- Syarat dan Cara Donor Plasma Konvalesen COVID-19
- Penyebab Bulu Mata Rontok dan Cara Mengatasinya
- Gemetar Setelah Minum Kopi? Awas Overdosis Kafein!
- Makan Telur Mentah , Menyehatkan atau Malah Berbahaya?
- Waktu yang tepat mengenalkan anak obat kumur/mouthwash antiseptic
- 4 Manfaat Obat Kumur untuk Anak
- Memilih Makanan Sehat Ketika Menghadapi Pandemi COVID-19
- 11 Pilihan Makanan Terbaik untuk Penderita Sakit Maag
- 7 Cara Membangun Kepercayaan Diri
- Olahraga Kardio Vs Angkat Beban, Mana yang Lebih Cepat Membakar kalori?
BATAN Gelar Pertemuan Ilmiah Tentang Manfaat Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) kembali menggagas pertemuan ilmiah untuk membahas fungsi lain dari reaktor nuklir.
Deputi Sains dan Aplikasi Tenaga Nuklir Batan, Prof. Dr. Ir. Efrizon Umar, MT, menjelaskan bahwa reaksi inti yang dihasilkan oleh reaktor nuklir memiliki dua fungsi. Yaitu sebagai penghasil panas dan neutron.
”Setiap kali reaksi akan menghasilkan populasi neutron untuk memproduksi radioisotop dan penelitian bahan material logam. Dari radioisotop akan berguna bagi industri farmasi. Analisa aplikasi neutron lainnya akan berguna misalnya untuk mengkarakterisasi struktur bahan secara teliti dan jelas,” kata Efrizon, Rabu (2/11).
Memperjelas pernyataan Efrizon, Kepala Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju, Gunawan, memaparkan bahwa Batan sudah melakukan rangkaian penelitian terkait penggunaan paparan neutron pada bahan baterei, magnet, bahan tahan suhu tinggi dan produk kesehatan.
”Batan melalui Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju sudah melakukan beberapa kerja sama dengan industri nasional untuk melakukan inovasi. Seperti dengan PT. Astra Otoparts Cikarang untuk pengembangan baterei otomotif, dengan PT. Sigma Utama untuk pengembangan kandungan magnet pada cat yang mampu menimbulkan efek anti radar dan PT. Alkorindo untuk pengerasan gir sehingga lebih keras dan tahan aus,” tutur Gunawan.
Melalui pertemuan ilmiah ini, kepala Batan Djarot S. Wisnusubroto, mengharapkan masyarakat bisa melihat sisi lain dari teknologi nuklir, bukan hanya terpaku pada rasa takut akan efek radiasi nuklir. (mri/fid)