Connect with us

Kabartangsel.com, Nasional – Perkembangan teknologi informasi sekarang ini menjadikan media sebagai kekuatan politik tersendiri. Dengan adanya sosial media maka informasi yang diterima masyarakat kian terbuka. Namun yang terpenting adalah, kenapa media menjadi kekuatan politik baru, karena media memiliki kemampuan mendesain. Dengan demikian cabang-cabang kekuasaan akan terus berkembang. Ia sadar, bahwa tantangan para pelaku media semakin dinamis.

“Selain sebagai kekuatan politik, media juga sudah menjadi institusi keagamaan. Media bisa sebagai sarana mengonsolidir sentimen keagamaan,” ujar Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Juri Ardiantoro, saat memberikan tausiyah di hadapan peserta Konsolidasi Nasional Media Islam Ramah yang dilaksanakan Badan Komunikasi Informasi dan Publikasi-Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) PBNU di Jakarta, (22/8/2017).

Juli Ardiantoro yang juga mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI ini menyebut sudah banyak media menyuguhi konten-konten keagamaan. Untuk itu, lanjut dia, menjadi tantangan peran media untuk menampilkan konten-konten Islam yang ramah.

“Karena konten-konten keagamaan yang beredar di masyarakat, belum tentu memberi cukup dalil-dalil yang kuat. Kondisi ini menurutnya sangat mengkhawatirkan. Apalagi, konten hoax dan kekerasan mengatasnamakan agama. Ini harus diantisipasi,” ungkap Juri.

Advertisement

Media Islam ramah, kata Juri, harus menampilkan sudut pandang yang konferehensif tentang agama ke ruang publik. (sm/fid)

Populer