Lifestyle
5 Kiat Jitu Menghadapi Anak Ngambek Tidak Mau ke Sekolah

Selain mendapatkan pelajaran di rumah, anak-anak perlu mendapatkan pendidikan formal. Tujuannya, agar wawasan dan pengetahuan anak jadi lebih luas, juga menambah pergaulan. Sayangnya, anak sering kali ngambek tidak mau berangkat ke sekolah. Tapi, jangan khawatir. Ikuti tips berikut agar anak mau berangkat sekolah dengan hati riang.
Menghadapi anak ngambek tidak mau sekolah
Ngambek adalah cara mengekspresikan rasa tidak terima anak terhadap sesuatu. Misalnya, anak Anda tidak mau berangkat ke sekolah.
Saat dibangunkan untuk mandi, ia enggan beranjak dari tempat tidur. Jika diperingatkan, ia malah marah dan menangis.
Anak yang tidak mau sekolah bukanlah fenomema langka. Hampir semua orangtua pernah mengalami dan kesulitan menghadapinya. Bahkan, ada orangtua yang sampai “angkat tangan” dan menuruti keinginan anak untuk tidak mengikuti pelajaran di kelas.
Jika ini terus dilakukan, kebiasaan ngambek anak justru tidak akan hilang dan malah bisa semakin parah. Sementara itu, memaksakan anak agar mau sekolah dengan cara yang keliru bisa merusak hubungan Anda dengan si kecil.
Serba salah, bukan?
Untuk menghadapinya, Anda perlu taktik khusus. Ini dia beberapa tipsnya.
1. Cari tahu alasannya
Menurut Stanford Children’s Health, American Academy of Pediatric menekankan bahwa anak mungkin mengalami kesulitan untuk menjelaskan alasan mereka tidak mau berangkat ke sekolah.
Biasanya, beberapa hal yang menyebabkan anak tidak mau ke sekolah antara lain:
- Korban bullying. Anak yang merasa diintimidasi, diejek, atau dikucilkan akan menjadi tidak nyaman untuk sekolah sehingga tidak ingin berada pada lingkungan tersebut.
- Akademik. Anak merasa takut dengan kegagalan mengikuti pelajaran tertentu.
- Masalah perilaku. Anak memiliki masalah dengan perilakunya sehingga tidak bisa mengikuti aturan sekolah dengan baik.
- Kecemasan. Anak yang orangtuanya bercerai atau dididik dengan cara yang salah, seperti diberi banyak kritikan atau terus-menerus dibandingkan biasanya cenderung lebih mudah cemas dengan kegiatan di sekolah.
2. Bicarakan dari hati ke hati
Untuk menemukan penyebab anak mogok sekolah, Anda perlu membicarakan hal ini dengan si kecil. Bukan dengan emosi dan memaksa, melainkan dengan sikap yang tenang dan penuh perhatian.
Dengan menunjukkan bahwa Anda menaruh perhatian, anak biasanya akan berani untuk membuka diri dan membicarakan apa yang ia rasakan.
Bila hal ini terkait dengan rasa cemas, berikanlah dukungan dan ajari anak Anda untuk memenangkan diri. Misalnya, mengajarinya atau melakukan teknik relaksasi sederhana bersama.
Kemudian, tanyakan padanya, apa yang bisa Anda lakukan untuk membantunya. Hadirnya sosok Anda bisa memberikan kekuatan pada si kecil untuk menghadapi kecemasan yang ia rasakan.
3. Ajak anak untuk menikmati kegiatan sekolah
Pada dasarnya, anak-anak sangat menyukai permainan. Ini bisa menjadi jurus bagi Anda agar anak tidak lagi ngambek dan tidak mau ke sekolah.
Cari tahu kegiatan apa yang ia senangi di sekolah. Jika anak menyukai sepak bola, Anda bisa mengarahkannya untuk mengikuti klub futsal.
Dengan adanya kegiatan tersebut, waktu di sekolah tentu akan jadi lebih menyenangkan. Tidak hanya mengembangkan minat anak pada kegiatan tersebut, ia juga akan semakin memperluas pertemanannya.
4. Bersikap tegas
Sikap malas ternyata bisa membuat anak tidak mau dan mogok masuk sekolah. Jika ini penyebabnya, Anda tidak boleh bersikap lembek.
Tunjukkan sikap tegas Anda dengan menerapkan aturan bahwa ia hanya boleh tidak masuk ke sekolah jika sedang sakit atau memang ada urusan yang amat sangat mendesak.
Bila suatu saat si kecil meminta libur sekolah karena tidak enak badan, ajaklah anak untuk mendatangi dokter. Jauhkan mainan atau gadget dan minta ia istirahat di rumah.
Jangan sampai si kecil menggunakan alasan sakit hanya agar ia bisa bolos sekolah.
5. Minta bantuan pada psikolog dan pihak sekolah
Jika alasan anak tidak mau ke sekolah terkait masalah bullying, Anda perlu bantuan pihak sekolah dan psikolog. Pihak sekolah akan membantu Anda mencari solusi sekaligus memberi perlindungan pada si kecil. Sementara, psikolog akan membantu anak menghadapi trauma yang ia rasakan.
Tidak hanya itu saja, meminta bantuan psikolog juga bisa membantu Anda menghadapi masalah perilaku yang dimiliki anak.
Selain pihak sekolah dan psikolog, dukungan keluarga juga sangat dibutuhkan. Anda perlu bekerja sama dengan pasangan untuk menghadapi hal ini.
Kabartangsel.com
-
Kabupaten Tangerang2 hari ago
Tiket Pertandingan Persita Tangerang vs Persib Bandung
-
Bisnis2 hari ago
Gerakan Hijau Komunitas Mangrove Kendal Pulihkan Ekonomi Pesisir
-
Kabupaten Tangerang3 hari ago
Penjaga Gawang Persita Tangerang Igor Rodrigues Terpilih sebagai BRIMo Save of the Month Periode April 2025
-
Kabupaten Tangerang3 hari ago
Persita Tangerang VS Persib, Maung Bandung Tetap Turunkan Formasi Terbaik
-
Bisnis2 hari ago
Green Skilling 19: Dorong Praktik Bisnis Berkelanjutan Lewat Digital Marketing dan Konten Viral
-
Kabupaten Tangerang2 hari ago
Prediksi Pertandingan Persita Vs Persib Bandung di BRI Liga 1 2024/25
-
Bisnis1 hari ago
BRI Finance Hadapi Tantangan Pasar Otomotif 2025 dengan Strategi Captive Market
-
Sport3 hari ago
Persita Tangerang Vs Persib Bandung, Bojan Hodak Pastikan Pemainnya Tetap Prima