Connect with us

Kabartangsel.com — Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Lingkungkan Hidup (DLH) sejak tahun 2013 lalu telah membentuk sebanyak 200 bank sampah di seluruh kecamatan. Akan tetapi, dari 200 bank sampah yang dibentuk, hanya 50 persen yang aktif dan memberikan laporan kepada pihaknya.

“Hanya 100 yang memberikan laporan ke kita. Sejak 2013 lalu kita sudah bentuk di tujuh kecamatan Tangsel,” kata Kepala Bidang Persampahan DLH Kota Tangsel, Yepi Suherman, usai acara silaturahmi pengurus Bank Sampah, di Balaikota Tangsel, Minggu (20/8/2017).

Yepi mengatakan, agar mampu meraih adipura, bank sampah dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) yang ada harus melakukan pemilahan sampah secara tepat. Sehingga, sampah-sampah yang nantinya dibuang ke TPA Cipeucang hanya sampah yang tidak bisa dimanfaatkan kembali.

Baca juga: Tak Raih Adipura 2017, Tangsel Ingin Bank Sampah Dioptimalkan

Advertisement

“Jadi yang dibuang ke TPA hanya residunya saja. Yang bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomi dikelola di TPST atau bank sampah,” imbuh Yepi.

Dia menyebut, jika dioptimalkan denganbaik, maka bank sampah sangat berpotensi secara ekonomi. Dari 100 bank sampah yang ada di Kota Tangsel, terang Yepi, tercatat telah memiliki aset tabungan sampah yang jika dinomilkan mencapai Rp 1,7 milyar.

“Rp 1,7 milyar itu diakumulasikan dari 100 bank sampah dalam kurun waktu 4 tahun didirikan bank sampah,” tutupnya. (fid)

Advertisement

Populer