Connect with us

Nasional

Kemenkes dan Qure.ai Jalin Kerja Sama Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Deteksi TB

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan perusahaan teknologi Qure.ai untuk memperkuat kerja sama dalam pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di bidang kesehatan. Fokus utama dari kerja sama ini adalah deteksi dini Tuberkulosis (TB) serta penyakit lainnya melalui pencitraan sinar-X dada di fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk.

MoU ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi layanan kesehatan dan mempercepat transformasi digital di sektor kesehatan. Dengan menggunakan AI, diharapkan proses deteksi TB dan penyakit lainnya dapat lebih cepat, akurat, dan terjangkau.

Menkes Budi Gunadi Sadikin hadir dalam acara penandatanganan MoU tersebut, dan menyaksikan langsung langkah penting ini.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan apresiasi kepada Qure.ai atas kontribusinya dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.

Advertisement

“Teknologi berbasis AI ini akan membuka peluang besar untuk menganalisis data medis dengan lebih cepat dan akurat, memberikan dampak positif baik bagi pasien maupun tenaga medis,” ucap Menkes Budi di gedung Kemenkes, Rabu (26/2).

Melalui kerja sama ini, diharapkan implementasi program skrining TB berbasis kecerdasan buatan dapat mempercepat deteksi dini dan pengobatan. Infrastruktur layanan kesehatan yang telah ada, serta sistem pencitraan sinar-X, akan digunakan untuk menskrining sekitar 5 juta kasus terduga TB setiap tahunnya di Indonesia.

Dengan demikian, kerja sama antara Kemenkes dan Qure.ai tidak hanya berfokus pada peningkatan deteksi TB, tetapi juga pada optimalisasi pengobatan dan pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia. Diharapkan, teknologi AI ini dapat memberikan solusi jangka panjang dalam menangani masalah kesehatan yang terus berkembang di Indonesia.

Dalam lingkup kerja sama ini, ada beberapa langkah strategis yang akan diterapkan. Pertama, penerapan alat berbasis kecerdasan buatan untuk mendeteksi TB dan penyakit lain menggunakan pencitraan sinar-X dada.

Advertisement

Alat ini akan digunakan di fasilitas kesehatan yang telah dipilih dan ditunjuk oleh Kemenkes. Selain itu, kerja sama ini juga mencakup penerapan sistem manajemen dan pelaporan pasien terpusat.

Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan surveilans penyakit secara nasional, serta memfasilitasi teleradiologi untuk mempermudah akses data medis.

Pengembangan kapasitas juga menjadi bagian dari kerja sama ini melalui pelatihan dan dukungan teknis bagi profesional kesehatan dan teknologi informasi.

Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk mengeksplorasi peluang pendanaan guna mendukung adopsi berkelanjutan dari teknologi skrining TB berbasis AI ini dalam program kesehatan nasional. Hal ini bertujuan untuk memperkuat sistem kesehatan yang ada, sekaligus memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.

Advertisement

Kemenkes telah menyiapkan proyek percontohan atau /pilot project/ untuk implementasi perangkat lunak deteksi TB dari Qure.ai di dua rumah sakit, yaitu RS Fatmawati dan RSPON. Proyek ini akan menjadi langkah awal yang diharapkan dapat diperluas di seluruh Indonesia.

Namun, untuk keberhasilan implementasi ini, dibutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai, seperti konektivitas internet yang stabil, cloud hosting, serta sistem Picture Archiving Communication System (PACS) untuk integrasi data medis.

Infrastruktur ini akan memastikan kelancaran proses pengolahan dan analisis data medis yang diperlukan.
Manfaat lain dari penerapan teknologi ini adalah peningkatan efisiensi pelayanan radiologi.

Dengan sistem berbasis AI, proses analisis citra medis akan menjadi lebih cepat dan akurat, mengurangi ketergantungan pada film medis fisik, serta mempermudah penyimpanan, distribusi, dan analisis data medis yang lebih terstruktur.

Advertisement

Keberhasilan implementasi teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional rumah sakit, sekaligus memperbaiki pengalaman pasien. Pasien akan mendapatkan pelayanan yang lebih cepat, dan tenaga medis akan lebih mudah dalam mendiagnosis dan merawat pasien dengan kondisi TB atau penyakit lainnya.

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer