Pernah ada fase di mana orang NU tak berani mengaku NU. Jika berani mengaku NU, maka mereka yang sedang jadi pegawai negeri sipil (PNS) harus siap karirnya akan buntu, tak berkembang.
Jika berani mengaku NU atau ketahuan NU, maka mereka yang sedang mengajukan beasiswa studi ke luar negeri harus siap menghadapi syarat tambahan yang sulit dilaksanakan.
Jaman dulu rasanya sulit bagi orang NU hanya untuk menjadi kepala KUA dan kepala sekolah, apalagi menjabat eselon satu dan dua. Lebih-lebih untuk menjadi Ketua MUI dan Ketua PPP; sungguh tak mudah.
Tapi itu dulu. Sekarang dalam usianya yang ke 95, orang NU tak perlu menyembuyikan ke-NU-annya. Termasuk Anak PMII tak perlu menutupi ke-PMII-annya.
Sekiranya sebagian warga NU hari ini berkuasa, maka mereka tak perlu menyontoh kesalahan para pemimpin dan pejabat jaman dulu. Biarlah sektarianisme dan primordialisme itu terkubur bersama masa lalu. Mari kita menyongsong masa depan dengan kebersaman membangun peradaban.
Senin, 1 Februari 2021
Salam,
Abdul Moqsith Ghazali
- Bisnis7 hari ago
Inilah 3 Fitur Tersembunyi di Samsung Galaxy A16 5G Bikin Kerja Jadi Lebih Efektif
- Hukum7 hari ago
Pesan Presiden Prabowo Subianto: Amankan Nataru dengan Baik di Apel Kasatwil Polri 2024
- Hukum7 hari ago
Server Judi Online Berada di Luar Negeri, Ini Langkah Polri Menindaklanjutinya
- Nasional7 hari ago
Menag Nasaruddin Umar Ajak Akademisi Proaktif dalam Menjaga Lingkungan dan Keseimbangan Alam
- Bisnis7 hari ago
Galaxy AI: Asisten Terbaik untuk Aktivitas Magang Kamu!
- Nasional7 hari ago
Spirit Deklarasi Istiqlal, Kemenag Usung Masjid Ramah untuk Pelestarian Lingkungan
- Pemerintahan6 hari ago
Gelar ICCF 2024, Tangsel Jadi Rumah untuk Ratusan Komunitas Kreatif dari Seluruh Indonesia
- Pemerintahan3 hari ago
Pemkot Tangsel Raih Penghargaan Realisasi DAK Fisik Tercepat 2024