Connect with us

Lifestyle

Mengenal Hantavirus, Virus dari Tikus yang Dapat Mematikan

Hantavirus adalah virus zoonotik yang ditularkan melalui hewan pengerat atau rodensia dan dapat menyebabkan berbagai keluhan, hingga mengancam nyawa. Penyakit dengan keluhan ini pertama kali muncul di Cina dan Rusia pada tahun 1930.

Hantavirus kerap disebarkan melalui gigitan tikus yang terinfeksi atau kontak dengan eksresinya (saliva, urine, feses). Penularan juga dapat melalui aerosol debu atau benda-benda yang terkontaminasi oleh urine dan feses tikus yang mengandung reservoir Hantavirus.

Risiko penularan dapat meningkat pada mereka yang sering membersihkan tempat yang terkena kotoran atau sarang tikus dengan tidak benar. Sebagai contoh, saat seseorang tidak menggunakan alat pelindung diri atau tidak menjaga kebersihan diri setelah bertugas.

Advertisement

Apa saja manifestasi klinis dari infeksi hantavirus ?

Berdasarkan gejala dan keluhannya, Hantavirus dibedakan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama yaitu Hantavirus Fever with Renal Sydnrome (HFRS), kemudian kelompok kedua dikenal dengan sebutan Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS).

Hantavirus Fever with Renal Sydnrome (HFRS)

HFRS memiliki masa inkubasi selama 2-8 minggu dan terdiri dari 5 fase, yaitu : febris, hipotensi, oliguria, fase diuretik dan fase convalescens.

Fase febris

Penderita infeksi Hantavirus pada fase ini akan mengalami demam dengan suhu > 39 C, bintik perdarahan pada konjungtiva dan wajah, wajah terasa panas, sakit kepala, tidak nafsu makan, nyeri pada bola mata.

Fase hipotensi

Terjadi selama 1-2 hari. Dapat terjadi edema paru dan peritoneal akibat adanya permeabilitas vaskuler yang meningkat.

Advertisement

Fase oliguria

Produksi urine menjadi sedikit selama 3-5 hari. Dapat terjadi pula kondisi anuria, dimana pasien tidak dapat BAK sama sekali. Perdarahan dan fase kritis yang dapat menyebabkan kematian juga dapat terjadi pada fase ini.

Fase diuretik

Terjadi dalam 1-2 minggu. Pada fase ini, sudah mulai terjadi penyembuhan, disertai tensi yang menurun, kadar elektrolit tidak normal, perdarahan pada saluran pencernaan, hingga terganggunya sistem pernapasan dan saraf.

Fase konvalesens

Terjadi dalam waktu 3-6 minggu. Keluhan ini umumnya akan menghilang dan pasien akan sembuh dalam waktu 2-3 minggu tanpa sequelae atau gejala sisa permanen.

Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS)

Berbeda dengan HFPS, bila anda terkena HPS, maka keluhan yang terjadi memiliki masa inkubasi 14-17 hari dan terbagi dalam 3 stadium.

Advertisement

Stadium febrile prodrome

Fase ini terjadi 3-6 hari, myalgia, malaise, demam (suhu > 38C), tanpa batuk dan pilek.

Stadium cardiopulmonary

Pembendungan paru (akibat peningkatan permeabilitas dari endotelium mikrovaskular akibat infeksi Hantavirus) sehingga batuk mulai nampak disertai dispepsia. Selanjutnya, virus ini akan menyerang otot jantung dan dapat menyebabkan kematian.

Fase konvalesens

Infeksi Hantavirus dapat menyebabkan kematian akibat syok kardiogenik atau dapat mengalami remisi spontan dalam waktu 2-3 minggu.

Apa yang harus dilakukan bila terkena Hantavirus?

Terdapat beberapa tips yang dapat Anda lakukan bila terkena infeksi ini.

Advertisement
  • Pertama, segeralah berobat ke rumah sakit terdekat. Umumnya penderita HPS, akan memerlukan perawatan di ruang intensif.
  • Anda dapat mengonsumsi obat untuk mengurangi keluham simtomatik, misalnya antipiretik dan analgetik.

Bagaimana cara mencegahnya?

Anda dapat membasmi semua tikus yang ada di rumah. Bersihkan pula semua kotoran hingga sarangnya. Namun, jangan lupa untuk selalu menggunakan sarung tangan bila hendak membersihkan.

Gunakan disinfektan untuk membersihkan kotoran tikus dan sarangnya hingga tergenang disinfektan. Diamkan selama 5 menit. Gunakan kertas koran untuk menyerap (bila berupa urine), buang kertas koran tersebut dan bersihkan bagian tersebut dengan kain pel.

Masih dalam kondisi menggunakan sarung tangan, basuh tangan Anda dengan sabun dan air (dapat pula dengan disinfektan). Lepaskan sarung tangan dan cuci kembali tangan Anda dengan air hangat dan sabun. Beberapa hal tersebut di atas dapat membantu mencegah Anda terinfeksi Hantavirus.

Kabartangsel.com

Sumber
Advertisement

Centers for Disease Control and Prevention. 2019. Tersedia pada https://www.cdc.gov/hantavirus/index.html. Diakses pada 13 Juni 2019.

Mattar S, Guzman C, Figueiredo L. Diagnosis of hantavirus infection in humans. Expert Review of Anti-infective Therapy. 2015 (8): 939-946.

Zupanc A, Saksida A, Korva M. Hantavirus infections. Clinical Microbiology and Infection. 2019 (21): 6-16.

Epidemiologi Hantavirus di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi. 2010: 44-48.

Advertisement

Maes P, Gavrilovskaya I, Clement J, Ranst V. Hantaviruses: Immunology, Treatment, and Prevention. Viral Immunology. 2004 (4): 481-497.

Ibrahim I, et al. Epidemiology of Hantavirus Infection in Thousand Islands Regency of Jakarta, Indonesia. Journal of Veterinary Medical Science. 2013 (8): 1003-1008.

Moreli M, Silva A, Pimentel V, Costa V. Effectiveness of the ribavirin in treatment of hantavirus infections in the America and Eurasia: a meta-analysis. Virus disease. 2014(3): 385=389.

Maes P, Ranst M, Clement J. Recent approaches in hantavirus vaccine development. Expert Review of Vaccines. 2009 (1): 67-76.

Advertisement

McCaucghey C, Hart A. Hantaviruses. J. Med Microbiol. 2000(49): 587-599.

Hepojoki J, Strandin T, Lankinen H, Vaheri A. Hantavirus structure – molecular interactions behind the scene. Journal of General Virology. 2012 : 1631-1644.

PAN America Health Organization/World Health Organization (PAHO/WHO). Epidemiology Alert Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS). 2013.

Centers for Disease Control and Prevention. 2013. Tersedia pada https://www.cdc.gov/hantavirus/health-care-workers/hps-case-definition.html. Diakses pada 15 Juni 2019.

Advertisement

Centers for Disease Control and Prevention. 2013. Tersedia pada https://www.cdc.gov/hantavirus/hfrs/index.html Diakses pada 15 Juni 2019.

Source

Banner BlogPartner Backlink.co.id

Populer