Pemerintahan
Tekan Penyebaran Demam Berdarah, Tangsel Terapkan Teknologi Radiasi Isotop

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) bakal menerapkan teknologi baru untuk menekan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Teknologi yang mulai diterapkan pada 2015 itu diberi nama radiasi isotop.
Untuk diketahui, kasus DBD di kota berpenduduk 1,4 juta jiwa ini terbilang tinggi. Dari data Dinkes Kota Tangsel, pada 2012 sebanyak 842 warga yang dilaporkan terjangkit DBD. Sedangkan, pada 2013 tercatat 780 laporan kasus.
“Kami terus mencegah perkembangan DBD. Salah satunya melalui teknologi modern, radiasi isotop yang mulai diterapkan 2015 nanti,” kata Sekretaris Dinkes Kota Tangsel, Suharno.
Dalam teknologi isotop, nantinya nyamuk Aedes aegypti jantan ditangkap hidup-hidup. Setelah itu, disuntik dengan isotop agar nyamuk itu mandul. Lalu dilepas kembali.
“Dengan cara ini, nyamuk jantan tidak bisa membuahi nyamuk betina. Akibatnya, nyamuk betina tak bisa menghasilkan telur dan akan mati dengan sendirinya,” beber Suharno.
Secara teknis, kata dia, nyamuk jantan dimandulkan dengan diberi paparan radiasi sinar gamma sebesar 70 gray. Nyamuk dimasukkan dalam tabung-tabung kaca berukuran sama dan diletakkan dalam jarak tertentu dari sumber radiasi. Dua menit saja, ratusan hingga ribuan nyamuk menjadi mandul karena kerja sperma mereka terganggu.
Nyamuk-nyamuk itu kemudian dilepaskan di rumah-rumah penduduk dengan perbandingan sembilan nyamuk jantan mandul per satu ekor nyamuk di tiap rumah. Artinya, jika ditemukan lima ekor nyamuk, ada 45 nyamuk jantan dilepaskan.
Nyamuk-nyamuk mandul hanya akan mengganggu populasi nyamuk Aedes aegypti karena telur-telur yang dihasilkan nyamuk betina tidak akan terbuahi. Secara teori, otomatis jumlahnya di alam akan berkurang.
“Radiasi isotop tidak berbahaya. Hasilnya lebih akurat dan biayanya lebih murah. Juga lebih aman dibanding dengan teknologi sinar-X,” ucapnya.
Menurutnya metode isotop sudah dilakukan diberbagai daerah. Diantaranya, Banjarnegara, Bangka Belitung dan Semarang. Selain itu, dengan penggunaan teknologi isotop biayanya lebih murah dan lebih efisien dibandingkan dengan fogging atau pengasapan.
“Kami berharap setelah menggunakan teknologi isotop angka DBD terus menurun. Di tahun ini juga dipastikan menurun,” ujarnya.(iwan)
-
Bisnis3 hari ago
Tarif Maksimal Hanya Rp10.000, LRT Jabodebek Siap Layani Mobilitas Selama Libur Panjang Waisak
-
Bisnis3 hari ago
Dukung Mobilitas Santri dan Pengurus Pondok Pesantren, KAI Daop 8 dan Yayasan Bumi Shalawat Progresif Sidoarjo Tandatangani Kerjasama
-
Bisnis3 hari ago
Luar Biasa! 9 Tahun Komitmen LindungiHutan Bersama Komunitas Penjaga Alam
-
Bisnis3 hari ago
Kripto Tawarkan Potensi Ekonomi Lebih Besar dan Legal Dibanding Judi Online
-
Bisnis3 hari ago
BANJIR ORDERAN DI ERA DIGITAL : Cekat.AI & MOC Gelar Kopdar Offline Eksklusif STRATEGI JUALAN CERDAS BARENG AI ALA CEKAT AI X META
-
Bisnis3 hari ago
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Green Skilling 18 Bahas Peran Sertifikasi PEFC/IFCC
-
Bisnis3 hari ago
Indonesia Masuki Era Free Intelligence: Pertumbuhan AI Kian Pesat di Berbagai Sektor
-
Bisnis3 hari ago
India Tegaskan Serangan ke Target Terorisme, Bantah Sasar Sipil