Connect with us

Lifestyle

Gejala Hidrosefalus Pada Anak yang Harus Diwaspadai Ortu

Dilansir dari laman Universitas Gajah Mada, data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat ada sekitar 18 ribu anak penderita hidrosefalus bawaan (kongenital) di tahun 2013. Angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun, salah satunya disebabkan karena orangtua terlambat memeriksakan anaknya ke dokter. Maka, Anda tentu harus mengetahui lebih dulu apa saja tanda dan gejala hidrosefalus pada anak agar dapat ditangani secepat mungkin sebelum terlambat.

Apa itu hidrosefalus?

Hidrosefalus adalah penumpukan cairan serebrospinal pada rongga otak (ventrikel) sehingga menyebabkan otak membengkak. Normalnya, cairan serebrospinal ini akan mengalir melalui otak dan sumsum tulang belakang, lalu diserap oleh pembuluh darah. Dalam kondisi tertentu, cairan cerebrospinal dalam otak dapat meningkat karena berbagai hal, di antaranya:

  • Sumbatan di otak atau sumsum tulang belakang.
  • Pembuluh darah tidak mampu menyerap cairan serebrospinal.
  • Otak menghasilkan cairan serebrospinal yang terlalu banyak sehingga tidak mampu diserap sepenuhnya oleh pembuluh darah.

Hampir semua bagian tubuh anak akan terkena dampak dari hidrosefalus, mulai dari gangguan tumbuh kembang hingga penurunan kecerdasan anak. Jika tidak segera ditangani, hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak dan gangguan kesehatan lainnya pada penderita, khususnya anak-anak.

Apa saja gejala hidrosefalus pada anak?

Penyakit hidrosefalus dapat terjadi pada siapa saja, namun lebih sering dialami oleh bayi dan anak-anak. Pada beberapa kasus, penyakit hidrosefalus dapat dimulai sejak anak lahir. Penyebabnya meliputi:

Advertisement
  • Faktor genetik yang tidak normal
  • Cacat lahir karena tulang belakang tidak tertutup
  • Infeksi yang terjadi saat kehamilan, contohnya rubella

Anda mungkin sudah tahu bahwa gejala hidrosefalus pada anak yang paling umum adalah pembesaran ukuran kepala dari ukuran normal. Akan tetapi, gejala hidrosefalus pada anak cenderung berbeda-beda, tergantung dari usianya.

Berbagai gejala hidrosefalus pada anak usia kurang dari satu tahun di antaranya:

  • Tonjolan lunak (fontanel) di atas kepala
  • Ukuran lingkar kepala meningkat dengan cepat
  • Mata melengkung ke bawah
  • Kejang
  • Anak rewel
  • Muntah
  • Terlalu banyak tidur
  • Tidak mau makan
  • Penurunan kekuatan otot

Hidrosefalus juga dapat dialami oleh anak-anak usia 1 sampai 5 tahun alias usia pra sekolah. Selain ditandai dengan pembesaran ukuran kepala, gejala hidrosefalus pada anak usia 1 sampai 5 tahun yang perlu diwaspadai meliputi:

  • Menangis sebentar tapi suaranya meninggi
  • Mata juling
  • Sakit kepala pada anak
  • Kejang otot
  • Pertumbuhan lebih lambat
  • Penurunan nafsu makan
  • Terlalu banyak tidur
  • Kejang
  • Mual atau muntah
  • Sulit konsentrasi

Lantas, apa yang harus dilakukan oleh para ortu?

membonceng bayi dan balita

Memahami gejala hidrosefalus pada anak itu penting dilakukan sedini mungkin. Semakin cepat Anda menemukan gejalanya, maka semakin cepat pula anak mendapatkan penanganan yang tepat dari dokter.

Dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan fisik untuk memastikan lagi gejalanya. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan mata yang cekung, refleks tubuh, tonjolan lunak di kepala, dan ukuran lingkar kepala anak yang cenderung lebih besar dari ukuran normal.

Bagaimana mencegahnya?

Anda tidak dapat serta-merta mencegah hidrosefalus pada anak jika sudah ada “bakatnya”. Namun tenang dulu. Anda masih bisa mengurangi risikonya sejak awal kehamilan.

Advertisement

Periksakan kandungan Anda secara rutin dan pastikan Anda menerima imunisasi saat hamil. Hal ini bermanfaat untuk mengatasi berbagai infeksi yang mungkin terjadi saat hamil dan mencegah risiko bayi lahir prematur, salah satu faktor risiko hidrosefalus.

Sementara itu pada anak-anak, lindungi kepala si kecil dari berbagai benturan yang dapat terjadi. Misalnya memakaikan helm saat anak bersepeda atau memasangkan car seat untuk mencegah benturan saat di mobil. Langkah-langkah sederhana ini dapat memberikan dampak yang besar untuk menurunkan risiko hidrosefalus pada anak.

Kabartangsel.com

Source

Advertisement

Populer