Connect with us

Tangerang Selatan

MUI Kota Tangsel Gelar Pelatihan Dasar Penelitian Keagamaan

MUI Tangsel Gelar Pelatihan Dasar Penelitian Keagamaan

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangsel lewat Komisi Pengkajian dan Penelitiannya mengadakan Pelatihan Dasar Penelitian Keagamaan, Rabu (01/12/2021), yang diselenggarakan di aula Gedung Lembaga Keagamaan Kota Tangsel, Pamulang.

Pelatihan bertajuk “Urgensi Layanan Agama di Masa Pandemi Covid-19” ini dibuka oleh Ketua MUI Tangsel yang diwakili oleh Ketua I Bidang Fatwa KH. Hasan Mustofi.

Dalam sambutannya KH. Hasan memberi apresiasi atas terselenggaranya pelatihan tersebut dan berharap ghirah pengkajian dan penelitian keagamaan di kalangan umat Islam semakin meningkat.

“Walaupun kasus Covid-19 telah melandai, tapi kita harus tetap waspada dan tetap melakukan protokol kesehatan,” pesannya.

Advertisement

Dijelaskannya, hasil survey yang dilakukan oleh MUI dan Kemenag, kebanyakan masyarakat merasa Pandemi Covid-19 memengaruhi keyakinan atau praktik keberagaman.

“Pandemi Covid-19 yang berlangsung lama mendorong masyarakat menemukan makna hidup dan semakin religius. Mereka merasa mendapat dukungan mental spiritual dari pemuka agama dan komunitas agamanya,” ucapnya.

Pelatihan ini mengundang dua Narasumber, yaitu Dr. H. Hasani Ahmad Said, M.A., dan Dr. H. Endang Surahman, M.A.

Narasumber pertama, Hasani Ahmad Said, dalam paparannya menjelaskan Pandemi Covid-19 telah meluluhlantakkan sendi-sendi kehidupan, termasuk rutinitas mengakses kajian, ceramah, dan tausiyah keislaman secara langsung tatap muka.

Advertisement

“Bahkan, Jurnal The Lancet Psychiatry, Universitas Oxford Inggris, menyebutkan satu dari lima penyintas Covid-19 mempunyai risiko besar terkena gangguan mental. 20% orang yang pernah terinfeksi Covid-19 mengalami gangguan kejiwaan berupa kecemasan, depresi, dan insomnia dalam waktu 90 hari,” jelasnya.

Untuk itu, tambahnya, ada tiga hal yang harus dilakukan. Pertama, semakin mendekat ke agama, maka semakin tenang dan terjauh dari stres akibat dampak dari pandcemi. Kedua, Agama adalah solusi dari berbagai hal termasuk pandemic. Ketiga, pandemic covid-19 semakin endekatkan diri kepada Tuhan dan semakin taat dalam beragama.

Narasumber kedua, Endang Surahman, menjelaskan survey daring pada bulan Maret 2021 yang menemukan bahwa mayoritas responden (81%) merasa semakin religius sejak mereka mengalami/menjalani Pandemi Covid-19.

“Mayoritas responden (97%} juga merasa keyakinan keberagaman mereka membantu secara psikologis dalam menghadapi Pandemi dan dampaknya. Akan tetapi masih sedikit layanan konsultasi psiko-spiritual yang tersedia,” terangnya.

Advertisement

Menurut teori, sambungnya, dalam situasi krisis seperti Pandemi Covid-19 ini, ketika orang mengalami ketakutan, penderitaan, atau penyakit, sering mengalami pembaharuan spiritual.

“Pandemi secara umum mendorong semua kalangan responden lebih religius. Responden penderita dan penyintas lebih beraktivitas spiritual, lebih menyukai layanan keagamaan lewat ceramah agama, pelayanan konseling 24 jam dan konten keagamaan di Medsos,” ujarnya.

Kedua Narasumber menuturkan perlu ditingkatkan layanan keagamaan pada masa Pandemi. Perlu optimalisasi peran pemuka agama dan komunitas (ormas) keagamaan. Karena media layanan keagamaan virtual/online lebih pas dikembangkan di masa Pandemi.

Pelatihan ini mengundang 50 peserta dari unsur MUI Kecamatan, PDM Muhammadiyah Tangsel, PCNU Tangsel, DMI Tangsel, DDII Tangsel, LDII Tangsel, Muslimat Tangsel, BKMT Tangsel, IKADI Tangsel, Khoiru Ummah Tangsel, Yayasan Lentera Al-Qur’an, dan Pusat Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Kota Tangsel. (afm/fid)

Advertisement

Populer