalender Jawa dan Hijriah Juni 2025 Lengkap dengan Weton
-
Serba-Serbi1 hari ago
Kalender Juli 2025 Lengkap dengan Weton Jawa, Hijriyah, dan Hari Besar Nasional-Internasional
-
Nasional2 hari ago
Peserta Piala Presiden 2025: Arema FC, Persib Bandung, Dewa United FC, Liga Indonesia All-Stars, Oxford United dan Port FC
-
Pemerintahan2 hari ago
Wali Kota Benyamin Davnie Raih Penghargaan Nasional atas Komitmen dalam Mendukung Pembiayaan dan Pengembangan Sektor Air Minum
-
Kabupaten Tangerang2 hari ago
Bank BTN Jadi Sponsor Baru Persita Tangerang Untuk Musim 2025/26
-
Sport2 hari ago
Selain Persita Tangerang, Bank BTN Resmi Jadi Sponsor Arema FC dan PSM Makassar
-
Serba-Serbi2 hari ago
1 Suro 2025 Jatuh Pada Tanggal 26 Juni 2025
-
Pemerintahan2 hari ago
Putus Rantai Stunting Sejak Dini, Pemkot Tangsel Gencarkan 35 Program