Pemerintahan
Tangsel Akan Adopsi Sistem Pendidikan Swedia

Wakil Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie mengatakan Sekolah Dasar (SD) di kotanya berencana akan mengadopsi sistem pendidikan di Swedia.
“Kita sudah MoU dengan Pemkot Nybro (salah satu kota di Swedia), untuk saling tukar informasi dan transfer ilmu terkait pembenahan sistem pendidikan dasar di Kota Tangsel,” kata Wakil Walikota Tangsel, Benyamin Davnie.
Di Swedia, kata dia, anak-anak tidak hanya belajar, akan tetapi dididik untuk mengenal nilai dasar, seperti kejujuran, kemandirian, kepercayaan diri, kerja sama, toleransi, menghargai orang lain, serta mengenal konsep persamaan gender.
“Salah satu alasan kami memilih Swedia karena, sistem pendidikannya dikenal memiliki reputasi apik di kawasan negara Eropa, terutama di kawasan negara Skandinavia,” ujarnya.
Pada 1-7 November 2015 mendatang, ada tujuh delegasi dari Kota Nybro, Swedia rencananya akan mengunjungi dua SD di Tangsel, yaitu SD Negeri Puspiptek, dan satu SD swasta.
“Salah satu poin utamanya yaitu, bagaimana mengenalkan sejak dini kepada anak tentang konsep ramah lingkungan, salah satunya perilaku hidup bersih,” ujarnya.
Benyamin menuturkan, di Swedia anak-anak usia dini tak melulu bermain di dalam kelas. Mereka diajak menelusuri hutan, mengunjungi museum, atau piknik di taman kota. Bahkan, Jika cuaca dingin tak begitu ekstrem, mereka bermain dengan gumpalan salju tebal yang menutupi hamparan pasir halus di playground sekolah.
“Ini metode untuk menstimulasi perkembangan dan pengetahuan anak di dalam lingkungan sekolah yang aman, menyenangkan, dan nyaman sehingga mampu menumbuhkan keinginan dan ketertarikannya untuk belajar,” tuturnya.
Selain itu, kata Benyamin, pihaknya juga tertarik dengan program dari Lund University, Swedia. Yaitu terkait pengembangan sekolah ramah anak. Hal ini katanya, berangkat dari keprihatinan, melihat banyaknya fenomena kekerasan baik fisik maupun psikis di dunia pendidikan di berbagai daerah. Padahal situasi yang tidak ramah itu bisa membentuk karakter anak di masa depan.
“Dalam pendidikan ramah anak, pihak sekolah wajib memberikan yang terbaik untuk anak. Semua kebutuhan anak wajib dipenuhi. Serta dalam proses belajar mengajar tidak boleh ada kekerasan fisik dan psikis, maka para guru dituntut untuk lebih profesional,” tandasnya.
Masih kata Benyamin, jika sekolah berminat mengadopsi program ini, maka harus mengajukan proposal ke Lund University Swedia, selanjutnya gurunya akan mendapat pelatihan gratis di Swedia. Setelah itu mereka harus mengembangkan sekolah ramah anak di daerahnya sesuai karakter daerah masing-masing.”Program ini merupakan tawaran dari Lund University Swedia ke seluruh dunia,” pungkasnya. (one/fid/kts)
-
Bisnis3 hari ago
Peran Vital Petugas Daily Check Sarana di Stasiun: Menjamin Keselamatan dan Kenyamanan Perjalanan Kereta Api
-
Pemerintahan3 hari ago
Jadwal SPMB SMP Negeri di Tangsel Tahun Ajaran 2025/2026, Pendaftaran Dibuka Mulai 24 Juni
-
Bisnis3 hari ago
CALEG GAGAL BANGKIT KARENA LUKISAN: BAGAIMANA SENI MENYEMBUHKAN JIWA AGUS PRIYANTO
-
Serpong Utara3 hari ago
Waisak 2025, WOM Finance Revitalisasi Vihara Cetiya Anurudha di Serpong Utara
-
Pemerintahan3 hari ago
Benyamin Davnie: Kebangkitan Bangsa Berawal dari Langkah Sederhana
-
Bisnis3 hari ago
KAI Properti Jalin Kerja Sama Strategis dengan PT Pandawa Lima Putra (Liwet Asep Stroberi) untuk Pengembangan Properti di Lima Kota
-
Bisnis2 hari ago
KAI Daop 1 Jakarta Gencarkan Sosialisasi Bahaya Aktivitas di Jalur Kereta Api
-
Bisnis3 hari ago
Gen Z dan AI untuk Masa Depan Berkelanjutan: Universitas Tarumanagara Bahas Inovasi Hijau Berbasis Teknologi dalam Innovation Expo