Connect with us

Lifestyle

Retinitis Pigmentosa, Kelainan Bawaan yang Bisa Menyebabkan Rabun Senja

Anda sering merasa kesulitan melihat saat malam hari? Bisa saja Anda menderita retinitis pigmentosa, suatu kelainan bawaan yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan, terutama di malam hari. Apa saja gejala lainnya dan bagaimana mendeteksinya? Simak penjelasan lebih lengkapnya pada artikel di bawah ini!

Apa itu retinitis pigmentosa?

Retinitis pigmentosa adalah suatu kelainan bawaan yang terutama menyerang sel batang, yaitu sel yang berperan untuk melihat dalam kondisi cahaya minim. Sel ini berperan penting pada penglihatan di dalam gelap dan juga penglihatan pada sisi tepi mata.

Kelainan ini bisa terjadi akibat kerusakan pada sekitar 50 DNA. Seperti halnya kelainan bawaan lainnya, kondisi ini bisa diturunkan dari orangtua ke generasi selanjutnya.

Berbagai gejala retinitis pigmentosa

  • Night blindnessyaitu turunnya tajam penglihatan pada keadaan gelap alias rabun senja atau rabun ayam. Penurunan penglihatan diawali dengan semakin lamanya waktu yang diperlukan mata Anda untuk menyesuaikan diri dari ruangan terang ke ruangan gelap. Salah satu keluhan tersering adalah tersandung atau menabrak sesuatu saat kondisi gelap. Padahal, penglihatan Anda mungkin baik-baik saja pada keadaan terang.
  • Hilangnya penglihatan pada sisi mata. Anda akan seperti melihat melalui sebuah terowongan (tunnel vision) karena pandangan jadi menyempit. Sisi samping, atas, dan bawah dari area penglihatan menjadi gelap sehingga Anda tidak dapat mendeteksi benda-benda yang datang selain dari arah depan.
  • Hilangnya seluruh tajam penglihatan. Penyakit ini bersifat progresif alias terus bertambah parah pelan-pelan. maka pada beberapa kasus yang sudah parah, Anda bisa kehilangan seluruh penglihatan alias mengalami kebutaan.

Pemeriksaan apa saja yang perlu dilakukan?

Terdapat berbagai jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh dokter spesialis mata untuk menentukan diagnosis serta perawatan terbaik bagi masing-masing pasien.

  • Funduskopi, yaitu pemeriksaan menggunakan alat khusus untuk melihat keadaan retina.
  • Elektroretinogram adalah pemeriksaan dengan mendeteksi gelombang elektrik yang ditangkap oleh sel batang dan sel kerucut (penglihatan warna) saat diberikan rangsangan cahaya. Pada fase awal dari penyakit akan terjadi penurunan amplitudo gelombang. Sedangkan pada fase lanjut umumnya tidak lagi ditemukan gelombang.
  • Dark adaptometry merupakan suatu alat yang dapat mendeteksi kemampuan sel batang untuk beradaptasi dalam gelap. Alat ini dapat membantu untuk mendeteksi retinitis pigmentosa lebih awal.
  • Perimetri yaitu tes untuk mendeteksi gangguan penglihatan di sisi tepi mata.
  • Pemeriksaan genetik dilakukan untuk mengetahui perubahan gen penyebab terjadinya retinitis pigmentosa.

Apakah kondisi ini dapat diobati?

Hingga saat ini belum ditemukan obat yang dapat mengobati retinitis pigmentosa sepenuhnya. Namun, ada beberapa hal yang bisa membantu mengurangi penyakit bertambah parah sekaligus mencegah kebutaan.

  • Vitamin A. Salah satu penelitian mendapatkan bahawa pemberian vitamin A dosis tinggi (15.000 IU/ hari) dapat memperlambat atau menunda munculnya penyakit hingga 20 persen per tahun. Namun, pemakaian dalam jangka panjang memiliki efek samping berupa kerusakan pada organ hati.
  • DHA sangat baik untuk menjaga kesehatan mata, mendukung penyembuhan mata, dan membantu mengatasi sindrom mata kering.
  • Pakai kacamata anti sinar ultraviolet (UV) setiap Anda berada di luar ruangan. Terutama bila matahari menyengat begitu terik.

Sebagai salah satu penyakit progresif yang masih belum dapat diobati, penggunaan alat bantu penglihatan khusus (low vision aids) menjadi salah satu jalan keluar agar Anda tetap dapat beraktivitas dengan maksimal. Diskusikan mengenai penggunaan alat bantu tersebut dengan dokter spesialis mata Anda.

Artikel Berjudul ” Retinitis Pigmentosa, Kelainan Bawaan yang Bisa Menyebabkan Rabun Senja ” Bersumber dari Situs Hello Sehat.

Advertisement

Source

Advertisement

Populer