Connect with us

Sebuah kota masa depan idealnya adalah kota yang dibangun oleh komunitas dengan difasilitasi oleh pemerintah dan didukung oleh pihak swasta, akademisi, praktisi dan peran media.

Begitu juga halnya dengan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), sebuah kota yang pada tanggal 26 November 2016 merayakan hari lahirnya yang kedelapan. Pemerintah Kota Tangsel melalui Dinas Tata Kota Bangunan dan Pemukiman (DTKBP) sejak tahun lalu tengah mengembangkan Kota Tangsel sebagai kota masa depan yang berbasis komunitas.

“Komunitas ini berisi sukarelawan-sukarelawan yang memiliki kreativitas dan kegiatan-kegiatan sosial yang memberi dampak langsung terhadap kelompok masyarakat marginal yang merupakan mayoritas penduduk kota,” kata Sekretaris DTKBP Kota Tangsel, Mukoddas Syuhada.

Mukoddas menjelaskan, wilayah Kota Tangsel memiliki sembilan situ dan dilewati lima sungai  sangat potensial dikembangkan transportasi sungai untuk menghubungkan kampung-kampung wisata.

Advertisement

“Di pusat kotanya, dibuat pedestrian melayang untuk jalur pejalan kaki, kaum disable dan pesepeda yang dibuat nyaman dan aman seperti penggunaan lift/eskalator untuk aksesnya, cctv dan aplikasi tombol panik di handphone untuk keamanan serta vending machine untuk makanan dan minuman,” papar Mukoddas yang juga dikenal sebagai pegiat bambu di Indonesia itu.

Sedangkan untuk  informasi update tata ruang, titik kemacetan, titik bencana, dan jalur evakuasi dibentuk skuaDRONE yang beroperasi di jam-jam yang telah direncanakan.

Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Cerdas Modern Religius (pasar ekonomi kreatif)

“Pelayanan publik bisa diakses dengan mudah dan disediakan fasilitaa online untuk memotong waktu dan jalur birokrasi. Dan semuanya itu terhubung dengan suatu sistem teknologi informasi yang dipusatkan di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan,” jelasnya.

Selanjutnya, sambung Mukoddas, kemudian dikembangkan menjadi kawasan Eco City tempat beraktivitasnya warga kota. Di bantarannya dibangun hutan Kota dan taman kota, kampung-kampung eksisting ditata menjadi Kampung Eco Wisata Innovatif.

Advertisement

“Lahan-lahan tidur dijadikan pusat kegiatan kreativitas yang dikelola oleh komunitas dan disediakan juga pasar ekonomi kreatif untuk memasarkan hasil produk kreatifnya,” ungkap founder Akademi Bambu Nusantara (ABN) itu.

Sedangkan untuk mencegah banjir dan pemenuhan kebutuhan air bersih, setiap kawasan dan taman dibuatkan sistem memanen air hujan dengan cara menyediakan tabung-tabung untuk menampung air yang disimpan di dalam tanah.

“Jadi, kota masa depan Tangerang Selatan ke depan adalah kota yang berbasis komunitas yang akan menggerakkan perekonomian masyarakatnya dengan berbagai kreativitas dan nilai-nilai sosialnya sehingga visi misi Kota Tangerang Selatan dapat segera terwujud,” imbuhnya.

sekretaris-dtkbp-kota-tangsel-mukoddas-syuhada Dok. palapanews

Belum lama ini, DTKBP Tangsel juga mengenalkan konsep waterfront city (kota tepi air) dalam rangkaian perhelatan Tangerang Selatan Global Innovation Forum (GIF) 2016 di Puspiptek.

Advertisement

Konsep Kota Tangsel sebagai kota masa depan berbasis komunitas mendapat dukungan dari masyarakat. Apalagi, banyak terdapat komunitas-komunitas di kota yang memiliki 7 kecamatan itu.

“Ya saya mendukung, apalagi ditujukan sebagai penguatan ekonomi berbasis komunitas,” ujar Sonny Majid yang juga salah satu Dosen di Universitas Pamulang (UNPAM). (SR)

Populer