Connect with us

Pendidikan

SMAN 2 Tangsel Raih Penghargaan Adiwiyata Mandiri Nasional 2014

Rasa bangga menyeruak di dada Neng Nurhemah, Kepala Sekolah Menengah Atas 2 Tangerang Selatan saat menerima Piala Adiwiyata Mandiri dari Wakil Presiden RI Boediono di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (6/6) lalu. Dia bangga karena SMAN 2 Tangsel adalah satu-satunya sekolah di Provinsi Banten yang menerima penghargaan tertinggi bidang kebersihan dan lingkungan sekolah.

Udara sejuk langsung terasa di kulit saat memasuki SMAN 2 Tangsel yang berada di pinggir jalan perempatan Muncul Kecamatan Serpong, Kota Tangsel. Di pekarangan sekolah, gemericik air mancur mungil dikelilingi taman bunga buatan menyambut siapapun yang datang. Pohon – pohon rindang dan tertata rapi.

Di dalam sekolah, kebersihan seperti menjadi syarat mutlak. Tiada terlihat sampah berserakan. Para siswanya sudah terpola untuk menumbuhkan budaya hidup bersih. Namun semua itu bukanlah penyebab utama dipilihnya SMAN 2 Tangsel sebagai peraih Adiwiyata Mandiri.

Koordinator Adiwiyata Mandiri SMAN 2 Tangsel, Sutardi menuturkan, untuk memperoleh penghargaan bergengsi itu, sekolahnya harus membina sepuluh sekolah yang ada di Kota Tangerang Selatan hingga memperoleh Piala Adiwiyata. Piala Adiwiyata merupakan penghargaan bagi sekolah dengan lingkungan bersih. SMAN 2 Tangsel sudah memperolehnya di tahun 2012 lalu.

Advertisement

“Kami diharuskan membina minimal sepuluh sekolah yang ada dikota ini sehingga sekolah binaan kami itu, juga memperoleh gelar Adiwiyata,” tutur Sutardi, Senin (9/6). Sepuluh sekolah binaan di 2013 antara lain SDN Batan Indah, SDN Setu 1, SMA Global Madani, SMAN 7, SMPN 11, SDN Kademangan, SMKN 1, SDN Babakan 1, SDN Muncul 3 dan SMA Sinar Cendikia. Ke sepuluh sekolah tersebut kini sudah mendapatkan penghargaan Adiwiyata.

“Bahkan SDN Cikal Harapan yang kami bina di 2012 sudah mendapat Adiwiyata tingkat nasional,”tuturnya. Keberhasilan membawa sepuluh sekolah memperoleh predikat Adiwiyata tak serta merta membuat SMAN 2 Tangsel merebut Piala Adiwiyata Mandiri. Tim penilai melakukan pengecekan kembali ke masing-masing sekolah terkait bantuan yang sudah diberikan SMAN 2 Tangsel.

“Tim penilai mencari tahu pembinaan apa saja yang sudah kami berikan. Mulai dari ilmu sampai bentuk bantuan fisik, semua dicek oleh tim Adiwiyata. Saat penilaian tersebut, kami tak ikut memantau atau intimidasi,” ujar Sutardi. SMAN 2 Tangsel sendiri cukup percaya diri dengan pembinaan yang mereka lakukan selama ini. Terlebih selama pembinaan, anggaran sekolah mereka bagi 20 persennya untuk penunjang Adiwiyata. Baik untuk persiapan internal sekolah tersebut ataupun untuk sepuluh sekolah binaanya.

“Sebelum diberi bantuan itu, kami nilai yang dibutuhkan apa saja. Jadi penanganan masing-masing sekolah sangatlah berbeda,” ujar Sutardi. Koordinator Sekolah Berwawasan Lingkungan (SBLH) SMAN 2, Iqbal mengatakan untuk pemenangan Adiwiyata Mandiri di dalam sekolah dibentuklah tim yang melibatkan siswa sebagai garda terdepan.

Advertisement

“Semua siswa kami libatkan. Namun yang di garda terdepan melibatkan OSIS, eskul Pecinta Alam, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Pecinta Lingkungan Hidup dan Pramuka,”kata Muhammad Iqbal. Dalam kesehariannya, para siswa itu berperan sebagai Polisi Lingkungan. Mereka menjaga kebersihan, memperhatikan kesehatan teman sekolah, membiasakan tidak buang sampah sembarangan hingga melakukan operasi bersih (Opsih) sebelum pulang sekolah.

“Setiap Kamis, 15 menit sebelum pulang sekolah, siswa di masing-masing kelasnya, melakukan Opsih. Dan itu teratur, ada daftar bagannya,” kata Iqbal. Dan kalaupun pada Jumat lalu, SMAN 2 yang diwakili langsung Kepala Sekolahnya, Neng Nurhemah, menerima penghargaan Piala Adiwiyata dari Wakil Presiden RI, adalah hasil kerja keras guru, siswa, serta sekolah binaan mereka.

“Semua pihak kompak dan saling mendukung, maka wajar kami mendapatkan Adiwiyata Mandiri,” pungkas Iqbal. (kt/sn)

Advertisement

Populer