Lifestyle
Benang Operasi Tidak Sama dengan Benang Biasa. Apa Saja Bedanya?

Untuk menutup luka terbuka pada tubuh, dokter akan menggunakan benang khusus untuk menjahitnya. Perlu diketahui bahwa benang jahit untuk operasi berbeda dengan benang yang digunakan untuk menjahit pakaian. Tidak hanya ukurannya yang berbeda, bahan pembuatnya pun juga. Untuk lebih jelasnya berikut ulasannya.
Jenis-jenis benang operasi
Berdasarkan penyerapannya dalam tubuh
Berdasarkan penyerapannya, benang jahit operasi dapat dikategorikan dalam dua kelompok besar, yaitu yang bisa diserap dan tidak. Benang jahit yang bisa diserap artinya tak perlu dilepas setelah dijahit pada luka atau jaringan.
Hal ini disebabkan oleh enzim yang berada dalam jaringan tubuh bisa mengurai benang ini secara alami. Sementara benang operasi yang tidak bisa diserap, perlu dilepas kembali di kemudian hari.
Berdasarkan struktur bahan
Berdasarkan struktur bahannya, jenis benang operasi juga terbagi dua. Pertama, yaitu benang monofilamen yang terdiri dari satu utas. Benang ini lebih mudah untuk melewati jaringan karena cenderung tipis.
Jenis kedua adalah benang multifilamen, terdiri dari beberapa utas. Benang ini terdiri atas beberapa benang kecil yang dikepang bersama. Biasanya benang ini cenderung lebih kuat tetapi juga cukup berisiko menyebabkan infeksi karena lebih tebal.
Berdasarkan bahan pembuatnya
Berdasarkan bahan pembuatnya, benang jahit dibagi menjadi dua kelompok, yaitu alami dan sintetis. Benang yang terbuat dari serat alami misalnya sutera atau gut. Benang jenis ini biasanya jarang digunakan karena cenderung memicu reaksi negatif pada jaringan.
Sementara benang sintetis terbuat dari bahan buatan manusia, seperti nilon. Benang jenis ini biasanya yang lebih banyak digunakan untuk menjahit luka terbuka.
Bahan pembuat benang operasi

Berdasarkan bahan pembuatnya, benang jahit untuk operasi dibedakan dari yang bisa diserap dan yang tidak. Masing-masingnya terbuat dari bahan yang berbeda pula.
Bahan benang yang bisa diserap
Benang yang satu ini biasanya digunakan untuk menutupi bagian paling dalam dari sayatan. Meski begitu, benang ini juga bisa digunakan untuk permukaan kulit. Berikut bahan-bahan pembuatnya:
Gut (usus)
Benang monofilamen alami ini digunakan untuk menjahit luka atau robekan jaringan lunak bagian dalam. Gut biasanya tidak boleh digunakan untuk prosedur kardiovaskular atau sistem saraf. Sebab, tubuh memiliki reaksi kuat terhadap benang yang satu ini dan jutsru bisa melukai.
Oleh sebab itu, benang ini biasanya hanya digunakan untuk operasi ginekologi (operasi yang berhubungan dengan alat reproduksi).
Polydioxanone (PDS)
Benang monofilamen sintesis ini bisa digunakan untuk memperbaiki luka jaringan lunak, seperti untuk perut atau jantung anak.
Poliglecaprone (Monocryl)
Benang monofilamen sintetis ini biasanya digunakan untuk memperbaiki jaringan lunak yang terbuka. Namun, bahan yang satu ini tak boleh digunakan untuk prosedur kadiovaskular atau sistem saraf.
Benang yang satu ini paling sering digunakan untuk menutup luka kulit agar tak terlihat.
Poliglaktin (Vicryl)
Benang multifilamen ini biasanya digunakan untuk memperbaiki luka robek tangan atau wajah. Benang ini juga termasuk yang tidak boleh digunakan untuk prosedur penjahitan bagian kardiovaskular atau sistem saraf.
Bahan benang yang tidak dapat diserap
Semua jenis bahan benang operasi yang tidak dapat diserap biasanya dapat digunakan untuk memperbaiki jaringan lunak, termasuk untuk prosedur kardiovaskular dan sistem saraf.
Selain itu, benang ini biasanya digunakan untuk jaringan yang memerlukan proses penyembuhan yang lama, seperti jahitan di tendon, menutup dinding perut, dan penjahitan kulit.
Berikut beberapa bahan benang operasi yang tak bisa diserap, yaitu:
- Nilon, benang monofilamen alami.
- Polypropylene (Prolene), benang monofilamen sintetis.
- Sutra, benang multifilamen alami (berbentuk jalinan yang dikepang).
- Poliester (Ethibond), benang multifilamen sintesis (berbentuk jalinan yang dikepang).
Mungkinkah benang operasi menyebabkan infeksi?
Tak seperti jenis lainnya, benang jahit operasi sangat steril. Oleh karena itu, benang yang satu ini tidak menyebabkan infeksi.
Akan tetapi dikutip dari Healthline, benang multifilamen yang cenderung lebih tebal dari benang monofilamen lebih berisiko menyebabkan infeksi.
Ini disebabkan benangnya cenderung lebih tebal sehingga lebih sulit melewati jaringan saat proses penjahitan. Namun, jika dilakukan oleh dokter ahli yang terlatih dan profesional di bidangnya, risiko ini tentu sangat kecil kemungkinannya.
Hal yang bisa menyebabkan infeksi sebenarnya adalah jika Anda tidak merawat luka dengan tepat. Anda harus benar-benar merawat luka jahitan dengan telaten agar risiko infeksi bisa terhindarkan.
Untuk itu, pastikan tangan dalam keadaan bersih saat memegang luka jahitan. Selain itu, lakukan perawatan lainnya yang disarankan dokter untuk menjaga luka jahitan tetap steril dan lekas sembuh.
Kabartangsel.com
-
Bisnis3 hari ago
Transportasi Rendah Emisi: 17,7 Juta Pelanggan KAI Kurangi Sekitar 420 Ribu Ton CO₂ dalam 4 Bulan
-
Bisnis2 hari ago
WSBP Pacu Suplai Spun Pile, Progres Proyek Pembangunan Tanggul Pengaman Pantai NCICD Paket 2 Tembus 69%
-
Bisnis2 hari ago
Pembangunan Stasiun Surabaya Gubeng : Komitmen Peningkatan Layanan Transportasi Umum dan Permohonan Maaf Atas Potensi Gangguan Sementara
-
Bisnis2 hari ago
Investor Kembali Serbu Bitcoin, Potensi Tembus Rp1,8 M Semakin Nyata?
-
Bisnis2 hari ago
Telkom Indonesia Berikan Dukungan Penuh Pada Kompetisi Perencanaan Bisnis NBPC Business Project 5.0 di Makassar
-
Bisnis2 hari ago
Telkom Indonesia Ciptakan Ruang Baru untuk Developer Lokal Makassar Melalui AI Community Gathering
-
Bisnis2 hari ago
LindungiHutan Capai Target 1 Juta Pohon, Ini Pihak-Pihak yang Mendukung Kesuksesannya
-
Bisnis1 hari ago
Bitcoin Naik Tajam Mendekati USD $107.000, Dekati Rekor Tertinggi Sepanjang Masa