Saat membeli susu, Ibu pasti sering mendengar atau melihat istilah laktosa dan sukrosa. Memang keduanya merupakan gula yang paling banyak ditemukan di susu pertumbuhan si Kecil. Dibandingkan dengan sukrosa, ternyata laktosa memiliki lebih banyak manfaat untuk tumbuh kembang si Kecil.
Laktosa, kandungan yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil
Berdasarkan kajian dari World Gastroenterology Organization, laktosa merupakan gula alami yang dapat ditemukan pada produk susu, baik Air Susu Ibu (ASI) maupun susu sapi.
Bedanya, laktosa pada ASI jumlahnya lebih tinggi yaitu 7,2% dibandingkan dengan susu sapi sebesar 4,7%. Meski berbeda, kandungan laktosa pada keduanya sama-sama dapat memenuhi kebutuhan energi si Kecil.
Laktosa akan dipecah oleh enzim laktase yang ada pada usus halus menjadi glukosa dan galaktosa. Biasanya, Ibu dapat menemukan glukosa pada beberapa jenis makanan yang mengandung karbohidrat, protein dan lemak.
Di sisi lain, galaktosa bisa didapatkan dari laktosa. Namun, menurut penelitian terbaru, galaktosa ternyata juga bisa didapatkan dari kacang-kacangan serta beberapa jenis buah dan sayur.
Galaktosa berfungsi untuk mendukung perkembangan saraf otak si Kecil. Tentu saja kandungan ini penting, dan sebaiknya Ibu berikan untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya.
Apa manfaat laktosa untuk tumbuh kembang si Kecil?
Selain memenuhi kebutuhan energi harian si Kecil, Ibu perlu tahu manfaat laktosa yang lain. Beberapa di antaranya meliputi:
Menguatkan tulang dan gigi
Laktosa dapat membantu kalsium lebih mudah terserap oleh tubuh si Kecil. Ini berarti tulang si Kecil akan bertumbuh lebih kuat. Tak hanya kalsium, laktosa juga dapat membantu penyerapan mineral seperti zinc dan zat tembaga pada tubuh si Kecil lebih cepat.
Selain itu, laktosa memiliki efek karies gigi yang lebih rendah dibandingkan sukrosa. Jadi, Ibu tak perlu khawatir akan adanya risiko kerusakan gigi pada si Kecil.
Menjaga kesehatan usus
Umumnya, laktosa akan dicerna di usus halus. Namun, kandungan laktosa yang tidak dicerna di usus halus akan digunakan oleh mikrobiota atau bakteri baik dalam usus sebagai prebiotik (nutrien untuk merangsang pertumbuhan dan meningkatkan kesehatan tubuh)3.
Singkatnya, laktosa diyakini mampu merawat mikrobiota atau bakteri baik pada usus. Bahkan, laktosa mungkin saja bisa meningkatkan bakteri baik pada usus. Pertumbuhan bakteri baik inilah yang akan membuat usus si Kecil sehat sehingga dapat mendukung imunitasnya agar tidak mudah sakit.
Sumber galaktosa si nutrisi otak
Galaktosa merupakan salah satu nutrisi yang diperlukan si Kecil untuk pembentukan sel saraf otaknya. Galaktosa telah terbukti dapat mengurangi risiko gangguan yang mempengaruhi penurunan fungsi otak seperti Alzheimer dan sindrom nefrotik.
Mencegah risiko obesitas
Jika dibandingkan dengan sukrosa, laktosa memiliki kandungan gula yang lebih sedikit (1:5 sukrosa) dan tidak mempengaruhi metabolisme anak. Hasilnya, penambahan berat badan anak pun hanya sedikit. Hal ini dapat membantu mencegah risiko obesitas pada anak.
Tak hanya itu, laktosa memiliki indeks glikemik (IG) yang rendah. Mengutip dari National Health Services, indeks glikemik merupakan penilaian pada makanan yang mengandung karbohidrat.
Indeks glikemik menunjukkan seberapa cepat makanan berkarbohidrat diproses menjadi glukosa dalam tubuh. Yang artinya, semakin tinggi nilai IG suatu makanan, karbohidrat dalam makanan tersebut akan semakin cepat diproses menjadi glukosa. Glukosa berlebih mungkin akan menyebabkan hiperglikemia pada anak.
Apa saja sumber nutrisi yang mengandung laktosa?
Setelah mengetahui manfaatnya, Ibu mungkin tertarik memberikan laktosa pada si Kecil untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya.
Laktosa umumnya dapat ditemukan pada produk susu seperti yoghurt dan keju. Namun, laktosa juga ada yang terkandung dalam produk makanan seperti roti, sereal dan makanan beku atau kaleng.
Untuk itu, Ibu dapat memeriksa nama-nama bahan pada label makanan terlebih dahulu untuk menemukan kemungkinan adanya sumber laktosa pada makanan yang ingin Ibu berikan pada si Kecil. Berikut adalah beberapa bahan yang mengandung sumber laktosa:
- Susu
- Laktosa
- Whey (air dadih)
- Curds (dadih)
- Susu bubuk
Bagi si Kecil yang berusia satu sampai lima tahun direkomendasikan untuk mendapatkan laktosa dari susu pertumbuhan. Pastikan sebelum memilih susu pertumbuhan untuk si Kecil, Ibu juga memperhatikan kandungan sukrosanya.
Sukrosa biasa ditemukan pada buah-buahan dan sayuran. Namun, pada produk makanan atau minuman, sukrosa biasanya diperoleh dari ekstraksi tebu atau bit gula (sugar beet), dan umumnya dikenal sebagai gula pasir.
Oleh karena itu, sebaiknya Ibu memilih susu pertumbuhan yang lebih banyak mengandung laktosa dibandingkan sukrosa. Hal ini dikarenakan sukrosa kurang baik dikonsumsi si Kecil akibat kandungan gulanya yang tinggi.
Jika si Kecil menunjukkan gejala Intoleransi Laktosa, seperti mual; sakit perut; kembung dan diare; setelah meminum susu yang mengandung laktosa, segera hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Jangan ragu pula untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi tentang Sukrosa dan Laktosa serta efek keduanya pada tumbuh kembang anak agar Ibu dapat membantu menjaga pola makan dan jenis asupan anak tetap sehat. (Hello Sehat)
- Pemerintahan6 hari ago
DSDABMBK Tangsel Perpanjang Sayembara Desain Ornamen Jembatan Cendrawasih V, Total Hadiah Rp45 Juta Menanti
- Tangerang6 hari ago
Rayakan HUT Paramount Enterprise ke-18, Band Padi Reborn dan Ribuan Peserta ‘Paramount Fun Color Run’ 2024 Mewarnai Kota Gading Serpong
- Banten4 hari ago
Ketua Komisi V DPRD Banten Ananda Trianh Salichan Harapkan Masyarakat Ikut Serta Dalam Pengawasan Pendidikan
- Bisnis4 hari ago
JNE Raih Penghargaan Best Chief Marketing Officer (CMO) Award 2024
- Banten4 hari ago
Tanggap Bencana Alam, Sekretariat DPRD Banten Gerak Berikan Bantuan
- Pemerintahan6 hari ago
Pilar Saga Ichsan: Tangsel Mengaji, Langkah Pemkot Tingkatkan Program dan Infrastruktur Keagamaan
- Pamulang6 hari ago
Puskesmas Pamulang Raih Prestasi Membanggakan di Ajang Jambore Puskesmas Nasional
- Pemerintahan5 hari ago
Festival Tangsel Land 2024, Benyamin Davnie Dukung Perkembangan Industri Kreatif Lokal