Hampir setiap orang pernah luka akibat jatuh atau tergores benda tajam. Namun, sekecil apa pun lukanya, jangan disepelekan. Luka di kulit harus cepat dibersihkan dengan cara yang tepat agar tidak menjadi infeksi. Nah, tapi kenapa luka terasa perih saat dibersihkan, ya?
Wejangan orang tua sejak zaman dulu bilang bahwa kalau Anda merasa perih itu bagus, karena tandanya obat merah untuk luka tersebut efektif bekerja melawan bakteri. Apa benar seperti itu?
Benarkah luka terasa perih saat dibersihkan tanda mau sembuh?
Rasa perih yang muncul saat luka dibersihkan bukan berarti luka akan lebih cepat sembuh. Justru, salah satu penyebab rasa perih ini muncul karena cara merawat luka yang kurang tepat.
dr. Adisaputra Ramadhinara, seorang spesialis perawatan luka, menjelaskan bahwa rasa perih yang muncul saat membersihkan luka datang dari kandungan dalam cairan pembersih luka disinfektan seperti alkohol gosok.
Alkohol adalah disinfektan yang memang bertujuan untuk membunuh bakteri dan kuman. Cairan ini kerap digunakan untuk mensterilkan luka, sehingga dapat terhindar dari risiko infeksi.
Meski begitu, alkohol juga dapat merusak jaringan kulit serta bisa mengiritasi dan mengeringkan kulit Anda. Inilah yang menyebabkan sensasi perih yang selama ini Anda rasakan saat membersihkan luka.
Ini artinya, sensasi perih yang muncul bukan berarti cara yang Anda gunakan sudah efektif untuk menyembuhkan luka.
Faktanya, lanjut dr. Adi,Ā mengoleskan alkohol gosok justru akan memperlama sembuhnya luka. Pasalnya, disinfektan seperti alkohol tidak aman untuk jaringan kulit yang sudah terlanjur rusak.
āIni malah menghambat proses penyembuhan luka dan meningkatkan risiko terjadinya jaringan parut (bekas luka) atau koreng,ā tutur dr. Adi.
Di sisi lain,Ā perlu Anda pahami, luka itu sendiri juga bisa memunculkan rasa nyeri atau perih.Ā Mengapa luka bisa terasa perih?
Rasa nyeri pada dasarnya merupakan respons tubuh yang normal saat Anda mengalami cedera atau suatu penyakit.
Pada luka akibat cedera, jaringan kulit Anda menjadi rusak karena goresan atau gesekan. Saat ini terjadi, saraf yang terlibat mengirimkan pesan ke otak untuk memunculkan rasa nyeri.
Bagaimana cara membersihkan luka agar tidak terasa perih?
Untuk mengurangi rasa perih saat membersihkan luka serta agar luka cepat sembuh Anda perlu tahu pertolongan pertama yang tepat. Berikut adalah cara merawat luka yang tepat.
1. Bersihkan dengan air
Pertama, bersihkan atau basuh luka dengan air mengalir untuk menghilangkan debu, kerikil, atau partikel asing lainnya yang bisa menginfeksi luka.
Setelahnya, diamkan sebentar atau tepuk-tepuk pelan area luka dengan kain bersih untuk meresap sisa-sisa airnya.
Ingat, jangan usap luka sampai benar-benar kering. Pastikan area luka tetap lembap agarĀ mempercepat proses penyembuhan jaringan kulit secara menyeluruh.
2. Kompres dingin
Anda juga bisa menggunakan kompres dingin atau es batu pada luka Anda. Cara ini bisa membantu menghilangkan rasa perih pada luka dengan membuat area tersebut mati rasa.
Bukan cuma rasa perihnya, melansir Johns Hopkins Medicine, kompres dingin juga membantu mengurangi peradangan, perdarahan, serta pembengkakan yang ada di sekitar luka.
Untuk membuat kompres, Anda bisa memasukkan es batu ke dalam kantong plastik yang bisa ditutup, kemudian bungkus dengan kain kering. Lalu, kompres di bagian luka.
3. Oles cairan antiseptik
Mengoleskan cairan antiseptik secara lembut ke area luka dapat membantu mencegah infeksi pada luka. Namun, pastikan Anda memilih cairan antiseptik yang aman untuk kulit.
Misalnya cairan antiseptik polyhexanide (polyhexamethylene biguanide/PHMB)Ā yang terbilang lebih aman untuk kulit supaya cepat sembuh.
Menurut dr. Adi, zat obat ini bekerja sama efektifnya untuk membunuh kuman seperti disinfektan alkohol, tapi terbukti lebih aman untuk jaringan kulit yang rusak.
Hal ini tentu tidak menghambat proses penyembuhan luka. Bahkan, cairan antiseptik PHMB tidak menyebabkan rasa perih ketika dioles pada luka.
4. Langsung tutup luka dengan plester
Sekecil apa pun lukanya, sebaiknya langsung tutup dengan plester luka untuk menjaga kelembapannya.
Cara ini juga turut menjaga kandungan cairan antiseptik tetap awet di permukaan kulit, alias tidak cepat menguap dan mengering.
Menutup luka dengan plester, jelas dr. Adi, akan membuatnya lebih cepat sembuh ketimbang dibiarkan terbuka.
Pasalnya, membiarkan luka terbuka akan membuka kesempatan bagi kuman dan bakteri dari udara sekitar untuk hinggap di luka. Inilah yang membuat Anda berisiko mengalami infeksi luka.
Jangan lupa untuk ganti plester paling tidak sehari sekali. Setiap kali akan ganti plester, bersihkan lukanya dulu dan biarkan sebentar sampai kondisinya tidak basah. Barulah tutup lagi dengan plester baru yang steril.
Jika cara-cara di atas tetap membuat luka Anda terasa perih atau justru bertambah parah, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.